Dalam dunia ekonomi dan pasar keuangan, istilah "dovish" sering kali digunakan untuk menggambarkan sikap bank sentral atau pembuat kebijakan yang lebih condong pada kebijakan moneter yang longgar. Sebaliknya dari "hawkish," kebijakan dovish biasanya ditandai dengan fokus pada mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan lapangan kerja, sering kali dengan mengorbankan kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi. Namun, apa saja indikator yang menunjukkan bahwa suatu kebijakan dianggap dovish? Artikel ini akan membahas berbagai indikator utama yang dapat membantu memahami arah kebijakan moneter yang cenderung dovish.
1. Penurunan Suku Bunga Acuan
Salah satu indikator paling jelas dari kebijakan dovish adalah penurunan suku bunga acuan. Bank sentral, seperti Federal Reserve di Amerika Serikat atau Bank Indonesia, sering kali menurunkan suku bunga untuk merangsang aktivitas ekonomi. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman menjadi lebih murah bagi konsumen dan bisnis. Hal ini diharapkan dapat mendorong belanja konsumen, investasi bisnis, dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Namun, penurunan suku bunga juga memiliki risiko. Kebijakan ini dapat mendorong inflasi jika diterapkan terlalu lama, sehingga bank sentral harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memutuskan untuk memangkas suku bunga.
2. Komunikasi yang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Indikator lain yang menunjukkan kebijakan dovish adalah komunikasi dari bank sentral yang secara eksplisit menyebutkan pentingnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam konferensi pers, laporan kebijakan moneter, atau pidato pejabat tinggi bank sentral, sering kali ada pernyataan yang menekankan perlunya menjaga stabilitas ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Misalnya, Federal Reserve sering kali menggunakan frasa seperti "supporting maximum employment" untuk menggambarkan fokus dovish mereka.
3. Peningkatan Program Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing)
Pelonggaran kuantitatif (QE) adalah salah satu alat kebijakan yang digunakan oleh bank sentral untuk meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Dalam kebijakan dovish, bank sentral dapat memperluas program QE dengan membeli lebih banyak aset, seperti obligasi pemerintah atau sekuritas berbasis hipotek. Tujuannya adalah untuk menurunkan suku bunga jangka panjang dan mendorong pinjaman serta investasi.
QE sering kali digunakan selama masa krisis ekonomi, seperti yang terlihat selama krisis keuangan global 2008 dan pandemi COVID-19. Langkah ini mencerminkan komitmen bank sentral untuk mendukung pertumbuhan ekonomi meskipun inflasi rendah atau bahkan negatif.
4. Ekspektasi Inflasi yang Rendah
Bank sentral yang dovish cenderung lebih toleran terhadap inflasi rendah atau bahkan deflasi. Dalam situasi di mana inflasi berada di bawah target, seperti 2% untuk banyak bank sentral, mereka mungkin memilih untuk mempertahankan kebijakan moneter yang longgar untuk mendorong harga naik ke tingkat yang lebih sehat. Pernyataan yang menunjukkan bahwa bank sentral tidak terlalu khawatir tentang inflasi sering kali menjadi indikator kuat dari pendekatan dovish.
5. Pengangguran yang Tinggi atau Pasar Tenaga Kerja yang Lemah
Pasar tenaga kerja adalah salah satu fokus utama dalam kebijakan dovish. Jika tingkat pengangguran tinggi atau pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda kelemahan, bank sentral biasanya akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup pemangkasan suku bunga atau memperluas program stimulus lainnya.
Laporan data tenaga kerja, seperti Non-Farm Payrolls (NFP) di AS atau Tingkat Pengangguran di Indonesia, adalah indikator penting yang sering digunakan untuk menilai kesehatan pasar tenaga kerja dan menentukan arah kebijakan moneter.
6. Revisi ke Bawah pada Proyeksi Ekonomi
Ketika bank sentral menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, hal ini dapat menjadi tanda bahwa mereka akan mengambil pendekatan dovish. Revisi ke bawah pada produk domestik bruto (PDB), inflasi, atau ekspektasi tenaga kerja sering kali diikuti oleh pengumuman kebijakan yang bertujuan untuk mendukung ekonomi. Hal ini mencerminkan sikap bank sentral yang lebih proaktif dalam menangani tantangan ekonomi.
7. Pasar Keuangan yang Berorientasi pada Risiko Rendah
Kebijakan dovish sering kali mendorong investor untuk mencari aset berisiko, seperti saham, karena ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap rendah. Sebagai contoh, pasar yang bullish pada aset seperti emas, saham teknologi, atau obligasi dengan imbal hasil tinggi sering kali mencerminkan persepsi bahwa kebijakan moneter akan tetap longgar dalam jangka pendek hingga menengah.
8. Pernyataan tentang Ketidakpastian Ekonomi Global
Ketidakpastian ekonomi global, seperti konflik perdagangan, pandemi, atau ketegangan geopolitik, sering kali menjadi alasan bagi bank sentral untuk mengambil pendekatan dovish. Dalam situasi ini, mereka cenderung berhati-hati dalam mengetatkan kebijakan moneter karena risiko tambahan yang dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi domestik.
Kesimpulan
Indikator kebijakan dovish dapat bervariasi tergantung pada konteks ekonomi dan keuangan suatu negara. Namun, penurunan suku bunga, komunikasi yang mendukung pertumbuhan, peningkatan program pelonggaran kuantitatif, dan ekspektasi inflasi yang rendah adalah beberapa indikator utama yang dapat memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter yang lebih longgar. Dengan memahami indikator-indikator ini, pelaku pasar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana dan mengantisipasi dampak kebijakan moneter terhadap ekonomi secara keseluruhan.
Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana kebijakan moneter dovish memengaruhi pasar forex, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dalam program edukasi trading di Didimax. Sebagai broker terbaik di Indonesia, Didimax menyediakan berbagai fasilitas, termasuk edukasi gratis dan layanan premium yang dirancang untuk membantu Anda meraih sukses dalam trading.
Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan daftarkan diri Anda untuk belajar dari para ahli trading yang berpengalaman. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk mengembangkan kemampuan trading Anda ke level berikutnya!