Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Cara Mengatur Take Profit 100 Pips Sesuai Kondisi Pasar

Cara Mengatur Take Profit 100 Pips Sesuai Kondisi Pasar

by Lia Nurullita

Cara Mengatur Take Profit 100 Pips Sesuai Kondisi Pasar

Setiap trader tentu ingin mencapai target take profit yang besar, dan angka 100 pips sering kali menjadi patokan yang menarik. Kedengarannya sederhana: buka posisi, atur target 100 pips, lalu tunggu harga bergerak ke arah yang diinginkan.
Namun, pasar tidak sesederhana itu. Kadang volatilitas tinggi membuat harga bergerak cepat ke arah target, tapi di lain waktu pasar justru bergerak lambat dan datar selama berjam-jam.

Itulah mengapa penting untuk tahu bagaimana cara mengatur take profit sesuai kondisi pasar. Dengan penyesuaian yang tepat, kamu bisa memaksimalkan peluang 100 pips tanpa mengambil risiko berlebihan — bahkan dalam kondisi market yang tidak menentu sekalipun.


1. Kenali Dulu Karakter Kondisi Pasar

Langkah pertama sebelum menentukan target take profit adalah mengenali kondisi pasar saat ini.
Secara umum, pasar memiliki tiga fase utama:

  1. Trending (sedang bergerak kuat satu arah)
    → Cocok untuk target besar seperti 100 pips.

  2. Sideways (bergerak datar di kisaran sempit)
    → Lebih cocok untuk target pendek, misalnya 30–50 pips.

  3. Volatile (bergerak tidak beraturan karena berita besar)
    → Bisa menghasilkan 100 pips cepat, tapi juga berisiko tinggi.

Dengan memahami fase ini, kamu tidak asal menempatkan target besar di pasar yang sempit.
Misalnya, kalau harga EUR/USD hanya bergerak 60 pips per hari, jangan pasang target 100 pips — karena itu tidak realistis untuk kondisi tersebut.


2. Gunakan Average Daily Range (ADR) Sebagai Panduan

ADR (Average Daily Range) adalah alat sederhana untuk mengetahui seberapa jauh rata-rata pergerakan harga setiap hari.
Misalnya:

  • EUR/USD → ADR 85 pips

  • GBP/USD → ADR 120 pips

  • XAU/USD → ADR 250 pips

Jika kamu tahu pair-mu biasanya bergerak 120 pips sehari, maka menargetkan take profit 100 pips sangat masuk akal — tapi jika ADR-nya cuma 70 pips, kamu mungkin perlu menyesuaikan target agar lebih realistis.

Kamu bisa pasang take profit di kisaran 70–80% dari nilai ADR agar lebih aman.


3. Sesuaikan Target dengan Sesi Trading Aktif

Setiap sesi trading memiliki karakteristik yang berbeda:

  • Sesi Asia: pergerakan cenderung tenang (20–60 pips).

  • Sesi London: volatilitas meningkat, cocok untuk target 80–150 pips.

  • Sesi New York: pergerakan besar sering terjadi karena berita AS, ideal untuk target 100 pips ke atas.

Artinya, kalau kamu trading di sesi Asia, target 100 pips bisa terlalu ambisius. Tapi di sesi London–New York, justru sangat realistis.

Mengetahui waktu terbaik untuk entry membuat kamu bisa mengatur take profit sesuai energi pasar saat itu.


4. Gunakan Level Teknis Sebagai Patokan Target

Alih-alih asal menetapkan angka 100 pips, kamu bisa menyesuaikan target berdasarkan struktur teknikal pasar:

  • Resistance terdekat bisa menjadi area take profit untuk posisi buy.

  • Support kuat bisa menjadi target take profit untuk posisi sell.

Jika level-level tersebut ternyata berjarak sekitar 100 pips dari harga entry, maka targetmu sudah ideal secara teknikal.
Dengan cara ini, kamu tidak sekadar mengejar angka bulat, tapi juga mengikuti logika pergerakan harga.


5. Analisis Tren Sebelum Entry

Mengetahui arah tren membantu kamu menentukan apakah target besar seperti 100 pips realistis atau tidak.

Gunakan Moving Average (MA):

  • MA 50 dan MA 200 → untuk melihat arah tren utama.

  • MA 20 → untuk melihat kekuatan jangka pendek.

Jika MA 50 berada di atas MA 200 dan harga masih di atas MA 20, maka tren naik sedang kuat — take profit 100 pips menjadi target yang logis untuk posisi buy.
Tapi kalau tren sedang lemah atau datar, lebih baik kecilkan target untuk menghindari floating panjang.


6. Perhatikan Momentum Sebelum Entry

Momentum adalah tenaga pasar yang mendorong harga ke arah tertentu.
Kamu bisa memanfaatkan indikator MACD atau RSI untuk mengukur kekuatan momentum.

Contohnya:

  • RSI > 60 dan naik → momentum bullish, cocok untuk target besar.

  • RSI < 40 dan turun → momentum bearish, bisa targetkan 100 pips untuk sell.

Tapi jika RSI berada di tengah (40–60), itu tanda pasar lemah — jadi targetkan profit yang lebih kecil dulu.
Menyesuaikan target dengan kekuatan momentum akan membuat sistem tradingmu jauh lebih efisien.


7. Kelola Risiko Sesuai Kondisi Market

Mengatur take profit harus selalu diiringi dengan manajemen risiko yang proporsional.
Jangan pasang target 100 pips dengan stop loss 100 pips juga. Idealnya, gunakan rasio risk/reward minimal 1:2.

Contoh:

  • Stop loss: 40 pips

  • Take profit: 80–100 pips

Dengan cara ini, bahkan kalau kamu kalah 5 kali tapi menang 3 kali, hasil akhirnya masih bisa profit.
Ingat, trading bukan soal selalu benar, tapi soal mengatur kerugian agar kecil dan membiarkan profit tumbuh.


8. Gunakan Strategi “Scaling Out” untuk Maksimalkan Hasil

Kadang pasar tidak langsung mencapai target penuh, tapi sudah bergerak cukup jauh dan mulai melambat.
Dalam kondisi seperti ini, kamu bisa gunakan teknik scaling out — yaitu menutup sebagian posisi lebih awal.

Contohnya:

  • Tutup 50% posisi saat profit 50 pips.

  • Biarkan sisanya berjalan ke target 100 pips dengan trailing stop.

Dengan cara ini, kamu sudah mengamankan sebagian profit, sekaligus memberi peluang bagi sisa posisi untuk mencapai target maksimal.


9. Waspadai Perubahan Sentimen Pasar

Kondisi pasar bisa berubah dengan cepat, terutama karena berita ekonomi besar seperti:

  • Pengumuman suku bunga.

  • Data inflasi (CPI).

  • Non-Farm Payroll (NFP).

  • Rilis GDP atau data manufaktur.

Sebelum menetapkan target 100 pips, lihat dulu kalender ekonomi. Jika ada berita berdampak tinggi dalam beberapa jam ke depan, pertimbangkan untuk menyesuaikan target atau menunggu kondisi lebih tenang.

Pasar bisa melonjak tajam — tapi juga bisa berbalik drastis. Maka, fleksibilitas menjadi kunci.


10. Evaluasi dan Adaptasi Secara Berkala

Kondisi pasar tidak selalu sama setiap minggu. Kadang volatilitas tinggi, kadang sangat tenang.
Karena itu, kamu harus terus mengevaluasi performa dan menyesuaikan target.

Buat jurnal trading berisi:

  • Pair yang kamu tradingkan.

  • Kondisi pasar saat itu (trending, sideways, volatile).

  • Target dan hasil aktual.

Dari sana, kamu akan menemukan pola: kapan target 100 pips mudah tercapai, dan kapan sebaiknya dikurangi.
Inilah cara membangun sistem take profit yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan pasar.


Kesimpulan: 100 Pips Itu Bukan Angka Aja, Tapi Strategi yang Fleksibel

Take profit 100 pips bukan berarti kamu harus memaksakan target yang sama di setiap kondisi pasar. Justru sebaliknya, kamu perlu menyesuaikannya dengan volatilitas, sesi trading, dan arah tren.
Dengan strategi yang adaptif, target 100 pips bisa dicapai dengan cara yang tenang dan terukur — bukan dengan spekulasi atau keberuntungan.

Trader sukses bukan yang selalu menembak besar, tapi yang tahu kapan harus menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar yang berubah.


Kalau kamu ingin belajar cara menyesuaikan take profit dengan kondisi pasar secara langsung, Didimax menyediakan program edukasi trading gratis yang bisa kamu ikuti di www.didimax.co.id.
Kelas ini dirancang untuk membantu trader memahami analisis tren, membaca momentum, dan menentukan target realistis di berbagai situasi pasar.

Bergabunglah bersama komunitas trader Didimax yang aktif dan berkembang di seluruh Indonesia. Dengan bimbingan mentor profesional, kamu akan belajar mengatur strategi yang fleksibel dan efektif — sehingga target take profit 100 pips bukan lagi sekadar angka, tapi hasil nyata dari pemahaman pasar yang matang.