Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Inilah Indikator Overbought dan Oversold Dalam Trading Forex

Inilah Indikator Overbought dan Oversold Dalam Trading Forex

by DIDIMAX

Indikator overbought dan oversold merupakan hal yang wajib untuk dipahami bagi setiap trader forex. Pemahaman atas kedua indikator tersebut akan membantu Anda untuk mencari peluang trading dan hasilkan profit optimal di pasar forex.

Dalam dunia trading, Anda bisa menemukan begitu banyak pilihan tools untuk melakukan analisa guna memprediksi pergerakan market. Tools tersebut akan membantu Anda untuk mengetahui kapan harus entry dan exit dari perdagangan.

Pada kesempatan kali ini, kami akan khusus membahas overbought oversold. Bagi Anda yang penasaran apa fungsinya dan bagaimana kedua indikator tersebut dapat membantu saat trading forex, simak pembahasan lengkap di bawah ini.

 

Berkenalan dengan Overbought Oversold

Jika Anda seorang trader, tentunya sudah paham bahwa pergerakan harga di pasar itu tidak akan bergerak pada satu arah secara terus-menerus. Tidak ada pergerakan harga yang akan naik terus maupun turun terus.

Pada suatu level harga tertentu, pergerakan harga akan terjadi retracement. Misal ketika uptrend, maka harga akan mengalami penurunan, begitu juga ketika downtrend, terdapat momen terjadinya reversal menuju uptrend.

Koreksi atau pembalikan arah pergerakan harga di market ini disebabkan oleh kondisi jenuh beli serta jenuh jual. Kondisi tersebut erat kaitannya dengan indikator overbought dan oversold yang kali ini akan kami bahas.

Apa itu overbought? Jadi, overbought merupakan istilah yang menunjukkan level harga lebih tinggi dibanding nilai instrinsiknya. Kondisi ini menggambarkan ekspektasi market untuk memperbaiki harga di kemudian hari.

Kondisi overbought terjadi karena tingginya permintaan atau aksi buy yang dilakukan oleh pelaku pasar. Kemudian pada level tertentu, harga yang naik akan terkoreksi dan terjadi pembalikan arah menuju ke bawah.

Sedangkan oversold adalah kondisi yang menggambarkan harga asset di market mengalami harga lebih rendah dibanding nilai instrinsiknya. Ini terjadi karena terjadi penjualan terus-menerus serta berpotensi terjadi pembalikan arah.

Kondisi market yang mengalami jenuh jual ataupun jenuh beli ini bisa dianalisa melalui indikator overbought dan oversold. Terdapat banyak pilihan indikator jenis Oscillator yang bisa Anda gunakan untuk menganalisanya.

Tentu, dengan memahami kondisi market saat terjadi jenuh jual ataupun jenuh beli ini dapat memberikan peluang trading menguntungkan. Karena pada dasarnya, kondisi ini akan menjadi awal terjadinya pembalikan arah atau reversal.

Pentingnya Memahami Overbought dan Oversold

Indikator overbought dan oversold akan menunjukkan kondisi market ketika terjadi jenuh jual atau jenuh beli. Tentu, terdapat banyak keuntungan dari mempelajari kondisi market yang sedang terjadi bagi setiap trader.

Pertama, memahami momen jenuh jual dan jenuh beli akan memberikan Anda level entry terbaik. Seperti penjelasan sebelumnya, kondisi jenuh jual dan jenuh beli akan memicu terjadinya reversal atau pembalikan arah.

Itu berarti ketika memahami indikator overbought dan oversold, Anda dapat mengetahui dimana titik harga terendah atau tertinggi dari suatu mata uang. Dengan begitu, Anda bisa mempersiapkan diri untuk open posisi buy atau sell di level tersebut.

Karena memperoleh level entry terbaik (sebelum terjadinya reversal) maka keuntungan yang didapatkan juga lebih optimal. Makanya, ini menjadi salah satu hal penting yang harus dipelajari oleh setiap trader forex. 

Berikutnya, pentingnya memahami overbought dan oversold adalah karena trader dapat mengoptimalkan level take profit. Hal ini juga disebabkan oleh pemahaman akan kapan market mulai melemah dan memicu pembalikan arah.

Sebagai contoh, Anda melakukan entry buy di suatu pair mata uang forex. Dengan indikator overbought dan oversold, Anda bisa mengidentifikasi ketika mulai terjadi pelemahan dari uptrend tersebut saat memasuki level jenuh beli.

Dengan demikian, Anda bisa Bersiap-siap untuk menutup posisi atas perdagangan yang dilakukan sebelum terjadinya pembalikan arah. Tentu, ketika menutup posisi ini dilakukan Anda juga bisa langsung Bersiap-siap untuk open posisi baru ke arah berlawanan.

Indikator Overbought dan Oversold Forex

Telah dijelaskan apa itu overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) dalam trading forex. Keduanya akan memberikan keuntungan bagi trader untuk bisa mendapatkan titik entry terbaik serta titik exit terbaik sebelum terjadinya reversal.

Guna mengidentifikasi kondisi jenuh beli ataupun jenuh jual di market forex, Anda bisa menggunakan beberapa macam indikator. Berikut adalah jenis indikator paling popular yang bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi overbought dan oversold.

RSI

Pertama ada RSI atau Relative Strenght Index yang merupakan indikator overbought dan oversold paling popular di kalangan trader forex maupun instrument lain. Tools ini bekerja dengan mengukur momentum rata-rata keuntungan/kerugian asset di market.

Pada indikator teknikal ini, akan digambarkan pergerakan momentum di antara nilai 0 hingga 100. Nilai ini didapatkan berdasarkan keuntungan rata-rata yang berbanding kerugian dalam periode waktu tertentu, umumnya 14 periode.

Secara default, pengaturan overbought dan oversold pada RSI berada di nilai 30 dan 70. Ketika garis berada di level 30 atau dibawahnya berarti oversold, sedangkan ketika di atas nilai 70 berarti overbought.

Stochastic

Indikator overbought dan oversold berikutnya adalah Stochastic Oscillator yang juga termasuk pilihan popular di kalangan trader. Berbeda dengan Relative Strenght Index, Perhitungan Stochastic didasarkan pada kisaran harga asset pada periode waktu tertentu.

Pada indikator ini terdapat dua garis %D dan %K yang digambarkan pada sebuah range dengan nilai 0 sampai 100. Bila RSI menetapkan level jenuh jual/beli di 30 dan 70, Stochastic menetapkan di level 20/80.

Jadi, ketika garis berada di bawah level 20 berarti menunjukkan jenuh jual atau oversold. Sedangkan ketika garis berada di atas level 80 berarti menunjukkan momen jenuh beli atau overbought.

Itu adalah dua indikator overbought dan oversold paling popular yang umum digunakan oleh kalangan trader forex. Anda juga bisa temukan indikator momentum jenuh jual dan jenuh beli lainnya seperti CCI, William %R dan ROC.

Baca juga tentang: kelebihan triangle patterns dalam forex cocok untuk pemula

Strategi Trading dengan Overbought dan Oversold

Telah dijelaskan bagaimana indikator overbought dan oversold berlaku dalam trading forex. Anda juga sudah mempelajari kenapa pemahaman atas keduanya begitu penting untuk perdagangan di market forex.

Meski demikian, tentu tidak disarankan untuk open posisi hanya dengan mengandalkan level overbought dan oversold. Ada baiknya Anda mengkombinasikan dengan acuan lain agar memperoleh sinyal trading lebih akurat.

Misalnya saja mengkombinasikannya dengan chart pattern, pola candlestick, MA cross atau indikator lainnya. Jadi, usahakan untuk mencari acuan lain sebelum open posisi, bukan sekedar mengandalkan level jenuh jual dan jenuh beli.

Penting juga untuk selalu menguji strategi atau teknik trading yang nantinya hendak Anda pakai di market forex. Ini dilakukan untuk mengetahui win rate atau akurasi dari strategi tersebut, apakah layak atau tidak.

Jika Anda ingin belajar lebih banyak seputar perdagangan di market forex, bisa manfaatkan Pusat Edukasi Gratis dari DIDIMAX. Anda bisa belajar cara penggunaan indikator overbought dan oversold serta berbagai teknik trading lainnya.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama