Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Apakah Yen Jepang Masih Jadi Mata Uang Favorit di Tahun 2025?

Apakah Yen Jepang Masih Jadi Mata Uang Favorit di Tahun 2025?

by rizki

Apakah Yen Jepang Masih Jadi Mata Uang Favorit di Tahun 2025?

Selama beberapa dekade, Yen Jepang (JPY) telah menjadi salah satu mata uang yang paling dihormati dan diperdagangkan di dunia. Kekuatan ekonomi Jepang, stabilitas politiknya, dan statusnya sebagai negara pengekspor besar menjadikan Yen sebagai pilihan utama bagi investor dan trader global. Namun, seiring berjalannya waktu dan dinamika global yang terus berubah, posisi Yen kini mulai dipertanyakan. Apakah di tahun 2025 ini Yen masih menjadi mata uang favorit di kalangan trader dan pelaku pasar keuangan?

Sejarah Singkat Dominasi Yen

Untuk memahami posisi Yen saat ini, kita perlu menengok ke belakang. Yen mulai menguat secara signifikan sejak akhir tahun 1970-an, ketika Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Sebagai eksportir barang elektronik dan otomotif terbesar di dunia, Jepang berhasil mendongkrak permintaan global terhadap Yen. Selain itu, stabilitas politik dan tingkat inflasi yang rendah membuat Yen menjadi mata uang safe haven—tempat pelarian modal saat gejolak ekonomi melanda dunia.

Bank of Japan (BoJ), sebagai bank sentral Jepang, juga dikenal sangat berhati-hati dalam kebijakan moneter. Pendekatan konservatif ini membuat Yen sering dianggap sebagai mata uang yang stabil, menjadikannya favorit para investor institusional.

Faktor-Faktor yang Menentukan Daya Tarik Yen di 2025

Kini kita berada di tahun 2025. Dunia telah berubah pasca-pandemi, konflik geopolitik meningkat, dan kebijakan suku bunga global berada dalam fase baru. Lalu bagaimana dengan Yen?

1. Kebijakan Moneter Jepang yang Super Longgar

Salah satu alasan utama mengapa Yen mulai kehilangan daya tariknya dalam beberapa tahun terakhir adalah kebijakan moneter ultra-longgar dari Bank of Japan. Suku bunga negatif yang telah diterapkan selama hampir satu dekade membuat return dari investasi dalam Yen menjadi sangat rendah, bahkan cenderung merugikan jika dibandingkan dengan mata uang lain seperti Dolar AS atau Euro.

Meskipun pada akhir 2023 dan awal 2024 mulai ada sinyal bahwa BoJ akan mulai mengetatkan kebijakannya, kenyataannya proses tersebut berjalan sangat lambat. Hingga kuartal pertama 2025, suku bunga di Jepang masih sangat rendah dibandingkan dengan negara maju lainnya, seperti AS dan Inggris yang sudah menaikkan suku bunga secara agresif untuk melawan inflasi.

2. Volatilitas Global dan Fungsi Safe Haven

Meskipun yield yang rendah membuat Yen kurang menarik dari sisi imbal hasil, banyak trader masih menggunakannya sebagai safe haven saat pasar mengalami ketidakpastian. Misalnya, pada saat terjadi konflik di Timur Tengah atau ketegangan AS-Tiongkok meningkat, permintaan terhadap Yen cenderung naik.

Namun, posisi Yen sebagai safe haven mulai tergeser oleh Dolar AS dan bahkan Franc Swiss (CHF). Hal ini sebagian besar karena ekonomi Jepang sendiri kini dipandang kurang kompetitif, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Tiongkok yang mengalami akselerasi inovasi dan ekspansi ekonomi.

3. Lemahnya Pertumbuhan Ekonomi Domestik Jepang

Faktor penting lainnya adalah stagnasi ekonomi Jepang yang terus berlanjut. Jepang kini menghadapi krisis demografi dengan populasi yang menyusut dan masyarakat yang menua. Ini mengurangi potensi pertumbuhan jangka panjang dan menciptakan beban fiskal yang besar pada pemerintah.

Pertumbuhan GDP Jepang dalam beberapa tahun terakhir relatif stagnan, dan reformasi ekonomi yang dijanjikan oleh berbagai pemerintahan belum menunjukkan hasil signifikan. Ini menciptakan keraguan di kalangan investor global apakah Yen masih layak dijadikan alat lindung nilai atau investasi jangka panjang.

4. Perubahan Dinamika Pasar Forex Global

Pasar forex sendiri mengalami perubahan struktural. Kini, trader ritel semakin mendominasi volume perdagangan, didorong oleh platform online dan kemudahan akses informasi. Dalam konteks ini, Yen memang masih termasuk dalam “major currencies”, tetapi minat trader ritel cenderung bergeser ke pasangan mata uang yang menawarkan volatilitas tinggi seperti GBP/USD atau EUR/USD.

Likuiditas JPY masih besar, tetapi strategi carry trade—di mana trader meminjam Yen dengan bunga rendah untuk diinvestasikan ke mata uang dengan bunga tinggi—lebih sering menyebabkan pelemahan Yen ketimbang penguatannya.

Statistik dan Data Terbaru: Yen di Mata Dunia

Menurut data dari Bank for International Settlements (BIS), Yen menempati posisi ketiga sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan secara global setelah USD dan EUR. Namun, pangsa pasar Yen terus menurun sejak 2016. Di tahun 2022, porsi transaksi JPY berada di sekitar 17%, dan angka ini sedikit menurun di tahun 2024. Pada 2025, analis memperkirakan pangsa JPY bisa turun di bawah 15% jika tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan ekonomi Jepang.

Dari sisi nilai tukar, Yen mengalami tekanan besar terhadap Dolar AS selama 2023-2024, bahkan sempat menyentuh angka tertinggi dalam dua dekade. Meskipun sempat menguat pada awal 2025 karena spekulasi pasar tentang perubahan kebijakan BoJ, kondisi ini masih sangat rentan terhadap dinamika eksternal.

Lalu, Apakah Yen Masih Jadi Mata Uang Favorit?

Jawabannya tergantung dari sudut pandang dan tujuan penggunaannya.

Bagi institusi keuangan besar yang mencari safe haven dan likuiditas tinggi, Yen mungkin masih menjadi pilihan, meskipun tidak sekuat sebelumnya. Namun, bagi trader ritel atau investor jangka pendek, Yen bukan lagi mata uang yang menawarkan daya tarik maksimal. Mereka cenderung lebih tertarik pada mata uang dengan potensi return yang lebih tinggi dan volatilitas yang lebih atraktif untuk strategi jangka pendek.

Perlu dicatat juga bahwa mata uang seperti Dolar AS dan bahkan mata uang emerging market seperti Rupiah Indonesia dan Peso Meksiko mulai mendapatkan perhatian lebih, karena yield dan potensi pertumbuhannya yang menarik.

Dengan kata lain, Yen masih bertahan, tetapi posisinya sebagai “mata uang favorit” mulai memudar.


Jika kamu ingin lebih memahami dinamika pasar forex dan bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat di tengah berbagai perubahan global ini, penting untuk memperluas wawasanmu. Di dunia yang terus bergerak cepat seperti sekarang, pengetahuan adalah aset paling berharga untuk sukses dalam trading.

Untuk itu, kamu bisa bergabung dalam program edukasi trading dari Didimax, sebuah broker lokal terpercaya yang menyediakan pelatihan, bimbingan, dan akses langsung ke pasar global. Dengan mentor profesional dan komunitas aktif, kamu tidak hanya akan belajar teori tetapi juga praktek langsung dalam mengambil peluang pasar, termasuk bagaimana membaca pergerakan Yen dan mata uang lainnya dengan lebih tajam.