Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Takut Permintaan Minyak Melemah Akibat Covid-19 Memburuk

Takut Permintaan Minyak Melemah Akibat Covid-19 Memburuk

by Didimax Team

Harga minyak mentah melemah 2% sebab kembali meningkatnya kekhawatiran sebab kekurangan permintaan bahan bakar karena memburuknya permasalahan Covid-19 wilayah Tiongkok. 

Kekhawatiran permintaan bahan bakar sebab Covid-19 memburuk pada negeri importir minyak mentah utama Cina serta kegelisahan hasil pemilihan paruh waktu Amerika Serikat (AS).

Pelakon pasar juga masih memantau laju inflasi serta kenaikan suku bunga yang berpotensi merangsang resesi global.

Harga minyak mentah melemah 2% sebab kembali meningkatnya kekhawatiran hendak kekurangan permintaan bahan bakar terpaut memburuknya permasalahan Covid-19 wilayah Tiongkok yang ialah importir minyak mentah terbanyak dunia. 

 

Harga Minyak Dikabarkan Telah Turun 

Hasil pemilu sela pada Amerika Serikat (AS) juga ikut jadi atensi pasar. Harga minyak mentah turun dekat 2,9% ke zona $88. 65 per barel kemarin (Selasa, 8 November 2022). Larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia, yang diberlakukan selaku pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina, akan diawali tanggal 5 Desember. 

Serta akan diiringi dengan penghentian impor produk oil bulan Februari. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina selaku ‘operasi khusus’. “Pasar agak skeptis terpaut pemilu, sekarang ini masih menunggu efek dari hasilnya,” kata Bob Yawger, selaku direktur perdagangan energi mizuho di New York.

Pada hari Senin, minyak mentah pernah mencetak tingkat paling tinggi semenjak Agustus 2022 sebab terdapatnya laporan kalau pemerintah Tiongkok memikirkan mungkin pelonggaran pembatasan Covid-19. 

Namun, laporan lonjakan permasalahan baru di Guangzhou serta sebagian kota lain di Tiongkok sontak merendahkan ekspektasi pelonggaran tersebut. “Meningkatnya permasalahan Covid di Tiongkok, bagi radar para trader diasumsikan selaku berlanjutnya lockdown,” kata Dennis Kissler, wakil presiden divisi trading di box financial.

Para pelakon pasar juga masih memantau laju inflasi serta kenaikan suku bunga yang berpotensi merangsang resesi global. Pasar masih menantikan informasi CPI dari AS yang akan dirilis minggu ini.

Sementara itu, EIA kemarin juga memangkas proyeksi permintaan bahan bakar AS untuk tahun 2023 serta berkata kalau penciptaan AS untuk tahun depan mungkin akan menyusut, lebih rendah 21% daripada yang ditaksir. 

Dari sisi persediaan, cadangan minyak mentah AS diperkirakan naik sebesar 1,1 juta barel minggu kemudian. Dari kawasan Eropa, Uni Eropa memboikot oil Rusia yang ialah sanksi yang dijatuhkan sebab Rusia menginvasi Ukraina. 

Boikot tersebut akan efisien bertepatan tanggal 5 Desember mendatang serta akan diiringi oleh penghentian impor produk tersebut di bulan Februari. Persediaan bahan bakar sulingan AS berakhir Oktober di tingkat terendah buat Oktober semenjak 1951, bagi administrasi data tenaga AS.

Pertukaran ICE, rumah untuk patokan brent, sudah tingkatkan tingkatan margin awal untuk minyak mentah berjangka brent bulan depan sebesar 4,92%. Artinya membuat mempertahankan posisi berjangka lebih mahal dari penutupan Selasa (8/11/2022). 

Pelakon pasar takut inflasi yang besar serta peningkatan suku bunga bisa merangsang resesi global. Bahkan juga akan menyaksikan informasi harga konsumen AS pada Kamis (10/11/2022). EIA pada Selasa memangkas prospek permintaan tenaga AS untuk 2023. 

EIA berkata ditaksir penciptaan AS tahun depan turun 21% dari yang diperkirakan lebih dahulu. Stok minyak mentah AS diperkirakan sudah bertambah dekat 1,1 juta barel minggu lalu.

Larangan Uni Eropa terhadap oil Rusia, yang diberlakukan selaku pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina, akan diawali pada 5 Desember. Perihal ini akan diiringi dengan penghentian impor produk oil pada Februari. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina selaku "pembedahan spesial".

Harga CPO Dikabarkan Ikut Meningkat

Harga komoditas oil sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik di tahap dini perdagangan Rabu (09/11/2022), sehabis ambles lebih dari 1% di perdagangan kemarin. Mengacu pada refinitiv, harga CPO pada tahap dini perdagangan menguat 0,87% ke myr 4.399/ ton pada jam 09:33 WIB.

Dengan begitu, harga CPO naik tipis 0,02% di selama minggu ini secara point-to-point/PTP serta melesat 19,15% secara bulanan. Akan tetapi, harga CPO masih drop 10,59% secara tahunan.

Analis Hwabao Trust Nie Wen memprediksikan perkembangan ekonomi Cina hanya akan terletak pada kisaran 3, 5% pada kuartal IV-2022, lebih rendah dari kuartal iii yang tercatat 3,9%. Tingkat tersebut juga lebih rendah dibanding proyeksi semula ialah 4-4,5%. 

Bila ekonomi Cina melambat, pasti permintaan akan komoditas menyusut, tercantum CPO. Sementara itu, Cina ialah salah satu importir terbanyak CPO dunia. Tidak hanya itu, harga oil dunia yang melemah makin memencet harga CPO. 

Pada perdagangan kemarin, oil brent tercatat US $95,05 per barel turun 3% dibanding posisi lebih dahulu. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) turun 3,1% jadi US $88,9 per barel. CPO sering dipengaruhi oleh laju minyak saingan sebab mereka bersaing di pasar nabati global.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama