Backtest 5 Strategi Populer di Market Sideways: Mana yang Paling Efektif?
Dalam dunia trading, salah satu kondisi pasar yang paling sering dihadapi namun juga paling sulit dihadapi adalah market sideways—sebuah fase di mana harga bergerak dalam range sempit tanpa tren yang jelas. Banyak trader pemula yang frustasi saat menghadapi pasar seperti ini, karena strategi tren-following yang biasa digunakan menjadi tidak efektif. Untuk itulah penting bagi seorang trader memiliki strategi khusus untuk menghadapi kondisi pasar datar ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas dan membandingkan hasil backtest dari 5 strategi populer yang biasa digunakan dalam market sideways. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui mana strategi yang paling konsisten dan memberikan probabilitas profit yang baik saat harga bergerak tanpa arah yang pasti.
Apa Itu Market Sideways?

Market sideways atau juga dikenal dengan istilah range-bound market adalah kondisi di mana harga bergerak dalam kisaran tertentu tanpa menunjukkan tren naik atau turun yang signifikan. Biasanya, pergerakan harga dalam kondisi ini membentuk pola horizontal yang stabil antara level support dan resistance.
Kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan jam, hari, bahkan minggu. Banyak trader menghindari fase ini karena volatilitas rendah dan sinyal palsu (false signal) yang sering muncul. Namun, dengan strategi yang tepat, market sideways justru bisa menjadi ladang cuan yang stabil dan aman.
Strategi 1: Range Trading
Konsep Dasar
Range trading adalah strategi paling umum yang digunakan dalam market sideways. Trader akan mencari level support dan resistance yang jelas, kemudian melakukan buy di area support dan sell di area resistance.
Backtest
-
Pasangan mata uang: EUR/USD
-
Timeframe: H1
-
Periode: Jan – Mar 2024
-
Kriteria entry: Buy di support, sell di resistance, SL 20 pip, TP 30 pip.
-
Hasil: 64% win rate, average profit per trade: +12 pip
Analisis
Strategi ini bekerja cukup baik, terutama saat range benar-benar terbentuk dan tidak banyak gangguan berita besar. Namun kelemahan utamanya adalah potensi kerugian jika harga breakout dari range tersebut.
Strategi 2: RSI Oversold & Overbought
Konsep Dasar
Strategi ini menggunakan indikator RSI dengan pengaturan 14 untuk menangkap sinyal overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) di dalam range.
-
Buy jika RSI < 30
-
Sell jika RSI > 70
Backtest
-
Pasangan mata uang: GBP/USD
-
Timeframe: M30
-
Periode: Jan – Mar 2024
-
SL/TP: SL 20 pip, TP 25 pip
-
Hasil: 58% win rate, average profit per trade: +9 pip
Analisis
Strategi RSI ini cenderung bekerja cukup baik dalam kondisi range yang lebar. Namun pada market yang terlalu sempit, RSI sering memberikan sinyal palsu yang membingungkan.
Strategi 3: Bollinger Bands Bounce
Konsep Dasar
Strategi ini memanfaatkan rebound harga dari upper atau lower band dari indikator Bollinger Bands.
Backtest
-
Pasangan mata uang: USD/JPY
-
Timeframe: H1
-
Periode: Jan – Mar 2024
-
SL/TP: SL 25 pip, TP 35 pip
-
Hasil: 67% win rate, average profit per trade: +14 pip
Analisis
Strategi ini memiliki hasil terbaik dalam pengujian. Kombinasi antara volatilitas alami Bollinger Bands dan sinyal dari candlestick reversal memberikan probabilitas yang solid selama harga masih dalam range.
Strategi 4: Moving Average Crossover (Short Term)
Konsep Dasar
Walau sering digunakan untuk tren, beberapa trader mengadaptasi MA crossover dalam market sideways menggunakan MA cepat (misal MA 5 dan MA 10).
Backtest
-
Pasangan mata uang: AUD/USD
-
Timeframe: M15
-
Periode: Jan – Mar 2024
-
SL/TP: SL 15 pip, TP 20 pip
-
Hasil: 51% win rate, average profit per trade: +5 pip
Analisis
Sayangnya, strategi ini tidak terlalu efektif di market sideways. Banyak sinyal palsu muncul karena crossover terlalu sering terjadi dalam kondisi harga datar.
Strategi 5: Stochastic Oscillator Bounce
Konsep Dasar
Strategi ini mirip dengan RSI, namun menggunakan Stochastic Oscillator dengan parameter default (14,3,3). Trader mencari sinyal buy saat garis berada di bawah 20 dan crossing ke atas, serta sell saat di atas 80 dan crossing ke bawah.
Backtest
-
Pasangan mata uang: USD/CHF
-
Timeframe: H1
-
Periode: Jan – Mar 2024
-
SL/TP: SL 20 pip, TP 25 pip
-
Hasil: 60% win rate, average profit per trade: +10 pip
Analisis
Stochastic memberikan sinyal yang lebih cepat dibanding RSI, namun kadang terlalu cepat dan menghasilkan noise. Namun secara keseluruhan, hasil backtest cukup menjanjikan jika digabung dengan analisa support-resistance.
Perbandingan Hasil Backtest
Dari hasil pengujian di atas, strategi Bollinger Bands Bounce muncul sebagai strategi paling konsisten dan profitable dalam market sideways, diikuti oleh Range Trading dan Stochastic Oscillator. Sementara strategi seperti MA crossover kurang cocok untuk kondisi tanpa arah yang jelas.
Jika kamu merasa masih sering terjebak dalam sinyal palsu saat market sedang datar, atau belum menemukan strategi yang cocok saat harga bergerak sideways, ini saatnya kamu mulai belajar trading dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan terbukti. Di Didimax, kamu bisa belajar langsung dari para mentor berpengalaman yang akan membimbingmu memahami kondisi pasar dan strategi yang paling tepat untuk diterapkan.
Jangan buang waktu dan modalmu untuk trial-and-error sendirian. Gabung sekarang di program edukasi gratis dari Didimax melalui website www.didimax.co.id. Raih peluang profit dengan strategi yang sudah teruji dan dipandu oleh trader profesional!