
Cara Mudah Mengatur Take Profit 100 Pips di Forex
Salah satu tantangan terbesar bagi trader forex, terutama pemula, adalah menentukan level take profit yang ideal.
Terlalu kecil, profit terasa tidak sepadan dengan risiko.
Terlalu besar, posisi malah tidak pernah tersentuh target dan akhirnya berbalik rugi.
Nah, di sinilah muncul angka psikologis populer: 100 pips.
Bagi banyak trader, target ini dianggap sebagai titik keseimbangan antara profit yang menarik dan peluang tercapainya yang masih realistis.
Namun, pertanyaannya: bagaimana cara mengatur take profit 100 pips dengan mudah tapi tetap efektif?
Artikel ini akan membahas langkah demi langkah cara menentukan, menempatkan, dan mengelola take profit agar kamu bisa meraih 100 pips secara konsisten — tanpa stres, tanpa spekulasi berlebihan.
1. Memahami Fungsi Take Profit dalam Trading Forex
Sebelum bicara teknis, kamu harus paham dulu bahwa take profit (TP) bukan sekadar fitur otomatis di platform trading.
Fungsi utamanya adalah mengamankan hasil kerja analisis kamu.
Take profit berperan untuk:
-
Menutup posisi secara otomatis ketika harga mencapai target yang kamu inginkan.
-
Mencegah kamu keluar terlalu cepat karena panik atau ragu.
-
Menjaga disiplin sistem trading kamu tetap terukur.
Trader yang tidak menggunakan take profit sering kali berakhir dengan hasil tidak konsisten, karena keputusan keluar diambil berdasarkan emosi, bukan strategi.
2. Kenapa 100 Pips Jadi Patokan Ideal?
Target 100 pips tidak muncul secara acak. Ini adalah angka yang cukup besar untuk memberi keuntungan nyata, tapi tidak terlalu ekstrem untuk dicapai dalam satu sesi aktif — khususnya pada pair mayor seperti GBP/USD atau XAU/USD.
Contoh sederhana:
Artinya, target 100 pips masih realistis dan tidak terlalu muluk, asalkan kamu tahu cara membaca tren dan menempatkan TP di posisi yang tepat.
3. Tentukan Arah Tren Sebelum Menentukan TP
Langkah pertama dalam mengatur TP adalah memastikan arah tren utama.
Kamu tidak bisa menempatkan target 100 pips jika tidak tahu ke mana pasar bergerak.
Gunakan alat bantu sederhana:
-
Moving Average (EMA 50 dan EMA 200) → untuk melihat arah tren jangka menengah dan panjang.
-
Trendline → untuk memvisualisasikan arah harga dengan jelas.
-
Price Action → lihat apakah harga sedang membuat higher high (tren naik) atau lower low (tren turun).
Jika tren naik, tempatkan take profit di area resistensi berikutnya.
Jika tren turun, tempatkan di area support berikutnya.
Dengan cara ini, target 100 pips kamu tidak berdiri di “ruang kosong”, tapi punya dasar teknikal yang kuat.
4. Gunakan Timeframe yang Sesuai dengan Target 100 Pips
Salah satu kesalahan umum trader pemula adalah menggunakan timeframe kecil seperti M5 atau M15 untuk mengejar target besar seperti 100 pips.
Padahal, pada timeframe kecil, pergerakan harga sering kali penuh dengan noise yang bisa memicu false signal.
Gunakan timeframe:
-
H1 (1 jam) → cocok untuk day trading.
-
H4 (4 jam) → cocok untuk swing trading.
-
D1 (harian) → cocok untuk pergerakan tren besar.
Dengan timeframe yang lebih tinggi, kamu bisa melihat struktur tren yang lebih jelas, area support-resistance lebih kuat, dan peluang 100 pips menjadi lebih realistis.
5. Kombinasikan Take Profit dengan Risk/Reward Ratio
Tidak ada gunanya menargetkan 100 pips jika risiko yang kamu ambil 200 pips.
Aturan emas dalam trading adalah: risk/reward minimal harus 1:2.
Artinya, jika kamu siap rugi 50 pips, maka target 100 pips adalah target sehat.
Rumus sederhananya:
Target Profit (TP) = 2 × Stop Loss (SL)
Contoh:
Dengan sistem ini, kamu tidak perlu benar setiap kali trading.
Cukup benar 50% saja, kamu tetap bisa profit jangka panjang.
6. Gunakan Level Support dan Resistance sebagai Panduan TP
Level support dan resistance adalah “peta jalan” harga.
Keduanya membantu kamu mengetahui di mana kemungkinan besar harga akan berhenti atau berbalik.
Langkah praktis:
-
Tandai level-level kuat di timeframe H4 dan D1.
-
Jika kamu buy, letakkan take profit di bawah resistance terdekat (sekitar 10–20 pips sebelum garisnya).
-
Jika kamu sell, letakkan take profit di atas support terdekat.
Kenapa tidak langsung di garisnya?
Karena banyak trader lain menempatkan TP di titik yang sama, sehingga harga bisa berbalik sebelum benar-benar menyentuh garis itu.
Dengan memberi jarak aman, peluang TP kamu tersentuh meningkat.
7. Gunakan Indikator ATR untuk Menentukan Jarak Realistis
ATR (Average True Range) adalah indikator yang menunjukkan seberapa jauh harga biasanya bergerak dalam periode tertentu.
Ini sangat berguna untuk menentukan target 100 pips yang realistis.
Misalnya:
-
Jika ATR (14) di timeframe H1 menunjukkan rata-rata pergerakan 80 pips per hari, berarti target 100 pips masih memungkinkan, tapi butuh momentum ekstra.
-
Jika ATR hanya 40 pips, berarti target 100 pips terlalu jauh dan lebih baik disesuaikan.
Dengan ATR, kamu bisa menyesuaikan ekspektasi sesuai kondisi volatilitas pasar, bukan hanya berdasarkan keinginan pribadi.
8. Hindari Menempatkan TP di Area “Macet” Pasar
Sering kali harga bergerak di antara zona sempit (range) sebelum akhirnya menembus salah satu arah.
Kalau kamu menempatkan take profit di tengah-tengah zona seperti ini, kemungkinan besar harga akan bolak-balik tanpa menyentuh target.
Solusinya:
-
Jangan pasang TP di area konsolidasi.
-
Tunggu konfirmasi breakout baru kemudian pasang target.
-
Perhatikan volume trading — jika meningkat, peluang harga melanjutkan arah lebih besar.
Kesabaran memilih posisi jauh lebih penting daripada sekadar menargetkan angka bulat 100 pips.
9. Terapkan Trailing Stop untuk Mengunci Keuntungan
Kalau kamu sudah profit 60–80 pips tapi harga belum menyentuh TP 100 pips, jangan buru-buru panik.
Gunakan fitur trailing stop untuk mengunci sebagian profit tanpa harus menutup posisi.
Contoh:
-
Setelah harga bergerak 60 pips ke arah yang benar, geser stop loss ke posisi impas (break even).
-
Saat harga bergerak 80 pips, geser stop loss lagi ke 40 pips profit.
Dengan begitu, meskipun harga tiba-tiba berbalik, kamu tetap aman dan tidak kehilangan hasil kerja kerasmu.
10. Disiplin Jalankan Rencana, Jangan Ubah TP Secara Emosional
Kesalahan paling sering dilakukan trader adalah mengubah take profit saat posisi sedang berjalan.
Awalnya target 100 pips, tapi begitu harga sudah naik 70 pips, mereka panik dan menutup posisi.
Atau sebaliknya, ketika sudah profit 100 pips, malah diubah jadi 150 pips — dan akhirnya harga berbalik.
Kunci sukses di sini adalah disiplin.
Kalau sistem kamu bilang target 100 pips, biarkan pasar bekerja.
Percaya pada analisis dan rencana yang sudah kamu buat.
Kesimpulan: Kunci Take Profit 100 Pips Ada pada Perencanaan, Bukan Keberuntungan
Mengatur take profit 100 pips sebenarnya tidak rumit jika kamu tahu caranya.
Kuncinya adalah:
-
Pahami arah tren.
-
Gunakan rasio risiko yang sehat.
-
Manfaatkan level teknikal seperti support dan resistance.
-
Disiplin dengan sistem tanpa intervensi emosi.
Dengan pola seperti ini, 100 pips bukan lagi mimpi besar, tapi hasil alami dari strategi yang terukur dan sabar dijalankan.
Ingin belajar lebih dalam tentang cara menentukan take profit, mengelola risiko, dan membaca tren pasar dengan benar?
Kamu bisa mengikuti program edukasi trading gratis di www.didimax.co.id — tempat di mana para trader pemula belajar langsung dari mentor profesional yang sudah berpengalaman menghadapi berbagai kondisi pasar.
Di Didimax, kamu tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik langsung: cara menempatkan TP dan SL, membaca momentum, dan menjaga psikologi saat harga sedang tidak menentu.
Mulailah perjalanan trading kamu dengan ilmu yang tepat dan bimbingan nyata, agar target take profit 100 pips bisa kamu capai dengan lebih mudah, aman, dan konsisten.