
Pasangan mata uang GBP/AUD mengalami tekanan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental yang melibatkan kebijakan moneter di Inggris dan Australia. Ketidakpastian yang melingkupi prospek ekonomi kedua negara mendorong volatilitas tinggi pada pasangan ini, sekaligus menciptakan peluang dan risiko yang harus diperhitungkan oleh para trader.
Di sisi Inggris, Bank of England (BoE) masih menjadi sorotan utama. Dalam beberapa bulan terakhir, bank sentral Inggris berada di persimpangan kebijakan, antara mempertahankan suku bunga tinggi demi menekan inflasi atau mulai melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang melambat. Ketidakpastian ini berdampak langsung pada pergerakan poundsterling (GBP), terutama terhadap mata uang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap sentimen global seperti dolar Australia (AUD).
Bank of England sebelumnya mempertahankan suku bunga acuan di level tertinggi selama 16 tahun terakhir. Namun, data ekonomi terkini menunjukkan pelemahan di sektor manufaktur dan jasa, yang membuat pasar mulai berspekulasi bahwa BoE akan mengadopsi kebijakan yang lebih dovish di semester kedua tahun 2025. Inflasi yang mulai melandai memang memberikan ruang bagi BoE untuk mengubah arah kebijakan, tetapi kekhawatiran terkait ketahanan ekonomi Inggris pasca-Brexit membuat langkah tersebut menjadi dilematis.
Dari perspektif pelaku pasar, setiap pernyataan pejabat BoE terkait prospek kebijakan moneter menjadi perhatian utama. Pernyataan yang bernada hawkish cenderung mendukung penguatan poundsterling, sementara nada dovish memperbesar tekanan bagi GBP, termasuk terhadap AUD. Sentimen ini tercermin jelas pada pasangan GBP/AUD yang terus bergerak dalam rentang volatil sepanjang kuartal pertama 2025.
Sementara itu, di sisi Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) juga menghadapi tantangan serupa dalam menentukan arah kebijakan moneter. Perekonomian Australia menunjukkan daya tahan yang cukup baik, didukung oleh harga komoditas yang stabil dan permintaan ekspor yang tetap kuat, terutama dari China dan kawasan Asia-Pasifik. Namun, inflasi domestik yang masih di atas target RBA menjadi dilema tersendiri bagi bank sentral.
Dalam beberapa pertemuan terakhir, RBA mempertahankan suku bunga di level yang cukup restriktif. Kebijakan tersebut bertujuan memastikan inflasi kembali ke kisaran target 2-3% tanpa merusak momentum pertumbuhan ekonomi. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa sektor tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan, yang memicu spekulasi bahwa RBA akan mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter di paruh kedua tahun ini.
Ketidakpastian arah kebijakan RBA dan BoE menciptakan dinamika tersendiri bagi pasangan GBP/AUD. Dalam kondisi seperti ini, trader cenderung merespons rilis data ekonomi dan komentar pejabat bank sentral dengan agresif, menciptakan lonjakan volatilitas jangka pendek. GBP/AUD sempat mencatatkan penurunan signifikan setelah data ketenagakerjaan Australia yang lebih lemah dari ekspektasi, tetapi berhasil rebound setelah Gubernur RBA menyatakan bahwa inflasi masih menjadi prioritas utama bank sentral.
Di sisi teknikal, GBP/AUD saat ini berada di kisaran support kritis, di mana level 1.8900 menjadi area kunci yang dipantau pelaku pasar. Jika tekanan jual berlanjut dan menembus level tersebut, potensi pelemahan lanjutan menuju 1.8750 semakin terbuka. Sebaliknya, jika ada sinyal dovish dari BoE atau data ekonomi Inggris yang positif, GBP/AUD berpeluang menguat kembali menuju area resistance di 1.9100 hingga 1.9200.
Fundamental lain yang turut memengaruhi pergerakan GBP/AUD adalah kondisi global, khususnya sentimen risiko. Dolar Australia, sebagai mata uang komoditas, sangat sensitif terhadap perubahan sentimen global. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perlambatan ekonomi China menjadi faktor eksternal yang terus memengaruhi permintaan terhadap AUD. Jika sentimen risiko memburuk, AUD cenderung melemah, memberikan peluang penguatan bagi GBP/AUD.
Namun, kondisi domestik Inggris yang penuh ketidakpastian juga membatasi potensi penguatan poundsterling. Data inflasi yang melandai, tetapi dengan pertumbuhan upah yang masih tinggi, membuat BoE berada di posisi serba salah. Pasar tenaga kerja yang mulai melemah menambah kompleksitas situasi, membuat trader semakin bergantung pada setiap rilis data ekonomi dan pernyataan pejabat bank sentral.
Dalam konteks ini, strategi trading GBP/AUD membutuhkan pendekatan yang adaptif dan berbasis data. Trader perlu memantau kalender ekonomi secara ketat, terutama data inflasi, tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi dari kedua negara. Selain itu, sentimen global juga harus diperhitungkan, mengingat AUD memiliki korelasi yang kuat dengan harga komoditas dan kondisi pasar global secara umum.
Penting bagi trader untuk tidak hanya fokus pada arah kebijakan moneter, tetapi juga memahami bagaimana pasar merespons perubahan ekspektasi tersebut. Di tengah ketidakpastian ini, volatilitas GBP/AUD justru membuka peluang trading yang menarik bagi trader jangka pendek maupun jangka panjang, asalkan diiringi manajemen risiko yang disiplin.
Para trader juga disarankan untuk memanfaatkan analisis teknikal secara optimal. Identifikasi level support dan resistance kunci, serta penggunaan indikator momentum seperti RSI dan MACD, dapat membantu trader mengantisipasi potensi pembalikan arah atau kelanjutan tren. Dalam kondisi volatil seperti saat ini, kesabaran dan disiplin eksekusi menjadi kunci sukses dalam trading GBP/AUD.
Selain itu, memahami korelasi antar aset juga penting. Pergerakan GBP/AUD sering kali dipengaruhi oleh dinamika di pasangan mata uang lain, seperti GBP/USD dan AUD/USD. Jika dolar AS menguat signifikan akibat ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve, AUD cenderung tertekan, memberikan peluang penguatan bagi GBP/AUD meski kondisi fundamental Inggris tidak terlalu mendukung.
Di tengah ketidakpastian arah kebijakan Bank of England dan Reserve Bank of Australia, para trader harus tetap waspada terhadap potensi kejutan pasar. Pernyataan mendadak dari pejabat bank sentral, perubahan drastis dalam data ekonomi, atau eskalasi ketegangan geopolitik global dapat menciptakan lonjakan volatilitas yang mempengaruhi pergerakan GBP/AUD secara signifikan.
Untuk menghadapi kondisi pasar yang penuh tantangan ini, para trader perlu meningkatkan pemahaman dan keterampilan trading mereka. Memiliki fondasi analisis fundamental dan teknikal yang kuat akan membantu trader mengambil keputusan yang lebih bijak dalam merespons dinamika pasar.
Bagi Anda yang ingin meningkatkan kemampuan trading dan memahami lebih dalam strategi menghadapi volatilitas di pasar forex, Didimax menyediakan program edukasi trading forex yang lengkap dan gratis. Dengan bimbingan mentor profesional dan berpengalaman, Anda akan diajarkan cara membaca pergerakan pasar, mengelola risiko, dan menyusun strategi trading yang efektif.
Segera kunjungi www.didimax.co.id dan daftar sekarang juga untuk bergabung dalam komunitas trader Didimax. Dapatkan materi edukasi berkualitas, sesi pelatihan interaktif, serta peluang konsultasi langsung dengan para ahli yang siap membantu Anda meraih kesuksesan di dunia trading forex.