Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis AUD/USD Melemah Usai Data CPI Australia Lebih Rendah dari Perkiraan

AUD/USD Melemah Usai Data CPI Australia Lebih Rendah dari Perkiraan

by Iqbal

Pasangan mata uang AUD/USD mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan pekan ini, menyusul rilis data inflasi Konsumen (CPI) Australia yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Kabar ini segera memicu aksi jual terhadap dolar Australia karena pasar menilai kemungkinan besar bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan menahan suku bunga acuannya, atau bahkan membuka kemungkinan untuk pelonggaran kebijakan moneter di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Inflasi Australia Melambat: Sinyal Baru bagi RBA

Pada Rabu pagi waktu Sydney, Biro Statistik Australia (ABS) merilis data inflasi tahunan (CPI) untuk kuartal pertama 2025 yang menunjukkan angka 3,4%, turun dari 4,1% pada kuartal sebelumnya dan lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 3,6%. Inflasi inti (trimmed mean CPI), yang lebih diperhatikan oleh RBA karena menghapus dampak harga-harga ekstrem, juga tercatat melandai menjadi 4,0% dari sebelumnya 4,2%.

Penurunan ini dianggap sebagai sinyal bahwa tekanan harga di Australia mulai mereda. Salah satu faktor pendorong perlambatan inflasi adalah melemahnya harga energi dan transportasi, serta stabilisasi harga makanan. Di sisi lain, sektor perumahan dan layanan kesehatan masih menunjukkan tekanan inflasi, namun tidak cukup kuat untuk membalikkan tren penurunan.

Respons Pasar: AUD Tersungkur

Data CPI yang lebih lemah langsung memicu aksi jual terhadap dolar Australia di pasar forex. Pasangan AUD/USD turun lebih dari 1% dalam satu hari dan sempat menyentuh level 0.6470, level terendah dalam dua bulan terakhir. Penurunan ini memperpanjang tren bearish yang telah terbentuk sejak awal tahun, ketika prospek pertumbuhan ekonomi global dan pengetatan kebijakan moneter di negara-negara besar mulai menekan mata uang berisiko seperti AUD.

Investor global segera menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap arah kebijakan RBA. Sebelumnya, masih ada harapan bahwa bank sentral Australia akan tetap hawkish, mempertahankan suku bunga tinggi demi memerangi inflasi. Namun, data terbaru memberi ruang bagi bank sentral untuk bersikap lebih dovish, atau setidaknya mempertahankan suku bunga tanpa kenaikan lebih lanjut.

Perbandingan dengan Kebijakan The Fed

Sementara RBA berpotensi menahan laju kenaikan suku bunga, Federal Reserve Amerika Serikat masih mempertahankan sikap hati-hati namun condong hawkish. Data inflasi di AS masih menunjukkan ketegangan, dengan angka CPI tahunan bertahan di atas 3%, lebih tinggi dari target 2% yang ditetapkan oleh The Fed.

Hal ini menciptakan kontras antara kebijakan moneter kedua negara: di saat Australia mulai melihat penurunan tekanan inflasi, AS masih menghadapi inflasi yang membandel. Akibatnya, imbal hasil obligasi AS tetap tinggi, memperkuat posisi USD di mata investor. Dengan begitu, diferensial suku bunga antara AS dan Australia semakin lebar, yang pada akhirnya mendorong AUD/USD lebih rendah.

Sentimen Ekonomi dan Faktor Eksternal

Selain faktor domestik, dolar Australia juga terpengaruh oleh kondisi eksternal, termasuk permintaan dari mitra dagang utama seperti China. Kinerja ekonomi China yang masih lesu turut menekan permintaan terhadap komoditas ekspor Australia, terutama bijih besi dan batu bara. Hal ini menambah tekanan pada AUD yang secara historis berkorelasi erat dengan harga komoditas.

Geopolitik global juga memberikan tekanan tambahan. Ketegangan di Timur Tengah serta perang dagang yang belum sepenuhnya mereda antara AS dan China meningkatkan ketidakpastian pasar, membuat investor global lebih memilih mata uang safe haven seperti USD dan JPY dibanding AUD.

Analisis Teknis AUD/USD

Dari perspektif teknikal, grafik harian (daily chart) menunjukkan AUD/USD berada di bawah garis moving average 50 dan 100 hari, mengindikasikan tren bearish jangka menengah. Indikator RSI (Relative Strength Index) saat ini mendekati zona oversold, namun belum memberikan sinyal pembalikan arah yang kuat. Support terdekat berada di kisaran 0.6450, sementara resistance kuat berada di 0.6600.

Jika tekanan bearish berlanjut dan AUD/USD menembus support 0.6450, maka ada potensi penurunan lebih lanjut menuju area 0.6400 atau bahkan lebih rendah. Namun, jika data ekonomi lanjutan memberikan sinyal pemulihan atau RBA mengubah retorika kebijakannya, maka potensi rebound bisa terjadi, meskipun terbatas.

Prospek Ke Depan

Prospek AUD/USD dalam jangka pendek tetap tertekan, terutama jika data ekonomi lanjutan dari Australia terus menunjukkan perlambatan. Namun, trader juga harus mewaspadai perkembangan data ekonomi AS yang dapat mempengaruhi arah dolar secara umum. Jika The Fed mulai melunak terhadap ekspektasi suku bunga, maka dolar AS bisa kehilangan tenaga, memberi ruang bagi AUD untuk rebound.

Namun dalam konteks saat ini, narasi utama yang mendominasi pasar adalah bahwa Australia mendekati akhir siklus pengetatan moneternya, sementara AS masih mempertahankan posisi suku bunga tinggi lebih lama. Narasi ini cukup untuk mempertahankan tekanan pada AUD/USD dalam waktu dekat.

Kesimpulan

Pelemahan AUD/USD pasca rilis data CPI Australia yang lebih rendah dari perkiraan adalah cerminan dari perubahan fundamental yang sedang terjadi di pasar. Inflasi yang mereda memberikan ruang bagi RBA untuk menahan diri dari kenaikan suku bunga lebih lanjut, bahkan membuka wacana pemangkasan suku bunga jika ekonomi menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang lebih serius.

Kondisi ini menciptakan lingkungan yang menantang bagi trader forex, terutama mereka yang memperdagangkan pasangan AUD/USD. Namun, di balik tantangan tersebut, selalu ada peluang. Bagi trader yang mampu membaca dinamika makroekonomi dan mengombinasikannya dengan analisis teknikal yang matang, fluktuasi seperti ini justru menjadi ladang profit yang menarik.


Ingin memahami lebih dalam bagaimana data ekonomi global memengaruhi pergerakan mata uang dan bagaimana cara mengambil peluang dari volatilitas seperti ini? Bergabunglah bersama ribuan trader lain dalam program edukasi trading dari Didimax, broker forex lokal terpercaya yang telah berizin resmi BAPPEBTI. Di sini, Anda bisa belajar langsung dari mentor berpengalaman tentang strategi, psikologi trading, dan penggunaan analisis fundamental maupun teknikal dalam pengambilan keputusan trading harian.

Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan temukan kelas edukasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda—mulai dari pemula hingga profesional. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan skill dan wawasan Anda di dunia trading forex dengan dukungan komunitas yang aktif dan edukatif!