Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Ciri Khas Trading Sesi Asia dan Dampaknya pada Pergerakan Harga

Ciri Khas Trading Sesi Asia dan Dampaknya pada Pergerakan Harga

by Lia Nurullita

Ciri Khas Trading Sesi Asia dan Dampaknya pada Pergerakan Harga

Pasar keuangan global beroperasi selama 24 jam sehari, terbagi menjadi empat sesi utama: sesi Sydney, sesi Asia (Tokyo), sesi Eropa (London), dan sesi Amerika (New York). Dari keempat sesi tersebut, sesi Asia—yang sering diidentikkan dengan sesi Tokyo—memegang peran penting dalam dinamika awal perdagangan harian. Meski volatilitas pada sesi ini tidak setinggi sesi Eropa dan Amerika, karakteristik uniknya memberikan kontribusi signifikan terhadap arah pasar dan peluang bagi trader yang memahami dinamika tersebut.

Waktu Operasional dan Karakter Sesi Asia

Sesi Asia biasanya dimulai pada pukul 06:00 WIB dan berakhir sekitar pukul 15:00 WIB. Meskipun pusat utama perdagangan berada di Tokyo, pasar lain seperti Sydney, Hong Kong, dan Singapura juga ikut aktif dalam sesi ini, sehingga memperkuat likuiditas dan aktivitas transaksi.

Berikut adalah jam buka pasar Asia secara umum (dalam WIB):

  • Sydney: 05.00 – 14.00 WIB

  • Tokyo: 06.00 – 15.00 WIB

  • Hong Kong dan Singapura: 07.00 – 16.00 WIB

Ciri khas utama sesi Asia adalah likuiditas yang relatif lebih rendah dan volatilitas yang cenderung stabil. Hal ini terjadi karena hanya sebagian kecil dari pasar global yang aktif pada saat ini. Sebagian besar pelaku pasar institusional Eropa dan Amerika masih belum memulai aktivitasnya.

Namun demikian, sesi Asia tetap penting, terutama karena:

  1. Pembentukan tren awal harian – Harga pada sesi Asia sering menjadi referensi bagi pergerakan harga di sesi berikutnya.

  2. Reaksi terhadap berita lokal – Data ekonomi dari Jepang, China, dan Australia biasanya dirilis pada sesi ini dan dapat memicu volatilitas signifikan pada pasangan mata uang terkait.

  3. Konsolidasi atau retracement – Setelah sesi Amerika yang volatil, pasar sering mengalami fase konsolidasi atau retracement pada sesi Asia.

Instrumen yang Aktif Diperdagangkan

Tidak semua instrumen menunjukkan aktivitas tinggi pada sesi Asia. Trader yang memahami instrumen mana yang cenderung aktif di waktu ini dapat mengoptimalkan strategi mereka. Berikut beberapa instrumen yang biasanya lebih aktif:

  • Pasangan mata uang dengan Yen Jepang (JPY) seperti USD/JPY, EUR/JPY, GBP/JPY, dan AUD/JPY.

  • Pasangan dengan Dolar Australia dan Dolar Selandia Baru seperti AUD/USD dan NZD/USD.

  • Komoditas seperti emas dan minyak mentah terkadang bergerak secara moderat, terutama bila ada data ekonomi Asia yang signifikan.

  • Indeks saham Asia seperti Nikkei 225 (Jepang), Hang Seng (Hong Kong), dan ASX 200 (Australia).

Instrumen-instrumen ini menunjukkan pergerakan karena didorong oleh pelaku pasar domestik di wilayah Asia serta respon terhadap berita-berita lokal seperti data GDP, neraca perdagangan, keputusan suku bunga, dan sentimen pasar regional.

Dampak pada Pergerakan Harga

Pada sesi Asia, pergerakan harga sering kali lebih lambat dan terbatas dalam kisaran (range-bound). Bagi sebagian trader, ini dapat menjadi sinyal untuk menghindari perdagangan karena potensi profit yang lebih kecil. Namun, bagi trader lainnya—terutama scalper dan trader breakout—sesi ini bisa menjadi ladang peluang dengan risiko yang lebih terukur.

Berikut adalah beberapa dampak khas dari sesi Asia terhadap pergerakan harga:

1. Volatilitas yang Rendah

Volatilitas pada sesi Asia biasanya berkisar antara 30–50 pips untuk pasangan mata uang mayor. Hal ini memberikan kesempatan bagi trader yang menggunakan strategi range trading atau mean reversion untuk memanfaatkan pantulan harga dalam kisaran tertentu.

Namun, jika ada rilis data penting dari Jepang atau China, atau peristiwa geopolitik mendadak, volatilitas bisa meningkat tajam. Misalnya, keputusan Bank of Japan (BOJ) tentang suku bunga bisa memicu lonjakan pergerakan pada USD/JPY dan pasangan lain yang berhubungan.

2. Awal Pembentukan Tren Harian

Harga pembukaan sesi Asia sering dijadikan acuan oleh trader institusi sebagai awal pembentukan tren harian. Jika tidak ada katalis besar dari sesi Amerika sebelumnya, maka tren yang terbentuk di sesi Asia bisa berlanjut ke sesi Eropa.

Sebaliknya, jika terjadi konsolidasi di sesi Asia, maka breakout biasanya terjadi saat transisi ke sesi Eropa—fenomena ini dikenal sebagai "London Breakout".

3. Korelasi dengan Data Ekonomi Asia

Data ekonomi yang dirilis selama sesi Asia sering mempengaruhi harga secara signifikan, terutama pada mata uang regional. Misalnya:

  • Data GDP Jepang mempengaruhi JPY.

  • Neraca perdagangan Tiongkok mempengaruhi AUD dan NZD karena hubungan ekspor-impor yang erat.

  • Data ketenagakerjaan Australia bisa berdampak besar pada AUD/USD.

Trader fundamental biasanya menantikan rilis data ini sebagai peluang untuk masuk pasar dengan strategi berbasis sentimen dan ekspektasi pasar.

4. Interaksi dengan Sentimen Global

Walaupun terjadi di awal hari, sesi Asia juga bereaksi terhadap berita global yang muncul selama akhir sesi Amerika. Misalnya, jika Federal Reserve AS mengumumkan kebijakan penting saat pasar AS hampir tutup, efeknya baru sepenuhnya terlihat di sesi Asia berikutnya. Ini memberi peluang bagi trader Asia untuk merespons dengan posisi yang didasarkan pada interpretasi pertama terhadap berita tersebut.

Strategi Trading pada Sesi Asia

Mengingat karakteristik sesi Asia, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

  1. Range Trading: Strategi ini efektif saat pasar bergerak dalam kisaran sempit. Gunakan indikator support dan resistance serta osilator seperti RSI untuk mengidentifikasi titik jenuh beli/jual.

  2. Breakout Strategi: Amati konsolidasi harga selama awal sesi dan bersiap menghadapi breakout saat mendekati pembukaan sesi Eropa.

  3. News Trading: Fokus pada jadwal rilis data ekonomi dari Asia Pasifik. Reaksi pasar terhadap data ini bisa digunakan untuk membuka posisi cepat dengan manajemen risiko ketat.

  4. Pair Selection: Pilih pasangan mata uang yang aktif di sesi Asia agar pergerakan harga lebih jelas dan dapat diprediksi. Hindari pasangan eksotik atau yang berfokus pada zona waktu Eropa-Amerika di jam ini.

Kapan Menghindari Trading di Sesi Asia?

Meski ada peluang, ada kalanya trader sebaiknya tidak terlalu aktif di sesi Asia, terutama ketika:

  • Tidak ada rilis data ekonomi penting.

  • Terjadi konsolidasi berkepanjangan tanpa arah yang jelas.

  • Pasar dalam kondisi menunggu katalis besar seperti FOMC, NFP, atau ECB rate decision yang akan dirilis di sesi Amerika.

Sesi Asia memang cenderung lambat, tetapi bukan berarti tidak menguntungkan. Kunci utamanya adalah pemahaman terhadap karakteristik harga di waktu ini dan pemilihan strategi yang sesuai.


Ingin memahami lebih dalam bagaimana memanfaatkan peluang trading di sesi Asia dengan strategi yang teruji? Bergabunglah dalam program edukasi trading bersama Didimax, broker forex terbaik di Indonesia yang menyediakan bimbingan langsung dari mentor profesional, analisa harian, serta sesi live trading interaktif. Anda akan belajar tidak hanya tentang strategi teknikal, tetapi juga bagaimana membaca sentimen pasar yang relevan pada masing-masing sesi global.

Program edukasi ini terbuka untuk semua kalangan—baik pemula maupun trader berpengalaman yang ingin meningkatkan akurasi dan konsistensi profit mereka. Daftarkan diri Anda sekarang juga melalui situs resmi kami di www.didimax.co.id, dan jadikan sesi Asia sebagai salah satu pilar strategi trading Anda!