Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Data PMI Manufaktur Jepang Melambat Tidak Pengaruhi Yen Jepang

Data PMI Manufaktur Jepang Melambat Tidak Pengaruhi Yen Jepang

by Didimax Team

Gejolak pandemi masih terus dirasakan oleh berbagai negara di seluruh dunia dari beberapa hal. Pengaruh besar pandemi yang sangat berdampak pada sektor manufaktur di beberapa negara cuku besar. 

Cukup mengejutkan bahwa keadaan ekonomi dunia masih terus mengalami pasang surut alias keadaan yang belum stabil. Kali ini negara Jepang mengalami manufaktur yang melambat dalam laju terlemahnya sejak lima bulan terakhir. 

Hal ini disebabkan oleh penurunan dari sub indeks produksi serta pesanan baru meski tampak masih berekspansi. Di samping kewalahan menerima kenyataan data PMI Jepang yang melambat, namun berita baik bahwa ini tidak pengaruhi mata uang Jepang. 

Pemerintah Jepang lumayan puas menerima kenyataan tersebut dari hasil penutupan perdagangan internasional Senin lalu. Berita PMI yang dirilis tidak membuat para investor mengalihkannya pada mata uang lain. 

 

Manufaktur Jepang Alami Laju Terlemah

Pada hari Senin 26 Juli 2021, sebuah berita dirilis oleh Biro Statistik Jepang yang merupakan hasil dari survey Jibun Bank yaitu Data PMI Manufaktur periode Juli 2021. Laporan atau data tersebut menunjukkan adanya penurunan ekspansi dari 52.4 menjadi 52.2. 

Penurunan angka ini dianggap mengalami level terendah sejak data lima bulan terakhir. Menurut beberapa laporan bahwa penurunan ini mencerminkan sektor pabrikan Jepang yang dilakukan oleh Pemerintah dalam menerapkan pembatasan untuk menekan angka penyebaran covid-19. 

Diketahui bahwa sektor pabrikan Jepang tersebut berusaha untuk menghadapi hambatan-hambatan terebut. Maka dari grafik yang dirilis bersamaan dengan data PMI tersebut dapat dilihat penurunan ekspansi mengalami pengaruh besar dari beberapa sub-indeks. 

Adapun beberapa sub-indeks tersebut seperti pesanan baru dan produksi yang mengalami kemerosotan sampai pada level terendah enam bulan. Sebenarnya angka penurunan ini masih sangat berekspansi, namun dikhawatirkan dapat mengalami penurunan yang lebih besar di kemudian hari. 

Kenyataan bahwa peningkatan kasus penyebaran covid-19 di negara Jepang menghambat pemasukan bahan baku dari berbagai daerah adalah faktor utama melambatnya ekspansi tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Usamah Bhatti selaku ekonom HIS Markit pada sebuah catatan. 

Tidak hanya hambatan penyetokan bahan baku, namun ternyata aktivitas pada sektor swasta juga mengalami penurunan secara keseluruhan di periode bulan Juli ini dibandingkan dari data bulan sebelumnya. 

Bhatti tampak menegaskan bahwa hal ini dapat berdampak pada perekonomian Jepang pada kuartal III. Di mana saat ini ekonomi Jepang sedang berusaha dan berjuang untuk memulihkan ekonominya dari dampak pandemi yang masih terus berlanjut. 

Yen Jepang Tidak Terpengaruh Sama Sekali

Kondisi perlambatan data PMI Manufaktur Jepang pada Senin pagi ternyata tidak memberikan efek buruk juga pada mata uangnya. Di mana hal tersebut ternyata tidak mampu menekan pergerakan Yen sebagai mata uang Jepang melawan dolar AS. 

Bahkan diketahui bahwa dolar AS yang mengalami pelemahan sebesar 0.13 persen menjadi berada pada kisaran 110.37. Angka ini ditunjukkan pada perdagangan internasional di harga Open hariannya. 

Yen tampak menguat dan berita ini menjadi cukup bagus untuk tidak terlalu berlarut dalam kesedihan akibat data PMI manufaktur tersebut. Adanya penguatan dari mata uang Jepang ini lebih karena keunggulannya menjadi safe haven meski berada di tengah kabar kurang baik terkait kasus covid-19 di Kawasan Asia. 

Pemerintah terus meyakinkan agar mata uang Jepang ini tidak ikut alami hal buruk dari dampak data PMI Manufaktur sampai pemerintah sanggup menangani hal tersebut. Jika terjadi maka Pemerintah Jepang semakin memiliki banyak tugas yang harus segera diselesaikan. 

Di samping kedua berita sedih dan senang tersebut, tampaknya para investor juga sedang menanti pengumuman kebijakan yang dikeluarkan oleh The Fed. Berita tersebut akan disampaikan pada hari Kamis ini. 

Respon para pembuat kebijakan dari The Fed tersebut memang sangat dinantikan oleh pelaku pasar. Tujuannya untuk mengetahui respon terhadap risiko covid-19 dengan varian Delta, serta menunggu rencana tapering dini yang sudah lama dibicarakan. 

Entah harus senang atau sedih mendapatkan dua kabar saling berkebalikan ini, namun saat ini Pemerintah Jepang tengah mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut agar data PMI Manufaktur Jepang di waktu yang akan datang lebih membaik. 

Covid-19 dengan varian terbaru ini memang akan memberikan cara berpikir baru bagi pemerintah Jepang untuk terus mengembalikan kestabilan ekonominya

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama