Cara Memanfaatkan False Breakout di Level Support & Resistance
Dalam dunia trading, baik itu forex, saham, atau komoditas, trader sering kali menghadapi situasi yang membingungkan dan sulit untuk diinterpretasikan. Salah satunya adalah fenomena yang dikenal dengan istilah false breakout. False breakout adalah situasi ketika harga menembus level support atau resistance, namun kemudian berbalik arah dan kembali ke dalam rentang harga sebelumnya. Fenomena ini sering kali menjebak trader untuk membuka posisi yang salah, namun jika dimanfaatkan dengan benar, false breakout bisa menjadi peluang yang menguntungkan.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara memanfaatkan false breakout di level support dan resistance, dan bagaimana trader bisa menggunakan strategi ini untuk menghindari kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Apa Itu False Breakout?
Sebelum masuk ke pembahasan lebih dalam, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu false breakout. False breakout terjadi ketika harga menembus level support atau resistance, namun gerakan tersebut hanya bersifat sementara. Setelah harga menembus level tersebut, pasar kembali berbalik arah, yang kemudian menghasilkan pergerakan harga yang melawan posisi yang dibuka trader.
Fenomena ini sering kali membingungkan banyak trader, terutama pemula, karena mereka biasanya akan terjebak dan membuka posisi berdasarkan asumsi bahwa breakout yang terjadi adalah sinyal untuk pergerakan harga yang lebih lanjut.
Mengidentifikasi False Breakout
Untuk bisa memanfaatkan false breakout, trader perlu mengidentifikasi terlebih dahulu kapan breakout tersebut terjadi dan apakah breakout tersebut valid atau hanya merupakan false breakout. Berikut adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi false breakout:
-
Volume yang Menurun: Ketika harga menembus level support atau resistance namun volume perdagangan menurun, itu bisa menjadi sinyal bahwa breakout tersebut tidak kuat dan berpotensi menjadi false breakout. Breakout yang kuat biasanya diikuti dengan peningkatan volume, sementara false breakout cenderung disertai dengan volume yang lebih rendah.
-
Penutupan Harga yang Kembali ke Dalam Rentang: Salah satu indikator paling jelas dari false breakout adalah ketika harga menembus level support atau resistance, tetapi kemudian menutup kembali di dalam rentang harga sebelumnya. Penutupan seperti ini mengindikasikan bahwa momentum breakout telah hilang, dan harga cenderung akan kembali ke arah asalnya.
-
Candlestick Pattern: Pola candlestick seperti pin bar atau engulfing reversal dapat memberikan petunjuk bahwa false breakout sedang terjadi. Jika harga menembus level support atau resistance, tetapi pola candlestick menunjukkan pembalikan arah, hal ini bisa menjadi sinyal untuk melakukan open position yang berlawanan dengan arah breakout.
Cara Memanfaatkan False Breakout
Setelah kita memahami apa itu false breakout dan bagaimana cara mengidentifikasinya, kini saatnya untuk membahas bagaimana cara memanfaatkan fenomena ini. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh trader untuk mengambil keuntungan dari false breakout.
1. Menunggu Konfirmasi Sebelum Membuka Posisi
Salah satu cara untuk menghindari kerugian akibat false breakout adalah dengan menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum membuka posisi. Konfirmasi ini bisa berupa penutupan candle di luar level support atau resistance yang sudah teruji, atau menggunakan indikator teknikal tambahan untuk memverifikasi arah harga.
Sebagai contoh, jika harga menembus level resistance dan kemudian kembali ke bawah level tersebut, trader bisa menunggu konfirmasi lebih lanjut dengan melihat apakah harga bergerak lebih jauh ke bawah atau malah kembali ke atas. Konfirmasi bisa berupa indikator RSI yang menunjukkan kondisi overbought atau oversold, atau indikator MACD yang mengindikasikan adanya divergensi.
2. Memanfaatkan Level Support dan Resistance Lainnya
False breakout di satu level support atau resistance bisa memberikan sinyal untuk membuka posisi di level support atau resistance berikutnya. Ketika harga kembali bergerak ke arah yang berlawanan setelah breakout, hal ini bisa mengindikasikan adanya peluang untuk membuka posisi di level support atau resistance yang lebih kuat.
Sebagai contoh, jika harga menembus level resistance tetapi kemudian berbalik arah dan kembali ke bawah level tersebut, trader bisa mencari level support yang lebih rendah untuk membuka posisi beli. Sebaliknya, jika harga menembus level support tetapi kemudian berbalik arah, trader bisa mencari level resistance untuk membuka posisi jual.
3. Menggunakan Stop Loss dan Take Profit dengan Bijak
Saat memanfaatkan false breakout, sangat penting untuk menggunakan manajemen risiko yang baik. Salah satu cara untuk melindungi diri dari kerugian akibat false breakout adalah dengan menggunakan stop loss yang tepat. Tempatkan stop loss sedikit di luar level breakout yang terjadi untuk menghindari kerugian besar jika pasar berbalik arah dengan cepat.
Selain itu, gunakan take profit yang realistis dengan memperhatikan pola pergerakan harga. Jangan terlalu serakah dalam menentukan target profit, karena false breakout sering kali hanya menghasilkan pergerakan harga dalam rentang terbatas.
4. Memanfaatkan Indikator Teknikal
Selain candlestick pattern, indikator teknikal seperti Bollinger Bands, RSI, dan MACD dapat membantu mengkonfirmasi apakah sebuah breakout sah atau hanya sebuah false breakout. Misalnya, jika harga menembus level resistance dan RSI menunjukkan kondisi overbought, ini bisa menjadi indikasi bahwa harga mungkin akan berbalik arah. Atau jika harga menembus level support dan MACD menunjukkan divergensi negatif, itu bisa menjadi petunjuk bahwa harga akan kembali ke dalam range sebelumnya.
5. Memperhatikan Time Frame yang Lebih Besar
Terkadang, false breakout hanya terjadi pada time frame yang lebih kecil, sementara pada time frame yang lebih besar, pergerakan harga masih valid. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa pergerakan harga pada time frame yang lebih besar untuk memastikan bahwa breakout yang terjadi bukanlah false breakout.
Jika harga menembus level support atau resistance pada time frame kecil tetapi tidak diikuti dengan pergerakan signifikan pada time frame besar, kemungkinan besar itu adalah false breakout.
Kesimpulan
False breakout memang bisa menjadi jebakan bagi trader yang tidak berhati-hati. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan penggunaan strategi yang tepat, false breakout bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan. Kuncinya adalah kemampuan untuk mengidentifikasi false breakout dengan cermat, menunggu konfirmasi lebih lanjut, dan menggunakan indikator teknikal untuk memperkuat analisis.
Selain itu, manajemen risiko yang baik juga sangat penting untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan dari pergerakan harga yang tidak terduga ini.
Jika Anda ingin lebih memahami cara memanfaatkan false breakout dan meningkatkan kemampuan trading Anda, kami mengundang Anda untuk mengikuti program edukasi trading yang diselenggarakan oleh Didimax. Program ini akan memberikan Anda pemahaman yang lebih mendalam tentang analisis teknikal, manajemen risiko, dan strategi trading yang efektif.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli di dunia trading dan bergabung dengan komunitas trader yang sudah sukses. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga untuk mendaftar dan memulai perjalanan trading Anda.