Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Apakah Harus Berhenti Trading Saat Bank Holiday? Ini Jawabannya

Apakah Harus Berhenti Trading Saat Bank Holiday? Ini Jawabannya

by Muhammad

Apakah Harus Berhenti Trading Saat Bank Holiday? Ini Jawabannya

Bagi banyak trader, kalender ekonomi adalah salah satu “peta jalan” terpenting sebelum memutuskan open posisi. Di sana, kita bisa melihat jadwal rilis data, pidato bank sentral, hingga hari libur perbankan — atau yang biasa disebut bank holiday.

Namun, pertanyaan klasik selalu muncul:

“Kalau bank holiday, apa sebaiknya berhenti trading total?”

Sebagian trader memilih menutup laptop dan menikmati libur. Sebagian lainnya tetap aktif, berharap ada peluang yang bisa dimanfaatkan meski market cenderung sepi.

Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak.

Yang lebih tepat adalah: pahami dulu karakter market saat bank holiday, baru tentukan apakah perlu trading — dan bagaimana caranya.

Pada artikel ini, kita akan membahas:

  • Apa sebenarnya bank holiday dalam konteks trading

  • Dampak bank holiday terhadap market forex

  • Risiko yang sering tidak disadari trader

  • Situasi kapan sebaiknya “istirahat”

  • Kapan masih boleh trading — dan strategi yang lebih aman

  • Kesalahan umum yang harus dihindari

Mari kita mulai.


Apa Itu Bank Holiday?

Bank holiday adalah hari libur resmi di suatu negara ketika:

  • bank tutup

  • aktivitas transaksi perbankan terbatas

  • likuiditas dalam sistem keuangan berkurang

Dalam konteks forex, bank holiday negara besar seperti:

  • Amerika Serikat

  • Inggris

  • Zona Euro

  • Jepang

biasanya memiliki dampak yang cukup signifikan.

Walaupun market forex secara teknis buka 24 jam selama hari kerja, bank merupakan penyedia likuiditas terbesar. Jadi ketika bank utama libur, aliran transaksi menurun, dan ini mempengaruhi pergerakan harga.


Bagaimana Market Berperilaku Saat Bank Holiday?

Secara umum, beberapa karakter market yang sering terlihat:

1. Likuiditas menurun

Jumlah pelaku pasar berkurang, terutama dari institusi besar.

Dampaknya:

  • order book lebih tipis

  • harga bisa bergerak “loncat”

  • spread melebar

Trader retail sering tidak menyadari bahwa kondisi ini membuat eksekusi order lebih berisiko.

2. Volatilitas cenderung tidak normal

Ada dua skenario yang bisa terjadi:

1️⃣ Market sangat sepi, sideways sempit, sulit cari momentum.

2️⃣ Market tiba-tiba bergerak tajam, bukan karena fundamental besar, tetapi karena sedikit order bisa menggerakkan harga jauh.

Keduanya sama-sama berbahaya jika trader tidak menyesuaikan strategi.

3. Sinyal teknikal sering “palsu”

Indikator seperti:

  • moving average

  • RSI

  • stochastic

  • breakout support/resistance

bisa memberi sinyal yang terlihat meyakinkan — tapi gagal tidak lama kemudian.

Ini terjadi karena market tidak memiliki volume yang cukup untuk melanjutkan arah.


Risiko Utama Trading Saat Bank Holiday

Kenapa banyak trader berpengalaman memilih mengurangi aktivitas di hari-hari seperti ini? Berikut beberapa alasannya.

✔ Spread Melebar

Broker biasanya menyesuaikan spread mengikuti kondisi likuiditas.

Spread yang tadinya:

1–2 pips

bisa menjadi:

5–15 pips atau lebih (terutama di pair minor dan exotic)

Ini bisa “memakan” profit sejak awal order masuk.

✔ Slippage

Ketika eksekusi market order, harga yang didapat bisa berbeda jauh dari harga yang ditampilkan.

Untuk trader scalping, ini sangat menyakitkan.

✔ Stop Loss Mudah Tersentuh

Karena pergerakan tidak stabil:

  • harga naik turun tajam

  • lalu kembali ke posisi semula

stop loss kecil mudah sekali kena, padahal arah akhirnya sesuai analisa.

✔ Psikologi Tidak Stabil

Banyak trader:

  • memaksa entry karena merasa “sayang” kalau tidak trading

  • mengejar profit kecil, malah berakhir rugi besar

Padahal, disiplin menunggu sering kali lebih menguntungkan.


Jadi, Haruskah Berhenti Trading?

Jawaban paling bijak:

Jika Anda belum berpengalaman, lebih baik istirahat.

Trading adalah bisnis. Jika kondisi pasar tidak ideal, profesional tahu kapan harus tidak melakukan apa-apa.

Namun…

Bukan berarti bank holiday selalu berarti tidak boleh trading sama sekali.

Untuk trader yang sudah memahami risiko, ada beberapa pendekatan yang masih bisa dilakukan — tentu dengan adaptasi.


Kapan Sebaiknya Benar-Benar Tidak Trading?

Pertimbangkan untuk off market jika:

  • Anda masih baru belajar

  • Anda menggunakan strategi scalping agresif

  • Psikologi sedang tidak stabil

  • Tidak ada setup jelas sesuai trading plan

  • Spread broker sudah terlihat melebar sejak awal sesi

Selain itu, jika bank holiday terjadi di negara besar seperti:

  • USA (New York)

  • UK (London)

  • Jepang

  • Eropa

biasanya efeknya lebih terasa.

Di waktu-waktu seperti ini, lebih baik gunakan waktu untuk:

  • review jurnal trading

  • belajar materi analisa

  • backtest strategi

Daripada memaksakan entry tanpa kualitas.


Kapan Masih Boleh Trading Saat Bank Holiday?

Untuk trader yang lebih berpengalaman, masih ada peluang, asalkan:

1. Fokus Pair Dengan Likuiditas Tinggi

Misalnya:

  • EUR/USD

  • GBP/USD

  • USD/JPY

Hindari pair exotic dan cross yang likuiditasnya tipis.

2. Gunakan Timeframe Lebih Tinggi

Alih-alih scalping di M1–M5, pertimbangkan:

  • H1

  • H4

  • Daily

Tujuannya, agar noise kecil tidak terlalu mempengaruhi keputusan.

3. Kurangi Lot

Risk management harus lebih konservatif:

  • kurangi lot minimal 30–50%

  • tetap gunakan stop loss

  • target realistis, jangan rakus

Ingat: tujuan utama adalah bertahan, bukan mengejar profit besar.

4. Hindari Breakout Tanpa Volume

Breakout palsu sering terjadi saat bank holiday.

Lebih aman gunakan pendekatan:

  • buy di support kuat

  • sell di resistance kuat

dengan konfirmasi price action.


Kesalahan Umum Trader Saat Bank Holiday

Beberapa kesalahan klasik yang sering terjadi:

❌ Memaksa trading karena takut “ketinggalan”

❌ Tidak mengecek kalender ekonomi

❌ Menggunakan lot besar untuk kejar target harian

❌ Membuka banyak posisi sekaligus

❌ Mengabaikan spread yang melebar

Jika Anda merasa pernah melakukan beberapa hal di atas, itu tanda bahwa manajemen risiko perlu diperbaiki.


Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Jika Memilih Istirahat?

Berhenti trading bukan berarti berhenti berkembang.

Gunakan waktu untuk:

  • membaca ulang materi risk management

  • mempelajari strategi baru

  • mengevaluasi kesalahan sebelumnya

  • latihan di akun demo

  • mengikuti webinar edukasi

Banyak trader profesional sukses karena tahu kapan harus menepi.


Kesimpulan: Pilihan Ada di Tangan Anda

Bank holiday bukan musuh. Ia hanyalah kondisi pasar yang berbeda.

Yang terpenting bukan apakah kita trading atau tidak, tetapi:

Apakah keputusan kita didasarkan pada pengetahuan, analisa, dan disiplin — atau hanya karena emosi?

Jika ragu, tidak trading adalah keputusan yang sering kali lebih bijak.

Namun jika tetap memilih masuk market, lakukan dengan:

  • kesadaran risiko

  • lot kecil

  • strategi yang disesuaikan

  • manajemen emosi yang baik

Trader yang bertahan lama adalah mereka yang bijak memilih kapan gas, kapan rem.


Bagi kamu yang ingin memahami lebih dalam tentang cara membaca kondisi market, termasuk bagaimana menyikapi bank holiday, likuiditas, spread, dan strategi yang lebih aman — kamu bisa memperdalamnya melalui program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana, kamu tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktek langsung, dibimbing mentor berpengalaman.

Belajar bersama komunitas yang tepat akan membuat perjalanan trading lebih terarah, terkontrol, dan minim trial-and-error yang mahal. Jika kamu serius ingin meningkatkan kemampuan trading, silakan kunjungi www.didimax.co.id dan mulai bangun fondasi trading yang lebih kuat dari sekarang.