
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia keuangan global telah mengalami perubahan signifikan dengan kehadiran dan pertumbuhan pesat aset digital, khususnya mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. Meskipun pasar kripto dan pasar forex memiliki karakteristik yang berbeda, keterkaitan antara keduanya menjadi semakin jelas, terutama dalam dinamika sentimen pasar. Para trader dan investor mulai memperhatikan bahwa pergerakan dan sentimen di pasar kripto dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap arah harian pasar forex. Tapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Artikel ini akan membahas bagaimana sentimen pasar kripto membentuk arah forex harian serta mengapa hal ini menjadi penting bagi para pelaku pasar.
Korelasi Psikologis: Emosi yang Sama di Dua Dunia
Salah satu alasan utama mengapa pasar kripto dapat memengaruhi forex adalah karena keduanya digerakkan oleh sentimen pasar yang serupa—yaitu ketakutan, keserakahan, dan spekulasi. Ketika harga Bitcoin melonjak tajam dalam waktu singkat, ini sering memicu gelombang optimisme di kalangan investor ritel dan institusi. Sebaliknya, saat pasar kripto mengalami koreksi tajam atau penurunan besar, hal ini sering kali memicu kehati-hatian yang meluas di berbagai kelas aset, termasuk forex.
Sebagai contoh, ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar kripto karena ketakutan akan regulasi di AS atau China, mata uang safe haven seperti Dolar AS dan Yen Jepang sering kali mengalami penguatan. Ini terjadi karena investor global cenderung mengalihkan dana mereka ke aset yang dianggap lebih aman saat terjadi gejolak di pasar kripto.
Volume dan Volatilitas: Sumber Informasi yang Bernilai
Pasar kripto, khususnya Bitcoin, memiliki volume perdagangan harian yang tinggi dan volatilitas yang ekstrem. Kedua faktor ini membuat kripto menjadi indikator penting bagi trader forex yang mencari sinyal awal pergerakan pasar. Misalnya, lonjakan tiba-tiba dalam harga Ethereum atau Dogecoin bisa mengindikasikan perubahan selera risiko investor. Ini dapat memicu pergerakan dalam pasangan mata uang seperti EUR/USD atau AUD/JPY, yang dikenal sebagai pasangan yang sensitif terhadap risiko.
Volatilitas tinggi di pasar kripto juga sering dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di forex. Ketika pasar kripto tenang, para trader forex mungkin merasa lebih nyaman mengambil posisi berisiko. Sebaliknya, saat volatilitas kripto meningkat, terutama karena berita buruk, para trader forex bisa jadi lebih defensif.
Korelasi Makroekonomi: Pengaruh dari Kebijakan Moneter dan Inflasi
Tidak bisa dipungkiri bahwa pasar kripto dan forex juga terhubung melalui faktor-faktor makroekonomi seperti kebijakan moneter, inflasi, dan suku bunga. Ketika bank sentral seperti Federal Reserve mengumumkan rencana menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi, hal ini tidak hanya mempengaruhi USD di pasar forex, tetapi juga memberikan tekanan pada pasar kripto.
Sebagai contoh, Bitcoin sering disebut sebagai “emas digital”, dan dalam banyak kasus dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun, saat suku bunga naik dan obligasi pemerintah memberikan imbal hasil yang lebih menarik, banyak investor cenderung menarik dananya dari aset spekulatif seperti kripto dan kembali ke aset tradisional. Efek domino dari arus modal ini kemudian terasa juga di pasar forex, dengan penguatan mata uang dari negara yang memiliki kebijakan moneter ketat.
Arbitrase Sentimen: Data dan Teknologi Mempercepat Reaksi Pasar
Dalam era digital seperti sekarang, analisis sentimen pasar telah menjadi alat penting bagi para trader. Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan big data memungkinkan platform trading menganalisis jutaan postingan media sosial, artikel berita, dan forum kripto dalam hitungan detik. Hasil dari analisis sentimen ini kemudian digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga tidak hanya di kripto, tapi juga di forex.
Misalnya, lonjakan volume pencarian untuk kata kunci “Bitcoin crash” atau “crypto regulation” bisa menjadi sinyal bahwa pasar sedang memasuki fase bearish. Trader forex yang tanggap terhadap data ini dapat mengantisipasi potensi penguatan Dolar AS atau pelemahan mata uang berisiko lainnya. Dengan kata lain, pasar forex kini tidak hanya bereaksi terhadap data ekonomi resmi, tetapi juga terhadap “suara” yang muncul dari pasar kripto.
Peran Stablecoin dan Digital Currency
Salah satu perkembangan penting dalam pasar kripto yang mempengaruhi forex adalah pertumbuhan stablecoin seperti USDT (Tether), USDC, dan lainnya. Stablecoin, yang nilainya dipatok terhadap mata uang fiat (biasanya USD), kini digunakan secara luas dalam perdagangan kripto global. Ini menciptakan arus permintaan dan penawaran terhadap USD yang tidak muncul dalam perdagangan forex tradisional, namun tetap memiliki dampak terhadap likuiditas dan arah pergerakan Dolar.
Selain itu, dengan banyaknya negara yang sedang mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC), seperti e-CNY dari China atau Euro digital, hubungan antara dunia kripto dan forex akan menjadi semakin dalam. Kehadiran CBDC akan mengubah cara mata uang ditransaksikan dan memperkenalkan dinamika baru dalam fluktuasi nilai tukar.
Reaksi Investor Institusional

Sebelumnya, pasar kripto didominasi oleh investor ritel. Namun, kini investor institusional seperti hedge fund, perusahaan publik, dan bank investasi sudah mulai masuk ke pasar kripto. Mereka tidak hanya membawa modal besar, tetapi juga pendekatan analitis dan strategi manajemen risiko yang kompleks.
Ketika institusi besar mulai menyesuaikan portofolio mereka berdasarkan perubahan harga Bitcoin atau Ethereum, mereka sering kali juga mengubah posisi mereka di pasar forex sebagai bagian dari strategi lindung nilai atau arbitrase. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi berantai antara pasar kripto dan forex, yang mempercepat penyebaran sentimen dan arah pergerakan harga.
Studi Kasus: Dampak Sentimen Kripto terhadap Pasangan Mata Uang
Sebagai contoh nyata, pada bulan Juni 2021, harga Bitcoin anjlok lebih dari 30% dalam satu minggu karena tekanan regulasi di China. Di waktu yang hampir bersamaan, Dolar AS mengalami penguatan signifikan terhadap mata uang lainnya seperti Euro dan Poundsterling. Ini mencerminkan bagaimana pelarian dari aset berisiko (termasuk kripto) menyebabkan lonjakan permintaan terhadap mata uang safe haven.
Contoh lainnya, ketika Tesla mengumumkan pembelian Bitcoin dalam jumlah besar pada awal 2021, terjadi lonjakan optimisme pasar secara keseluruhan, termasuk di forex. Saat itu, pasangan AUD/USD dan GBP/USD menguat, mencerminkan peningkatan minat terhadap aset berisiko.
Kesimpulan
Pasar kripto dan pasar forex mungkin beroperasi di ekosistem yang berbeda, namun keduanya semakin terhubung melalui jalur sentimen, teknologi, dan kebijakan makroekonomi. Bagi trader yang cerdas, memahami interaksi ini adalah keunggulan kompetitif yang penting. Perubahan dalam sentimen pasar kripto kini bisa menjadi sinyal awal untuk mengantisipasi arah pergerakan harian di pasar forex.
Bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam bagaimana dinamika ini bekerja dan bagaimana cara memanfaatkannya untuk trading yang lebih cerdas, mengikuti program edukasi trading adalah langkah bijak. Di Didimax, Anda akan dibimbing langsung oleh para mentor berpengalaman yang memahami hubungan kompleks antara pasar kripto dan forex. Materi disusun secara sistematis dan mudah dipahami, baik untuk pemula maupun yang sudah memiliki pengalaman.
Segera kunjungi www.didimax.co.id dan daftarkan diri Anda untuk program edukasi trading terbaik di Indonesia. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari praktisi industri dan menjadi trader yang tanggap terhadap perubahan zaman. Saatnya Anda mengambil kendali atas keputusan finansial Anda dan melangkah menuju kebebasan finansial dengan bekal pengetahuan yang tepat.