Contoh Penerapan Strategi Moving Target pada Chart Forex
Dalam dunia trading forex, strategi adalah fondasi yang menentukan arah dan kualitas keputusan seorang trader. Salah satu strategi yang semakin populer dalam pengambilan keputusan adalah strategi Moving Target, yaitu teknik menganalisis harga berdasarkan target pergerakan dinamis yang menyesuaikan kondisi pasar, bukan target statis seperti take profit tetap. Strategi ini cocok digunakan pada kondisi pasar yang fluktuatif serta sangat relevan untuk trader yang ingin menangkap momentum tanpa terpaku pada angka yang kaku. Agar strategi ini bisa dipahami lebih dalam, pembahasan yang paling penting adalah memahami contoh nyata penerapan Moving Target pada chart forex — karena dari sinilah trader dapat melihat bagaimana konsep bekerja secara visual dalam market.
Artikel ini akan membahas contoh penerapan strategi Moving Target secara jelas, runtut, dan mudah dipahami, sehingga trader bisa mencoba menerapkannya sendiri di platform trading.
Apa Itu Moving Target dalam Trading Forex?
Moving Target adalah konsep penentuan target atau sasaran harga yang tidak tetap, melainkan bergerak mengikuti perubahan struktur pasar. Artinya, target profit dan target exit tidak diatur sebagai angka fix, tetapi mengikuti:
Dengan kata lain, trader tidak mengunci target pada titik tertentu, tetapi membiarkan target bergerak seiring arah grafik. Teknik ini biasanya digunakan oleh trader yang ingin memaksimalkan potensi profit saat pasar kuat atau ingin memperketat posisi saat harga mulai melemah.
Tujuan Moving Target
Strategi ini dibuat untuk:
-
Mengikuti arah pasar secara real-time.
-
Menghindari pengambilan profit terlalu cepat.
-
Memberikan ruang bagi market untuk bergerak.
-
Meminimalisasi risiko saat momentum melemah.
-
Mengoptimalkan risk-to-reward ratio.
Tujuan utama Moving Target bukan hanya untuk mendapatkan profit yang lebih besar, tetapi juga untuk menempatkan trader di posisi yang lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan chart.
Contoh Penerapan Moving Target pada Chart Forex
Agar lebih mudah dipahami, mari kita masuk ke contoh konkret tentang bagaimana strategi Moving Target diterapkan dalam chart forex.
1. Contoh Menggunakan Support–Resistance Dinamis
Setup: Trend Uptrend pada GBP/USD Timeframe H1
Misalkan harga GBP/USD sedang menunjukkan tren naik jelas dengan struktur higher high dan higher low. Trader biasanya akan entry buy saat harga pullback ke area support atau MA.
Langkah Penerapan Moving Target:
-
Entry Buy ketika harga melakukan pullback ke area dynamic support (misalnya MA20).
-
Alih-alih menentukan take profit fix seperti 50–70 pips, trader menggunakan moving resistance (area resistance terbaru) sebagai target profit sementara.
-
Seiring harga membuat higher high baru, trader memindahkan target profit mengikuti puncak terbaru.
-
Jika price action menunjukkan candle reversal di area resistance, barulah target dikunci.
Visualisasi logika:
Hasilnya:
Trader bisa menangkap pergerakan tren lebih panjang dan tidak cepat keluar di target yang terlalu kecil.
2. Contoh Menggunakan Struktur Market (Higher High – Lower Low)
Setup: Uptrend EUR/USD pada time H4
Dalam situasi ini, trader menggunakan struktur pasar sebagai panduan moving target.
Cara menerapkan:
-
Entry Buy ketika harga membentuk higher low yang kuat.
-
Target awal diarahkan ke level higher high sebelumnya.
-
Setelah harga menembus higher high, target baru digeser mengikuti potensi higher high berikutnya.
-
Jika terbentuk pola candle seperti pin bar atau bearish engulfing dalam area supply, trader bisa menutup posisi.
Intinya:
Moving target mengikuti pola kenaikan trend, bukan pada angka tetap. Target bergerak sesuai struktur trend yang terus berkembang.
3. Contoh Menggunakan Indikator ATR (Average True Range)
ATR digunakan untuk membaca volatilitas pasar.
Setup: Pair emas XAU/USD dengan volatilitas tinggi
-
Trader menentukan entry saat breakout.
-
Alih-alih menggunakan TP fix, trader menggunakan ATR x nilai tertentu, misal ATR 14 × 2 sebagai target dinamis.
-
Ketika volatilitas berubah (ATR naik), target ikut naik.
-
Ketika volatilitas menurun, target dikecilkan.
Ini sangat efektif untuk pair volatile seperti emas dan GBP cross pair.
4. Contoh Menggunakan Trendline Dinamis
Setup: Downtrend pada USD/JPY
Trader entry sell ketika harga gagal menembus trendline atas.
Target bergerak menyesuaikan:
-
Ketika trendline semakin memanjang dan harga berkonsolidasi, target profit dipindahkan ke lower low terbaru.
-
Jika harga menembus trendline, target otomatis dikunci (exit).
Strategi ini sangat cocok untuk swing trader yang mengikuti trend jangka panjang.
5. Contoh Menggunakan Fibonacci Retracement dan Expansion
Fibonacci dapat digunakan untuk moving target karena levelnya dinamis mengikuti swing terbaru.
Cara Penerapan:
-
Trader entry buy pada level retracement 38.2% atau 50%.
-
Target awal diarahkan ke level FE 61.8%.
-
Jika harga menembus level tersebut, target dipindah ke FE 100%.
-
Jika momentum kuat, target terakhir bisa diarahkan ke FE 161.8%.
Dengan kata lain, target bergerak mengikuti extension Fibonacci terbaru yang terbentuk setelah swing terakhir.
Studi Kasus: Penerapan Moving Target Lengkap
Mari ambil contoh kasus langsung untuk menyatukan semua konsep di atas.
Chart: EUR/USD – Timeframe H1
Kondisi awal:
Entry:
Trader masuk posisi buy pada saat harga melakukan retest ke MA50 dan membentuk candle bullish rejection.
Moving Target:
-
Target awal: resistance terakhir di 1.10200
-
Harga menembus level itu → target pindah ke 1.10500
-
Market masih kuat → target geser lagi ke area resistance psikologis 1.11000
-
Harga menunjukkan divergence pada RSI → target segera dikunci dan posisi ditutup
Outcome:
Profit jauh lebih besar dibandingkan menggunakan TP fix 30–50 pips.
Kapan Moving Target Sebaiknya Tidak Digunakan?
Strategi ini tidak cocok saat:
-
Pasar flat / sideways tanpa arah jelas.
-
Saat menghadapi news high impact dengan volatilitas liar.
-
Ketika trader tidak disiplin memindahkan target sesuai aturan.
-
Ketika mental belum siap menghadapi floating profit naik–turun.
Jika diterapkan secara sembarangan, strategi ini bisa berbahaya karena trader terlalu berharap harga bergerak lebih jauh padahal momentum sudah lemah.
Kesimpulan
Strategi Moving Target adalah teknik dinamis yang mengikuti arah pasar, bukan melawannya. Dengan mengandalkan pergerakan support–resistance terbaru, trendline, struktur pasar, ATR, maupun Fibonacci, trader dapat menangkap peluang profit yang lebih optimal dan fleksibel. Contoh penerapannya pada chart forex membuktikan bahwa teknik ini sangat efektif jika dilakukan dengan disiplin serta kombinasi analisis yang tepat.
Moving Target membantu trader untuk tidak buru-buru keluar posisi, namun tetap menjaga kontrol risiko melalui pengawasan momentum dan perilaku harga. Bagi trader yang ingin berkembang, strategi ini sangat direkomendasikan untuk dipahami dan diuji pada akun demo sebelum diterapkan pada akun real.
Jika Anda ingin memahami strategi moving target secara lebih dalam dengan contoh chart real, bimbingan mentor profesional, dan sesi edukasi yang interaktif, Anda bisa mendapatkan semuanya melalui program edukasi trading resmi dari Didimax. Pembelajaran disusun secara praktis, mudah diikuti untuk pemula, dan didampingi analis berpengalaman yang siap membantu perkembangan Anda dalam trading forex.
Dapatkan akses ke kelas offline maupun online, sinyal harian, dan analisis market eksklusif hanya di Didimax dengan mengunjungi www.didimax.co.id. Tingkatkan kualitas trading Anda bersama komunitas trader terbesar di Indonesia dan mulai perjalanan trading yang lebih terarah dan profesional.