Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Bagaimana News Mempengaruhi Pergerakan Dolar AS?

Bagaimana News Mempengaruhi Pergerakan Dolar AS?

by Lia Nurullita

Bagaimana News Mempengaruhi Pergerakan Dolar AS?

Dolar Amerika Serikat (USD) merupakan mata uang paling dominan dalam sistem keuangan global. Sebagai mata uang cadangan dunia dan alat tukar utama dalam perdagangan internasional, setiap pergerakan USD memiliki dampak besar tidak hanya pada pasar forex, tetapi juga terhadap pasar saham, obligasi, dan komoditas. Salah satu faktor yang paling signifikan dalam menggerakkan nilai tukar dolar adalah berita — baik berupa data ekonomi, kebijakan moneter, pernyataan pejabat penting, hingga peristiwa geopolitik. Artikel ini akan mengupas bagaimana berita memengaruhi pergerakan dolar AS secara menyeluruh dan mendalam, serta bagaimana para trader bisa memanfaatkannya dalam strategi perdagangan mereka.

1. Jenis Berita yang Mempengaruhi USD

Tidak semua berita berdampak signifikan terhadap pergerakan USD. Berikut beberapa jenis berita yang biasanya menyebabkan volatilitas tinggi:

a. Data Ekonomi

Data ekonomi AS, seperti laporan pengangguran (Non-Farm Payroll/NFP), inflasi (CPI dan PCE), pertumbuhan ekonomi (GDP), dan indeks manufaktur, merupakan indikator utama yang ditunggu oleh para pelaku pasar. Data yang melampaui ekspektasi bisa memperkuat dolar, sementara data yang mengecewakan dapat melemahkannya.

Sebagai contoh, laporan NFP yang lebih tinggi dari perkiraan biasanya menandakan kekuatan pasar tenaga kerja, yang bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga — ini cenderung menguatkan USD. Sebaliknya, jika data NFP buruk, pasar bisa menilai ekonomi melambat, yang berisiko menurunkan nilai USD.

b. Kebijakan Moneter dan Pernyataan The Fed

Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, adalah pemain kunci dalam arah kebijakan moneter. Keputusan suku bunga dan pernyataan dari ketua The Fed, seperti Jerome Powell, sering kali langsung memicu lonjakan besar dalam nilai USD. Jika The Fed menunjukkan sikap hawkish (cenderung menaikkan suku bunga), nilai dolar biasanya menguat. Jika dovish (cenderung menurunkan suku bunga atau mempertahankan suku bunga rendah), maka USD cenderung melemah.

c. Ketidakpastian Geopolitik dan Krisis Global

Peristiwa seperti perang, konflik dagang, atau pandemi global juga memengaruhi dolar. Yang menarik, dalam banyak situasi ketidakpastian global, dolar AS justru menguat. Hal ini karena USD dianggap sebagai safe haven atau aset yang aman saat risiko meningkat.

Contohnya, selama awal pandemi COVID-19, walau ekonomi AS juga terpukul, dolar menguat drastis karena investor global mencari aset aman untuk menghindari risiko pasar negara berkembang.

d. Berita Politik Domestik AS

Pemilu presiden, krisis utang pemerintah, atau kebijakan fiskal besar juga berdampak signifikan. Ketika ada ketidakpastian politik atau kebijakan yang dianggap tidak mendukung ekonomi, nilai dolar bisa turun drastis. Sebaliknya, stabilitas politik dan rencana fiskal yang pro-bisnis biasanya mendukung penguatan dolar.

2. Dampak News Terhadap Pergerakan Jangka Pendek vs Jangka Panjang

Berita ekonomi dan geopolitik dapat memengaruhi dolar dalam dua dimensi waktu yang berbeda:

a. Jangka Pendek

Pada saat rilis berita besar, volatilitas harga bisa meningkat tajam hanya dalam hitungan menit. Trader yang mengandalkan strategi news trading biasanya berusaha menangkap pergerakan ini. Namun, pendekatan ini memiliki risiko tinggi karena pasar sering bereaksi sangat cepat dan kadang tidak rasional.

Sebagai contoh, dalam beberapa menit setelah pengumuman data NFP, pasangan mata uang seperti EUR/USD bisa bergerak ratusan pips. Namun setelah volatilitas mereda, harga bisa kembali ke kisaran semula jika tidak ada arah fundamental jangka panjang yang berubah.

b. Jangka Panjang

Berita juga bisa menciptakan tren jangka panjang, khususnya bila terkait dengan kebijakan moneter atau perubahan ekonomi struktural. Jika The Fed konsisten menaikkan suku bunga selama beberapa bulan karena inflasi yang tinggi, USD bisa membentuk tren bullish selama kuartal demi kuartal. Trader jangka menengah dan panjang biasanya mengambil posisi berdasarkan dinamika ini.

3. Dampak Perbandingan Kinerja Ekonomi Antar Negara

Perlu dicatat bahwa pergerakan USD juga dipengaruhi oleh kinerja relatif antara ekonomi AS dan negara mitra dagangnya. Misalnya, jika data ekonomi AS kuat tetapi data ekonomi Eropa lebih kuat, maka EUR/USD bisa tetap naik, artinya USD justru melemah terhadap euro.

Hal ini membuat analisis berita tidak bisa hanya berfokus pada AS saja. Trader forex perlu memperhatikan data dari zona euro, Tiongkok, Jepang, dan negara-negara besar lainnya untuk mendapatkan gambaran utuh tentang posisi relatif dolar.

4. Reaksi Pasar yang Tidak Selalu Logis

Satu tantangan utama dalam menganalisis dampak berita adalah bahwa reaksi pasar tidak selalu sesuai dengan logika dasar ekonomi. Kadang-kadang, pasar sudah "mengantisipasi" suatu berita sehingga meskipun data positif dirilis, USD malah melemah karena terjadi aksi ambil untung (sell on news).

Selain itu, interpretasi pasar terhadap komentar pejabat bank sentral bisa berbeda tergantung pada konteks makro. Kalimat yang sama bisa dianggap hawkish atau dovish tergantung pada sentimen pasar saat itu.

5. Tools dan Sumber Informasi yang Harus Dimiliki Trader

Untuk memahami dan memanfaatkan pengaruh berita terhadap dolar, trader membutuhkan sumber informasi yang real-time dan alat analisis yang tepat. Beberapa tools penting antara lain:

  • Kalender ekonomi untuk melihat jadwal rilis data dan perkiraannya.

  • Siaran pers dan testimoni pejabat The Fed yang bisa memicu pergerakan besar.

  • Platform berita keuangan seperti Bloomberg, Reuters, dan CNBC.

  • Analisis teknikal untuk menggabungkan sinyal fundamental dengan level harga penting.

  • Risk management tools seperti stop loss, karena trading saat news memiliki risiko tinggi.

Trader profesional biasanya tidak hanya mengandalkan satu sumber, melainkan menggabungkan data ekonomi, indikator teknikal, dan sentimen pasar untuk membangun strategi yang komprehensif.

6. Studi Kasus: Reaksi USD terhadap Data NFP

Sebagai gambaran nyata, mari kita lihat reaksi pasar terhadap rilis data Non-Farm Payroll:

Pada 5 April 2024, data NFP dirilis jauh lebih tinggi dari ekspektasi, menunjukkan penambahan 310.000 pekerjaan dibandingkan prediksi pasar di angka 200.000. Dalam lima menit setelah rilis, USD menguat tajam terhadap mayoritas mata uang, dengan EUR/USD turun lebih dari 80 pips.

Namun, dua jam kemudian, USD melemah kembali karena data upah rata-rata per jam justru mengecewakan. Pasar menilai bahwa walau lapangan kerja bertambah, tekanan inflasi tidak meningkat — ini mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan oleh The Fed.

Studi kasus ini menunjukkan betapa pentingnya membaca berita secara menyeluruh dan tidak hanya fokus pada satu angka headline.

7. Bagaimana Trader Seharusnya Menyikapi News?

Agar tidak terjebak dalam volatilitas yang berlebihan, trader sebaiknya:

  • Selalu mengetahui jadwal rilis berita penting sebelum membuka posisi.

  • Menghindari membuka posisi besar sebelum news dirilis, kecuali sudah ada strategi news trading yang teruji.

  • Menggunakan pending order (buy/sell stop) untuk menangkap breakout dengan risiko terbatas.

  • Mengetahui konteks makro yang lebih luas, bukan hanya mengejar angka ekonomi mentah.

Menguasai bagaimana news memengaruhi USD bukan hanya membantu dalam mengambil posisi yang lebih tepat, tapi juga membantu trader menghindari jebakan volatilitas yang bisa menyebabkan kerugian besar.


Jika Anda ingin belajar lebih dalam tentang bagaimana membaca berita, memahami dampaknya terhadap USD, dan mengembangkan strategi trading berbasis fundamental serta teknikal, saatnya Anda bergabung bersama komunitas trader berpengalaman di Didimax. Didimax menyediakan program edukasi trading forex yang lengkap, interaktif, dan terbukti membantu banyak trader Indonesia mencapai profit konsisten.

Kunjungi www.didimax.co.id sekarang dan daftarkan diri Anda untuk mengikuti program edukasi gratis, baik secara offline di kantor cabang maupun online via webinar. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari mentor profesional dan mendapatkan insight pasar yang tajam setiap harinya.