Analisis Teknikal vs Fundamental Saat Pasar Diguncang Isu Perang Dagang
Pasar keuangan adalah medan yang dinamis, tempat di mana jutaan pelaku pasar setiap harinya membuat keputusan jual-beli berdasarkan beragam faktor. Dua pendekatan paling populer dalam menganalisis pasar adalah analisis teknikal dan analisis fundamental. Namun, ketika ketidakpastian global meningkat—seperti saat terjadi isu perang dagang antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok—kedua metode ini sering kali menghasilkan sinyal yang berbeda. Lalu, pendekatan mana yang paling efektif dalam menghadapi gejolak seperti ini?
Memahami Perang Dagang dan Dampaknya terhadap Pasar

Perang dagang mengacu pada kebijakan saling balas tarif dan hambatan perdagangan antara dua atau lebih negara. Tujuan dari kebijakan ini biasanya adalah untuk melindungi industri dalam negeri, namun sering kali justru menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.
Contohnya adalah perang dagang AS-Tiongkok yang memuncak pada 2018–2019. Kebijakan tarif yang diberlakukan menyebabkan perubahan besar dalam harga komoditas, pelemahan mata uang negara berkembang, dan volatilitas tinggi di pasar saham. Dalam kondisi seperti ini, berita dan kebijakan bisa menjadi pemicu utama pergerakan harga. Hal ini menjadi tantangan besar bagi trader dan investor, terutama dalam menentukan pendekatan analisis mana yang sebaiknya digunakan.
Analisis Fundamental: Fokus pada "Mengapa"
Analisis fundamental adalah pendekatan yang menilai nilai intrinsik suatu aset berdasarkan faktor-faktor ekonomi, keuangan, dan geopolitik. Dalam konteks perang dagang, analisis fundamental berfokus pada dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi, kebijakan suku bunga bank sentral, inflasi, neraca perdagangan, hingga sentimen konsumen.
Misalnya, ketika Amerika Serikat memberlakukan tarif tambahan terhadap produk dari Tiongkok, hal ini dapat menyebabkan penurunan impor dan ekspor antar kedua negara. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global bisa melambat, sehingga memengaruhi permintaan terhadap komoditas seperti minyak atau logam industri. Fundamental trader akan memanfaatkan informasi ini untuk menilai potensi pelemahan ekonomi dunia dan menyesuaikan portofolio investasinya.
Namun, tantangan dari pendekatan ini adalah bahwa pasar tidak selalu rasional dalam merespons berita. Reaksi pasar bisa berlebihan atau tertunda. Oleh karena itu, meskipun analisis fundamental memberikan pemahaman jangka panjang yang kuat, dalam jangka pendek sering kali tidak cukup untuk memprediksi pergerakan harga yang tiba-tiba.
Analisis Teknikal: Fokus pada "Bagaimana"
Berbeda dengan fundamental, analisis teknikal tidak peduli mengapa harga bergerak, tetapi lebih menyoroti bagaimana harga bergerak. Dengan menggunakan grafik harga, indikator teknikal, pola candlestick, dan volume, trader teknikal mencoba mengidentifikasi tren dan titik masuk/keluar terbaik.
Ketika pasar dihantam isu perang dagang dan harga bergerak dengan volatilitas tinggi, pendekatan teknikal menjadi sangat berguna untuk membaca momentum dan level support/resistance penting. Misalnya, saat harga emas melonjak karena pelaku pasar mencari aset safe haven, indikator seperti RSI (Relative Strength Index) atau MACD dapat membantu menentukan apakah harga sudah overbought atau masih punya ruang untuk naik.
Keunggulan utama analisis teknikal adalah kemampuannya untuk memberikan sinyal cepat dalam jangka pendek. Trader harian (day trader) dan scalper sangat mengandalkan teknik ini untuk mengambil peluang dari lonjakan volatilitas akibat berita perang dagang. Namun, kelemahannya adalah ketergantungan pada data historis, sehingga ketika terjadi kejutan besar atau berita yang belum pernah terjadi sebelumnya, pola-pola lama bisa menjadi tidak relevan.
Kombinasi Keduanya: Pendekatan Paling Bijak?
Dalam kondisi pasar yang diguncang isu perang dagang, tidak sedikit trader dan investor yang menggabungkan kedua pendekatan tersebut. Strategi ini dikenal sebagai pendekatan intermarket analysis atau hybrid analysis.
Misalnya, seorang trader bisa menggunakan analisis fundamental untuk mengetahui bahwa perang dagang berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi global dan memperkuat aset safe haven seperti emas. Lalu, ia menggunakan analisis teknikal untuk mencari momen terbaik masuk posisi buy pada emas ketika harga sedang melakukan pullback ke level support.
Pendekatan ini dinilai lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan kondisi pasar. Analisis fundamental memberikan arah (arah tren besar), sedangkan teknikal memberikan waktu (kapan masuk dan keluar). Saat isu perang dagang makin kompleks dan penuh kejutan, kemampuan menggabungkan keduanya bisa menjadi keunggulan kompetitif.
Studi Kasus: Dampak Perang Dagang terhadap Pasar Forex
Pasar forex sangat sensitif terhadap berita geopolitik dan ekonomi global. Selama perang dagang AS-Tiongkok, kita menyaksikan penguatan mata uang safe haven seperti JPY dan CHF, serta melemahnya mata uang komoditas seperti AUD dan NZD.
Trader yang mengandalkan analisis fundamental bisa memahami bahwa Australia sangat bergantung pada perdagangan dengan Tiongkok. Sehingga ketika Tiongkok terkena dampak negatif dari perang dagang, AUD ikut melemah. Sementara itu, trader teknikal akan melihat adanya breakdown pada level support AUD/USD dan melakukan entry posisi sell.
Studi kasus ini menunjukkan bahwa pemahaman fundamental membantu memahami mengapa tren terjadi, sementara teknikal membantu menentukan kapan aksi dilakukan. Saat keduanya selaras, peluang trading bisa lebih optimal.
Bagaimana Trader Ritel Harus Menyikapi?
Trader ritel, khususnya di Indonesia, sering kali terburu-buru mengambil keputusan berdasarkan berita viral atau panic selling/buying yang belum tentu memiliki dasar kuat. Ketika pasar bergerak liar karena isu perang dagang, penting untuk tidak terjebak dalam emosi dan tetap disiplin menggunakan pendekatan analisis yang teruji.
Jika Anda lebih menyukai analisis fundamental, pastikan Anda memiliki pemahaman makroekonomi yang memadai serta kemampuan membaca data global. Sedangkan jika Anda lebih nyaman dengan teknikal, konsistensi dalam strategi dan penggunaan manajemen risiko menjadi kunci. Namun, jika Anda bisa menggabungkan keduanya, maka Anda akan lebih siap menghadapi ketidakpastian pasar.
Dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti saat isu perang dagang, edukasi menjadi senjata utama untuk bertahan dan menang. Jangan hanya mengandalkan insting atau ikut-ikutan sinyal dari grup yang belum tentu teruji. Pahami dasar-dasar analisis teknikal dan fundamental secara menyeluruh melalui program edukasi yang terpercaya.
Didimax hadir untuk membantu Anda menjadi trader yang cerdas dan siap menghadapi tantangan pasar global. Ikuti program edukasi trading gratis dan terstruktur dari Didimax, baik secara online maupun tatap muka, dengan mentor-mentor berpengalaman. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan mulai perjalanan trading Anda dengan pondasi yang kokoh dan strategi yang terarah.