Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Cara Menghindari Slippage dan Spread Melebar Saat News

Cara Menghindari Slippage dan Spread Melebar Saat News

by rizki

Cara Menghindari Slippage dan Spread Melebar Saat News

Dalam dunia trading forex, volatilitas pasar adalah hal yang tidak bisa dihindari, terutama saat rilis berita ekonomi berdampak tinggi seperti Non-Farm Payrolls (NFP), inflasi (CPI), atau keputusan suku bunga bank sentral. Pada momen-momen seperti ini, banyak trader mengalami dua masalah besar yang dapat menggerus keuntungan bahkan mengakibatkan kerugian mendadak, yaitu slippage dan spread yang melebar. Dua fenomena ini sering kali muncul bersamaan dan dapat mengubah hasil trading secara signifikan hanya dalam hitungan detik. Oleh karena itu, memahami penyebab dan cara menghindarinya menjadi sangat penting bagi siapa pun yang serius menekuni dunia trading.

Apa Itu Slippage?

Slippage adalah kondisi ketika order yang kita pasang tereksekusi pada harga yang berbeda dari harga yang kita inginkan. Misalnya, Anda memasang order buy pada harga 1.2000, tetapi ternyata tereksekusi pada 1.2015. Selisih 15 pip itulah yang disebut slippage. Ini bisa terjadi baik dalam kondisi pasar normal, namun paling sering muncul saat volatilitas tinggi—misalnya ketika ada rilis berita besar atau volume transaksi meningkat drastis dalam waktu singkat.

Penyebab utama slippage adalah ketidakmampuan sistem broker atau likuiditas penyedia (liquidity provider) untuk menemukan pasangan order yang sesuai pada harga yang diinginkan. Ketika harga bergerak terlalu cepat, sistem mencari harga terbaik berikutnya yang tersedia di pasar, yang sering kali berbeda jauh dari harga semula. Akibatnya, posisi trader bisa dibuka atau ditutup pada level yang tidak sesuai rencana.

Apa Itu Spread Melebar?

Spread adalah selisih antara harga bid (jual) dan ask (beli) dalam suatu pasangan mata uang. Dalam kondisi pasar normal, spread biasanya stabil dan kecil, terutama pada pasangan mayor seperti EUR/USD atau GBP/USD. Namun, saat berita berdampak tinggi dirilis, spread dapat melebar secara signifikan—bahkan mencapai 5–10 kali lipat dari kondisi normal.

Contohnya, jika biasanya spread EUR/USD hanya 1 pip, maka saat rilis berita penting bisa naik menjadi 10 pip atau lebih. Spread yang melebar ini bisa merugikan trader, karena posisi yang dibuka secara otomatis akan memulai trading dalam keadaan rugi (minus) lebih besar dari biasanya. Bagi trader yang menggunakan strategi scalping atau intraday, kondisi ini bisa sangat berbahaya karena margin keuntungan menjadi tergerus hanya oleh biaya spread.

Mengapa Slippage dan Spread Melebar Terjadi Saat News?

Kedua fenomena ini berkaitan erat dengan dinamika pasar forex yang sangat bergantung pada likuiditas dan kecepatan eksekusi. Saat berita besar dirilis, volume transaksi melonjak drastis karena banyak trader dan institusi besar yang bereaksi terhadap data ekonomi. Dalam waktu yang sangat singkat, harga bergerak cepat dan fluktuatif, sementara penyedia likuiditas kesulitan menjaga kestabilan harga.

Broker pun harus menyesuaikan harga secara real-time berdasarkan perubahan yang terjadi di pasar antarbank. Jika terjadi lonjakan permintaan untuk membuka posisi di satu arah, sementara di sisi lain tidak banyak penawaran yang tersedia, maka harga akan melompat (gap). Inilah yang kemudian memicu slippage dan pelebaran spread.

Dampak Slippage dan Spread Melebar terhadap Trader

Slippage dan spread yang melebar dapat merugikan trader dalam berbagai cara. Pertama, hasil analisis teknikal atau fundamental yang sudah disusun dengan baik bisa menjadi tidak relevan karena harga bergerak terlalu cepat. Kedua, perhitungan risk-reward ratio menjadi tidak akurat, karena posisi terbuka tidak sesuai dengan harga yang diharapkan. Ketiga, margin akun bisa tergerus lebih cepat, terutama jika menggunakan leverage tinggi.

Sebagai contoh, trader yang memasang stop loss ketat bisa mengalami eksekusi di harga yang jauh lebih buruk dari batas yang ditetapkan, karena stop order juga bisa terkena slippage. Hal ini membuat kerugian lebih besar dari yang direncanakan. Sementara bagi trader yang mencoba masuk pasar saat rilis berita tanpa pengaturan yang tepat, spread yang melebar dapat langsung membuat posisi minus bahkan sebelum harga bergerak sesuai arah prediksi.

Cara Efektif Menghindari Slippage

  1. Gunakan Pending Order Sebelum Berita Dirilis
    Salah satu cara menghindari slippage adalah menempatkan pending order (seperti buy stop atau sell stop) beberapa menit sebelum berita dirilis. Dengan demikian, Anda tidak perlu menekan tombol buy/sell secara manual di tengah volatilitas ekstrem. Namun, tetap perhatikan bahwa pending order juga bisa terkena slippage jika harga melonjak terlalu cepat.

  2. Hindari Trading Tepat Saat Rilis Berita
    Cara paling aman untuk menghindari slippage adalah tidak masuk pasar selama beberapa menit sebelum dan sesudah rilis berita berdampak tinggi. Tunggu hingga volatilitas mulai stabil dan arah harga mulai terbentuk dengan jelas. Trader profesional biasanya menunggu 10–15 menit setelah rilis data sebelum melakukan eksekusi.

  3. Gunakan Broker dengan Eksekusi Cepat dan Likuiditas Tinggi
    Tidak semua broker memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi lonjakan volume transaksi. Pilihlah broker dengan sistem no dealing desk (NDD) atau ECN yang mampu menyalurkan order langsung ke pasar tanpa intervensi pihak ketiga. Broker jenis ini biasanya memiliki execution speed lebih cepat dan risiko slippage lebih rendah.

  4. Gunakan Platform Trading yang Andal
    Platform trading yang stabil dan cepat dalam mengeksekusi order juga berperan penting. Pastikan Anda menggunakan koneksi internet yang kuat dan platform yang tidak sering lag atau freeze. Gangguan teknis di sisi trader juga bisa menyebabkan keterlambatan eksekusi.

  5. Atur Risiko dengan Bijak
    Jika Anda tetap ingin trading saat rilis berita, pastikan menggunakan ukuran lot kecil dan stop loss yang wajar. Hindari penggunaan leverage tinggi karena volatilitas bisa memperbesar risiko kehilangan modal secara cepat.

Strategi Menghadapi Spread yang Melebar

Selain slippage, pelebaran spread juga bisa diantisipasi dengan beberapa strategi berikut:

  1. Pantau Jam Rilis Berita dan Hindari Entry Sebelum Rilis
    Kalender ekonomi adalah alat wajib bagi setiap trader. Dengan mengetahui jadwal rilis berita, Anda bisa menghindari waktu-waktu berisiko tinggi. Pastikan Anda sudah keluar dari posisi terbuka sebelum rilis data berdampak besar seperti NFP, FOMC, atau CPI.

  2. Gunakan Akun Trading dengan Spread Tetap (Fixed Spread)
    Beberapa broker menyediakan akun dengan fixed spread, di mana spread tetap sama meskipun volatilitas meningkat. Meski biaya trading sedikit lebih tinggi, hal ini memberikan kepastian dan perlindungan dari pelebaran spread ekstrem.

  3. Gunakan Stop Limit Order daripada Stop Market Order
    Stop Limit Order memungkinkan Anda menentukan harga maksimum atau minimum yang diizinkan untuk eksekusi. Dengan begitu, order tidak akan tereksekusi pada harga yang lebih buruk dari batas yang Anda tentukan. Namun, risikonya adalah order bisa tidak tereksekusi sama sekali jika harga melewati batas terlalu cepat.

  4. Amati Likuiditas Pasar di Jam-Jam Tertentu
    Likuiditas pasar cenderung menurun pada jam tertentu, seperti menjelang penutupan sesi New York atau sebelum pembukaan sesi Asia. Hindari trading saat likuiditas tipis karena pelebaran spread bisa terjadi tanpa peringatan, bahkan tanpa berita besar.

  5. Gunakan Strategi After-News Trading
    Banyak trader profesional lebih memilih untuk tidak ikut “perang” saat rilis berita. Mereka menunggu arah tren terbentuk setelah pasar mencerna data ekonomi baru. Dengan strategi ini, mereka bisa masuk posisi saat volatilitas mulai mereda dan spread kembali normal.

Kesimpulan

Slippage dan spread yang melebar adalah dua risiko besar yang sering diabaikan oleh trader, terutama pemula. Padahal, keduanya dapat dengan mudah menghancurkan strategi trading yang sudah direncanakan dengan baik. Kunci untuk menghindari kerugian bukanlah menantang pasar, melainkan memahami perilakunya. Dengan manajemen risiko yang matang, pemilihan broker yang tepat, serta disiplin dalam memilih waktu entry, trader dapat meminimalkan dampak negatif dari volatilitas ekstrem saat rilis berita ekonomi.

Pada akhirnya, kemampuan untuk tetap tenang, disiplin, dan memahami struktur pasar adalah yang membedakan trader profesional dari amatir. Mereka tahu kapan harus masuk, kapan harus menunggu, dan kapan harus mundur sementara demi menjaga modal tetap aman.

Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang cara menghadapi rilis berita, mengelola risiko, serta strategi menghadapi volatilitas tinggi seperti ini, Anda dapat mengikuti program edukasi trading di www.didimax.co.id. Didimax menyediakan pelatihan intensif, panduan praktis, dan pembelajaran interaktif yang dirancang oleh para ahli trading berpengalaman.

Dengan bimbingan dari mentor profesional Didimax, Anda akan belajar tidak hanya teori, tetapi juga praktik langsung menghadapi kondisi pasar nyata. Jadilah trader yang siap menghadapi pergerakan ekstrem pasar dengan strategi yang matang dan disiplin tinggi. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang, dan mulai perjalanan trading Anda menuju kesuksesan yang konsisten.