Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Contoh Penggunaan Support dan Resistance dalam Analisa Forex

Contoh Penggunaan Support dan Resistance dalam Analisa Forex

by Rizka

Contoh Penggunaan Support dan Resistance dalam Analisa Forex

Dalam dunia trading forex, istilah support dan resistance adalah dua konsep fundamental yang tidak bisa diabaikan oleh para trader, baik pemula maupun profesional. Keduanya merupakan bagian dari analisa teknikal yang digunakan untuk memetakan area harga penting, membantu trader mengidentifikasi peluang entry dan exit, serta memahami psikologi pasar secara keseluruhan.

Support dan resistance ibarat pagar-pagar harga yang terbentuk karena perilaku pasar yang berulang. Memahami bagaimana support dan resistance bekerja, serta mampu menggunakannya dengan tepat, akan memberikan keuntungan besar dalam meningkatkan akurasi analisa dan manajemen risiko.

Artikel ini akan membahas contoh-contoh nyata penggunaan support dan resistance dalam analisa forex, mulai dari teori dasar, identifikasi level penting, hingga implementasi strateginya dalam keputusan trading.

Pengertian Singkat Support dan Resistance

Sebelum masuk ke contoh konkret, kita perlu memahami definisi sederhananya:

  • Support adalah area atau level harga di mana penurunan harga cenderung tertahan, karena adanya tekanan beli yang kuat. Biasanya, saat harga menyentuh area support, harga akan memantul naik.

  • Resistance adalah area atau level harga di mana kenaikan harga cenderung tertahan, karena adanya tekanan jual yang kuat. Ketika harga mendekati resistance, harga berpotensi mengalami penurunan atau reversal.

Support dan resistance bisa bersifat statis (level horizontal) maupun dinamis (mengikuti tren, misal dengan garis trendline atau moving average).

Contoh Penggunaan Support dan Resistance dalam Trading Forex

1. Identifikasi Level Support dan Resistance di Chart EUR/USD

Misalkan seorang trader menganalisa pasangan mata uang EUR/USD di timeframe H4 (empat jam). Dari hasil pengamatan, ia menemukan level support kuat di area harga 1.0800, dan level resistance signifikan di 1.1000.

Area ini terbentuk berdasarkan beberapa kali harga memantul di sekitar level tersebut dalam periode waktu sebelumnya. Ketika harga mendekati 1.0800, tekanan beli meningkat dan harga kembali naik. Sebaliknya, saat harga mendekati 1.1000, tekanan jual meningkat dan harga terkoreksi turun.

2. Strategi Entry Buy di Area Support

Ketika harga EUR/USD turun mendekati support 1.0800, trader bersiap melakukan entry buy. Namun, ia tidak langsung masuk pasar. Dia menunggu konfirmasi berupa:

  • Terbentuknya pola candlestick bullish reversal seperti hammer atau bullish engulfing di sekitar area support.

  • Indikator seperti RSI menunjukkan kondisi oversold (jenuh jual).

  • Volume perdagangan meningkat saat harga menyentuh support.

Begitu konfirmasi muncul, trader membuka posisi buy di dekat 1.0800 dengan target profit di sekitar resistance 1.1000, dan menempatkan stop loss di bawah support, misalnya di area 1.0750.

Strategi ini memanfaatkan support sebagai area pantulan harga untuk entry, sehingga potensi risk-reward lebih optimal.

3. Strategi Entry Sell di Area Resistance

Sebaliknya, saat harga EUR/USD bergerak naik dan mendekati resistance 1.1000, trader mengamati peluang untuk membuka posisi sell. Lagi-lagi, konfirmasi diperlukan, seperti:

  • Muncul pola candlestick bearish reversal, misalnya shooting star atau bearish engulfing.

  • RSI menunjukkan kondisi overbought (jenuh beli).

  • Divergence antara harga dan indikator seperti MACD atau Stochastic.

Setelah konfirmasi, trader membuka posisi sell di dekat resistance 1.1000 dengan target profit menuju support 1.0800, serta stop loss di atas resistance, misal 1.1050.

4. Breakout dan Retest: Contoh Penggunaan Lanjutan

Support dan resistance tidak selalu membuat harga memantul. Kadang, harga berhasil menembus level penting tersebut. Saat itulah strategi breakout dan retest sering digunakan.

Misalnya:

  • Harga berhasil breakout menembus resistance 1.1000, lalu kembali turun (retest) ke area yang sebelumnya resistance (kini menjadi support baru).

  • Jika pada saat retest terbentuk sinyal bullish, trader bisa membuka posisi buy dengan target profit ke level resistance berikutnya, misal 1.1200.

Sebaliknya, jika harga menembus support 1.0800 ke bawah, area tersebut kini menjadi resistance baru, dan trader bisa mencari peluang sell saat harga retest ke area tersebut.

Breakout dan retest adalah salah satu strategi favorit trader karena memberikan peluang entry dengan risiko relatif kecil dan potensi keuntungan besar.

5. Support dan Resistance pada Tren Naik dan Turun

Support dan resistance juga berfungsi dalam kondisi pasar trending:

  • Dalam uptrend, garis support biasanya mengikuti pola higher low, dan resistance mengikuti pola higher high.

  • Dalam downtrend, support mengikuti pola lower low, sedangkan resistance mengikuti lower high.

Trader dapat menarik trendline sebagai support dinamis di tren naik, dan trendline sebagai resistance dinamis di tren turun.

Contohnya, pada GBP/USD di timeframe daily:

  • Uptrend terlihat jelas, trader menarik garis trendline sebagai support dinamis.

  • Setiap kali harga mendekati trendline support, trader mencari peluang buy.

  • Target profit diarahkan ke resistance-resistance terdekat yang telah teridentifikasi.

Strategi ini sangat efektif saat pasar trending kuat, membantu trader masuk posisi searah tren dengan dukungan level support dan resistance.

6. Contoh Menggunakan Fibonacci sebagai Support dan Resistance Tambahan

Selain garis horizontal atau trendline, trader profesional sering memanfaatkan Fibonacci retracement untuk mengidentifikasi area support dan resistance potensial.

Contoh kasus:

  • Harga USD/JPY bergerak naik dari 135.00 ke 140.00.

  • Trader menarik Fibonacci retracement dari swing low ke swing high.

  • Level 38.2%, 50%, dan 61.8% menjadi area support potensial untuk entry buy saat harga terkoreksi.

Jika harga terkoreksi ke level 61.8% (sekitar 137.00) dan muncul sinyal bullish, trader membuka posisi buy dengan target kembali ke high sebelumnya atau bahkan lebih tinggi.

Fibonacci membantu trader memetakan area support dan resistance tersembunyi yang sering tidak terlihat hanya dengan garis horizontal biasa.

7. Support dan Resistance Psikologis: Angka Bulat

Dalam analisa forex, angka bulat seperti 1.1000, 1.0500, 140.00, 150.00 seringkali menjadi area support atau resistance psikologis karena banyak trader institusi menempatkan order di level tersebut.

Contohnya:

  • Harga USD/JPY mendekati level 150.00.

  • Level ini dianggap resistance kuat karena merupakan angka bulat signifikan.

  • Jika harga gagal breakout, trader mencari peluang sell.

  • Jika harga berhasil breakout dan retest ke 150.00 sebagai support baru, trader mencari peluang buy.

Angka bulat sering kali menjadi level penting yang diakui banyak pelaku pasar, sehingga reaksi harga di sekitar area ini sangat diperhatikan.


Trading forex bukan sekadar menebak-nebak arah harga. Dengan memahami konsep support dan resistance serta menggunakannya dalam analisa teknikal, trader memiliki fondasi kuat untuk mengambil keputusan lebih rasional dan terukur. Support dan resistance membantu mengidentifikasi area potensial untuk entry, exit, dan manajemen risiko, baik dalam kondisi pasar sideways, trending, maupun saat terjadi breakout.

Namun, belajar memahami support dan resistance tidak cukup hanya dari teori. Anda membutuhkan bimbingan, latihan, dan simulasi langsung di pasar nyata agar semakin terampil. Oleh karena itu, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program edukasi trading gratis di www.didimax.co.id. Di sana, Anda akan mendapatkan pembelajaran langsung dari mentor profesional, termasuk teknik membaca support dan resistance secara akurat.

Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan skill trading Anda bersama Didimax, broker forex terbaik yang menyediakan fasilitas edukasi, signal, dan analisa market harian. Klik www.didimax.co.id sekarang, dan mulai perjalanan trading Anda dengan lebih percaya diri dan terarah!