Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Asia FX Gains After Trump Tariff‑Led Selloff; AUD Jumps on RBA Surprise Hold

Asia FX Gains After Trump Tariff‑Led Selloff; AUD Jumps on RBA Surprise Hold

by Iqbal

Asia FX Gains After Trump Tariff‑Led Selloff; AUD Jumps on RBA Surprise Hold

Setelah pasar keuangan global dilanda tekanan oleh pengumuman tarif tambahan dari mantan Presiden AS Donald Trump, mata uang Asia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Para investor yang sebelumnya panik kini mulai kembali masuk ke aset-aset berisiko, mendorong penguatan sejumlah mata uang kawasan Asia. Di antara semua pergerakan tersebut, dolar Australia (AUD) mencuri perhatian pasar setelah Reserve Bank of Australia (RBA) secara mengejutkan mempertahankan suku bunga tetap, sebuah keputusan yang menghidupkan kembali sentimen positif terhadap mata uang tersebut.

Perdagangan forex minggu ini dibuka dengan sentimen hati-hati setelah pengumuman Trump yang mengisyaratkan kemungkinan pengenaan tarif baru terhadap impor dari Tiongkok jika ia kembali menjabat. Kabar tersebut langsung memicu penurunan tajam pada sejumlah mata uang Asia, termasuk yuan Tiongkok (CNY), rupiah Indonesia (IDR), dan won Korea Selatan (KRW). Namun, aksi jual tersebut tampaknya bersifat reaktif dan jangka pendek. Pasar mulai mencerna kenyataan bahwa tindakan Trump tersebut masih bersifat spekulatif dan belum tentu terealisasi, mengingat pemilu AS masih beberapa bulan lagi.

Reaksi Awal: Aksi Jual Panik dan Volatilitas Tinggi

Pada awal minggu, pasar Asia mengalami tekanan hebat setelah Trump dalam wawancaranya mengindikasikan rencana untuk menaikkan tarif hingga 60% terhadap produk asal Tiongkok. Pernyataan ini menghidupkan kembali ketegangan perdagangan yang sempat mereda selama pemerintahan Biden. Investor global segera melakukan aksi lindung nilai, dengan menarik dana dari pasar negara berkembang dan kembali menumpuk aset safe haven seperti dolar AS dan emas.

Dalam kurun waktu 24 jam setelah pernyataan Trump, indeks mata uang Asia (yang mengukur kinerja gabungan mata uang utama Asia terhadap dolar AS) turun hampir 1,2%, angka yang cukup signifikan mengingat biasanya pergerakan harian berada di bawah 0,5%. Yuan Tiongkok, yang menjadi target utama retorika Trump, menyentuh level terlemahnya dalam 4 bulan terakhir. Sementara itu, rupiah Indonesia sempat melemah ke atas level 16.400 per dolar AS sebelum akhirnya pulih sebagian.

Pembalikan Arah: Kembalinya Risk Appetite

Namun, aksi jual tersebut tidak bertahan lama. Beberapa hari setelah gejolak awal, pasar mulai menunjukkan stabilitas. Sejumlah data ekonomi regional yang positif turut membantu menenangkan investor. Misalnya, data ekspor Korea Selatan yang lebih baik dari perkiraan membantu mendorong won ke zona hijau. Hal serupa terjadi pada baht Thailand dan ringgit Malaysia yang juga ikut menguat setelah tekanan awal mereda.

Lebih penting lagi, bank sentral di beberapa negara Asia menunjukkan respons yang proaktif dan menenangkan. Bank of Korea dan Bank Indonesia sama-sama menegaskan komitmen mereka untuk menjaga stabilitas pasar valas melalui intervensi jika diperlukan. Hal ini membantu menenangkan kepanikan dan mendukung rebound sejumlah mata uang.

AUD Mencuri Perhatian: Kejutan dari RBA

Di tengah dinamika tersebut, dolar Australia mencatat penguatan yang mencolok setelah Reserve Bank of Australia (RBA) secara tak terduga memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,35%, bertentangan dengan konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 25 basis poin. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membawa narasi baru mengenai arah kebijakan moneter Australia ke depan.

Pernyataan RBA yang menekankan pada perlambatan tekanan inflasi domestik memberikan keyakinan bahwa bank sentral tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut. Pasar merespon dengan cepat. AUD/USD melonjak lebih dari 1,5% hanya dalam satu hari perdagangan, menandai penguatan harian terbesar dalam lebih dari dua bulan. Kenaikan ini juga tercermin dalam pasangan mata uang lainnya seperti AUD/JPY dan AUD/NZD yang ikut naik tajam.

Analis memperkirakan bahwa posisi netral RBA ini berpotensi menciptakan peluang bagi investor carry trade, terutama mengingat volatilitas global yang cenderung mereda. Apalagi, Australia tetap menjadi salah satu negara dengan fundamental ekonomi yang relatif stabil di kawasan Asia-Pasifik.

Dampak Jangka Pendek dan Prospek ke Depan

Meskipun pemulihan mata uang Asia memberi napas segar bagi investor, sentimen global tetap rapuh. Risiko geopolitik, termasuk ketegangan AS-Tiongkok dan potensi eskalasi perang dagang jilid kedua, masih membayangi. Selain itu, ketidakpastian seputar pemilu AS yang akan datang juga berpotensi menjadi faktor pendorong volatilitas dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, prospek jangka menengah untuk mata uang Asia tetap cukup positif, terutama jika data ekonomi terus menunjukkan pemulihan. Banyak negara di kawasan ini mulai melihat pemulihan ekspor, perbaikan neraca perdagangan, dan stabilitas inflasi, yang menjadi kunci bagi penguatan nilai tukar mereka.

AUD kemungkinan besar akan tetap menjadi mata uang dengan volatilitas tinggi dalam waktu dekat, terutama jika RBA memberikan sinyal lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter. Investor akan mencermati setiap data inflasi, tenaga kerja, dan pernyataan dari Gubernur RBA untuk menentukan arah selanjutnya.

Fokus Pasar Bergeser ke Data Makro

Dengan kejutan dari Trump dan RBA telah dicerna oleh pasar, fokus investor kini beralih ke data makroekonomi yang akan dirilis dalam waktu dekat. Data inflasi AS, angka pengangguran, dan laporan penjualan ritel akan sangat menentukan apakah dolar AS dapat mempertahankan kekuatannya atau akan mulai melemah terhadap mata uang Asia.

Di Asia, data penting seperti GDP kuartal kedua Tiongkok, neraca perdagangan Jepang, serta inflasi di Indonesia dan India juga akan diawasi ketat. Semua faktor ini akan membentuk narasi selanjutnya dalam pergerakan nilai tukar regional.

Satu hal yang pasti: pasar forex tetap menjadi arena yang sangat dinamis dan dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor ekonomi, politik, dan psikologi pasar. Para trader dituntut untuk terus mengikuti perkembangan dan menyesuaikan strategi mereka secara real time.


Jika Anda ingin memahami bagaimana dinamika pasar forex bekerja dan bagaimana membaca peluang dari peristiwa global seperti kebijakan RBA atau komentar Trump, saatnya Anda bergabung dalam program edukasi trading yang komprehensif dari www.didimax.co.id. Didimax menawarkan pelatihan langsung dari para mentor profesional yang siap membimbing Anda dari dasar hingga strategi lanjutan dalam dunia forex.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menguasai keterampilan trading secara menyeluruh dan menjadi bagian dari komunitas trader yang aktif dan suportif. Dengan pendekatan yang praktis dan analisa yang berbasis data, Didimax adalah tempat yang tepat untuk Anda yang ingin serius menekuni dunia trading forex. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan mulai perjalanan trading Anda hari ini.