Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Cara Memilih Pair Forex dengan Volatilitas Rendah untuk Jangka Panjang

Cara Memilih Pair Forex dengan Volatilitas Rendah untuk Jangka Panjang

by Rizka

Cara Memilih Pair Forex dengan Volatilitas Rendah untuk Jangka Panjang

Dalam dunia trading forex, setiap pasangan mata uang (pair) memiliki karakteristik yang berbeda. Ada yang sangat volatile — bergerak cepat dan tajam dalam waktu singkat — dan ada pula yang cenderung stabil dengan pergerakan harga yang lebih tenang. Trader jangka panjang biasanya lebih memilih pair dengan volatilitas rendah karena memberikan kestabilan, meminimalkan risiko, dan memungkinkan analisis fundamental bekerja secara optimal. Namun, menentukan pair dengan volatilitas rendah yang cocok untuk strategi jangka panjang bukanlah hal yang sederhana. Diperlukan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor ekonomi, likuiditas, serta perilaku harga dari masing-masing pair.

Artikel ini akan membahas secara detail bagaimana cara memilih pair forex dengan volatilitas rendah yang ideal untuk investasi atau trading jangka panjang, agar kamu bisa menjaga risiko tetap terkendali dan memaksimalkan potensi profit secara konsisten.


Mengapa Volatilitas Rendah Cocok untuk Jangka Panjang?

Volatilitas adalah ukuran seberapa besar harga suatu pasangan mata uang bergerak dalam periode tertentu. Pair dengan volatilitas tinggi seperti GBP/JPY atau XAU/USD (emas) memang menawarkan potensi profit besar dalam waktu singkat, tetapi juga membawa risiko tinggi karena pergerakan yang ekstrem bisa berbalik arah kapan saja.

Sebaliknya, pair dengan volatilitas rendah seperti EUR/CHF atau EUR/USD memiliki pergerakan harga yang lebih stabil dan cenderung tidak mengalami lonjakan drastis. Ini cocok bagi trader jangka panjang yang mengandalkan analisis fundamental — seperti kebijakan moneter, suku bunga, dan stabilitas ekonomi — karena harga tidak mudah terganggu oleh fluktuasi jangka pendek.

Selain itu, volatilitas rendah juga membantu mengurangi tekanan psikologis saat trading. Trader tidak perlu memantau grafik setiap jam, karena pergerakan harga tidak terlalu liar. Hal ini memungkinkan pendekatan yang lebih santai namun strategis.


Langkah 1: Pahami Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Pair Forex

Sebelum menentukan pair mana yang stabil, kamu perlu memahami apa yang membuat volatilitas naik atau turun. Berikut faktor-faktor utama yang memengaruhinya:

  1. Stabilitas Ekonomi Negara Asal Pair
    Pair yang berasal dari negara-negara dengan ekonomi besar dan stabil (seperti AS, Uni Eropa, Swiss, dan Jepang) biasanya memiliki volatilitas rendah. Sebab, kebijakan moneter dan fiskal negara-negara tersebut lebih dapat diprediksi.

  2. Data Ekonomi dan Kebijakan Suku Bunga
    Pair yang terhubung dengan negara yang sering mengubah suku bunga atau merilis data ekonomi yang ekstrem cenderung lebih volatile. Sebaliknya, negara dengan kebijakan moneter stabil akan menghasilkan pair yang lebih tenang.

  3. Likuiditas Pasar
    Semakin tinggi likuiditas suatu pair, semakin rendah volatilitasnya. Pair mayor seperti EUR/USD, USD/JPY, dan GBP/USD termasuk yang paling likuid di dunia, sehingga lebih stabil dibanding pair minor atau eksotik.

  4. Kondisi Geopolitik dan Krisis Global
    Pair yang melibatkan mata uang dari negara rawan konflik atau bergantung pada komoditas tertentu (seperti CAD atau AUD) bisa menjadi sangat volatile saat ada gejolak global.

Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu akan lebih mudah mengidentifikasi pasangan mata uang yang cocok untuk strategi jangka panjang yang aman.


Langkah 2: Gunakan Data Volatilitas Historis

Untuk mengetahui seberapa volatile suatu pair, kamu bisa memanfaatkan indikator Average True Range (ATR). Indikator ini menunjukkan rata-rata jarak antara high dan low dalam periode tertentu. Semakin tinggi nilai ATR, semakin besar volatilitasnya.

Contoh:

  • EUR/USD biasanya memiliki ATR harian sekitar 50–70 pips.

  • GBP/JPY bisa mencapai 120–200 pips per hari.

Dari sini, kamu bisa melihat bahwa EUR/USD lebih cocok untuk strategi jangka panjang karena pergerakannya lebih tenang. Selain ATR, kamu juga bisa melihat grafik historis harga dalam jangka waktu mingguan atau bulanan untuk melihat pola pergerakan jangka panjang dan konsistensi volatilitas.


Langkah 3: Pilih Pair dengan Korelasi Ekonomi Erat

Salah satu cara untuk menemukan pair yang stabil adalah memilih pasangan mata uang dari dua negara dengan hubungan ekonomi yang erat. Ketika dua negara memiliki struktur ekonomi yang saling terhubung, nilai tukar antar mata uang mereka cenderung bergerak dalam rentang yang lebih sempit.

Beberapa contoh pair dengan korelasi ekonomi kuat dan volatilitas rendah:

  • EUR/CHF (Euro – Swiss Franc): Kedua negara saling terkait erat secara ekonomi dan geografis, membuat pergerakan pair ini relatif stabil.

  • EUR/USD (Euro – US Dollar): Sebagai dua ekonomi terbesar di dunia, pair ini memiliki likuiditas tinggi dan volatilitas moderat.

  • USD/JPY (US Dollar – Japanese Yen): Salah satu pair favorit investor jangka panjang karena kestabilannya yang relatif tinggi dalam kondisi normal.

Hindari pair eksotik seperti USD/TRY (Turkish Lira) atau USD/ZAR (South African Rand) karena pergerakan harga mereka bisa sangat ekstrem akibat ketidakpastian politik dan ekonomi domestik.


Langkah 4: Perhatikan Spread dan Biaya Transaksi

Untuk strategi jangka panjang, faktor biaya juga berpengaruh besar terhadap hasil akhir. Pair dengan volatilitas rendah umumnya memiliki spread kecil karena likuiditasnya tinggi. Misalnya, EUR/USD biasanya memiliki spread hanya 0.5–1 pip, sementara pair eksotik bisa memiliki spread di atas 10 pips.

Spread yang kecil akan mengurangi biaya trading jangka panjang. Selain itu, perhatikan juga swap atau bunga overnight, terutama jika kamu menahan posisi selama berminggu-minggu. Pastikan bunga tidak terlalu besar agar tidak menggerus profit.


Langkah 5: Lakukan Uji Strategi (Backtest)

Sebelum benar-benar memilih pair untuk jangka panjang, lakukan backtest strategi kamu pada data historis minimal 6 bulan hingga 1 tahun. Dengan cara ini, kamu bisa melihat bagaimana performa strategi saat menghadapi berbagai kondisi pasar.

Perhatikan hal-hal berikut:

  • Apakah pair tersebut memberikan tren jangka panjang yang jelas?

  • Seberapa sering terjadi fluktuasi besar yang mengganggu posisi?

  • Apakah profit konsisten atau mudah tergerus oleh volatilitas jangka pendek?

Jika hasil backtest menunjukkan performa yang stabil dan drawdown kecil, berarti pair tersebut cocok untuk strategi jangka panjangmu.


Langkah 6: Disiplin dan Konsisten dalam Manajemen Risiko

Meskipun memilih pair dengan volatilitas rendah, risiko tetap ada. Karena itu, penting untuk tetap disiplin dengan manajemen risiko yang baik. Tentukan batas kerugian maksimum (stop loss), target keuntungan realistis (take profit), dan ukuran lot yang sesuai dengan modal.

Trader jangka panjang biasanya menggunakan risiko 1–2% dari total modal per posisi. Dengan cara ini, meskipun terjadi pergerakan tak terduga, akun tetap aman dari kerugian besar.

Selain itu, pastikan kamu tidak menahan posisi pada saat ada pengumuman ekonomi besar seperti Non-Farm Payroll (NFP) atau keputusan suku bunga, karena walau pair-nya stabil, volatilitas sesaat bisa meningkat tajam.


Rekomendasi Pair Forex dengan Volatilitas Rendah untuk Jangka Panjang

Berikut beberapa pair yang secara historis dikenal memiliki volatilitas rendah dan cocok untuk strategi jangka panjang:

  1. EUR/CHF (Euro – Swiss Franc)
    Stabil, likuid, dan memiliki hubungan ekonomi erat antara dua negara besar di Eropa.

  2. EUR/USD (Euro – US Dollar)
    Sangat likuid dan mudah dianalisis baik secara fundamental maupun teknikal.

  3. USD/JPY (US Dollar – Japanese Yen)
    Cocok untuk investasi jangka panjang dengan volatilitas moderat dan tren yang jelas.

  4. AUD/NZD (Australian Dollar – New Zealand Dollar)
    Memiliki korelasi ekonomi tinggi antar dua negara tetangga, sehingga relatif stabil.

Keempat pair ini sering menjadi pilihan favorit trader profesional yang menerapkan strategi position trading atau swing trading jangka panjang.


Membangun strategi jangka panjang di forex tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan pemahaman mendalam tentang karakter setiap pair, analisis fundamental yang konsisten, serta disiplin dalam pengelolaan risiko. Namun, dengan memilih pair ber-volatilitas rendah, kamu sudah mengambil langkah awal yang bijak untuk menciptakan kestabilan dan profitabilitas berkelanjutan.


Jika kamu ingin mempelajari lebih dalam cara memilih pair forex yang stabil, memahami strategi jangka panjang, serta berlatih langsung dengan bimbingan mentor profesional, Didimax menyediakan program edukasi trading forex gratis dan terlengkap di Indonesia. Di sana kamu bisa belajar analisis teknikal, fundamental, hingga manajemen risiko secara mendalam bersama tim trader berpengalaman.

Kunjungi situs resmi www.didimax.co.id untuk bergabung dengan komunitas trader sukses di seluruh Indonesia. Dapatkan kesempatan mengikuti kelas edukasi offline maupun online secara gratis, dan mulai perjalanan trading jangka panjangmu dengan bimbingan dari broker forex terpercaya di Indonesia — Didimax.