Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Daya Tarik Lemah: Apa yang Menghambat Yuan Jadi Mata Uang Global?

Daya Tarik Lemah: Apa yang Menghambat Yuan Jadi Mata Uang Global?

by rizki

Daya Tarik Lemah: Apa yang Menghambat Yuan Jadi Mata Uang Global?

Sejak beberapa dekade terakhir, China telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Negara dengan jumlah penduduk terbanyak ini berhasil mengangkat jutaan orang dari kemiskinan dan membangun infrastruktur ekonomi yang masif. Dalam banyak aspek, China telah menunjukkan kemampuannya untuk menyaingi dominasi Amerika Serikat. Namun, dalam satu aspek penting, yaitu status mata uang global, yuan atau renminbi (RMB) masih jauh tertinggal dibandingkan dolar AS.

Mengapa hal ini terjadi? Apa saja faktor yang menghambat yuan untuk menjadi mata uang global yang dominan?

Dominasi Dolar AS dalam Sistem Keuangan Global

Untuk memahami mengapa yuan kesulitan menjadi mata uang global, pertama-tama kita harus melihat bagaimana dolar AS mendominasi sistem keuangan internasional. Dolar digunakan dalam lebih dari 80% transaksi perdagangan global. Sebagian besar cadangan devisa bank sentral di seluruh dunia juga disimpan dalam bentuk dolar. Obligasi pemerintah AS dianggap sebagai aset teraman, dan lembaga keuangan besar pun lebih memilih menggunakan dolar sebagai mata uang utama mereka.

Status ini bukan semata karena ukuran ekonomi AS, tapi juga karena kepercayaan dunia terhadap stabilitas hukum, transparansi pasar, dan kedalaman sistem keuangan Amerika. Ini adalah pondasi yang telah dibangun selama puluhan tahun melalui sistem ekonomi yang terbuka dan liberal.

Usaha China Menginternasionalisasi Yuan

China menyadari pentingnya memiliki mata uang yang kuat di panggung global. Sejak awal 2000-an, pemerintah China telah mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan peran yuan dalam sistem keuangan internasional. Di antaranya:

  • Swap mata uang bilateral: China menjalin perjanjian swap dengan banyak negara, memungkinkan mereka melakukan perdagangan dalam yuan tanpa harus melalui dolar.

  • Pembukaan pasar obligasi: Pemerintah China mengizinkan investor asing untuk membeli obligasi dalam yuan.

  • Pencantuman yuan dalam keranjang SDR IMF: Pada tahun 2016, IMF memasukkan yuan ke dalam keranjang mata uang Special Drawing Rights (SDR), menjadikannya salah satu dari lima mata uang cadangan utama dunia.

Namun, meski semua upaya ini tampak ambisius, hasilnya masih sangat terbatas.

Hambatan Struktural yang Menghalangi Yuan

1. Kontrol Ketat Terhadap Aliran Modal

Salah satu hambatan utama adalah kontrol ketat yang diberlakukan China terhadap aliran modal. Pemerintah China tidak membiarkan yuan bebas diperdagangkan di pasar global. Aliran dana masuk dan keluar dari negara dikontrol secara ketat untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Meskipun ini memberikan keuntungan dalam menghindari volatilitas, hal ini juga membatasi fleksibilitas investor dan mengurangi daya tarik yuan sebagai mata uang global.

Investor asing merasa tidak bebas untuk mengkonversi yuan ke mata uang lain kapan pun mereka mau, dan hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap likuiditas dan aksesibilitas.

2. Kurangnya Transparansi dan Stabilitas Politik

Pasar keuangan China sering dianggap kurang transparan. Data ekonomi utama sering diragukan akurasinya, dan pengambilan kebijakan bisa sangat terpusat dan tidak dapat diprediksi. Ketika peraturan berubah mendadak — seperti yang terjadi pada sektor teknologi dan pendidikan baru-baru ini — investor global menjadi was-was.

Ketiadaan sistem hukum yang independen dan potensi campur tangan politik juga membuat investor ragu. Mata uang global bukan hanya soal kekuatan ekonomi, tetapi juga tentang kredibilitas dan kepercayaan.

3. Peran Yuan dalam Perdagangan Global Masih Terbatas

Meski China merupakan eksportir terbesar dunia, sebagian besar transaksinya tetap dilakukan dalam dolar AS. Banyak negara mitra dagang lebih nyaman menggunakan dolar karena kestabilannya dan ketersediaan instrumen hedging yang luas. Infrastruktur keuangan global pun sebagian besar dibangun di atas sistem berbasis dolar — mulai dari SWIFT hingga sistem kliring internasional.

Penggunaan yuan dalam perdagangan internasional masih sangat kecil. Menurut data dari SWIFT, pada awal 2024, yuan hanya menyumbang sekitar 3% dari pembayaran global, jauh di bawah dolar AS (lebih dari 40%) dan bahkan euro.

4. Kekhawatiran Terhadap Sanksi dan Geopolitik

Dalam dunia yang semakin multipolar, kekhawatiran terhadap sanksi dan tekanan geopolitik meningkat. China, dengan perannya dalam konflik dagang, tensi dengan Taiwan, dan pendekatan terhadap hak asasi manusia, sering berada di bawah sorotan global. Negara-negara yang ingin menghindari ketergantungan terhadap yuan karena khawatir terhadap potensi penggunaan mata uang itu sebagai alat politik oleh pemerintah China.

Kasus Rusia setelah invasi Ukraina menjadi pelajaran. Banyak asetnya dibekukan di sistem keuangan global. China tentu ingin membangun sistem keuangan alternatif, tetapi menciptakan kepercayaan dan kestabilan dalam jangka panjang bukanlah tugas mudah.

Yuan Digital: Harapan Baru atau Kendala Baru?

China adalah pelopor dalam pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) dengan peluncuran e-CNY atau yuan digital. Tujuan utama dari e-CNY adalah untuk mempercepat pembayaran domestik, namun pemerintah China juga berharap hal ini akan membantu internasionalisasi yuan.

Namun, tantangan tetap ada. Meskipun yuan digital memungkinkan transaksi lintas batas yang lebih efisien, kekhawatiran tentang privasi dan pengawasan negara tetap menjadi isu utama. Negara-negara barat dan perusahaan asing mungkin enggan bertransaksi dalam sistem yang mereka anggap bisa dimanfaatkan untuk pengawasan oleh Beijing.

Ketergantungan Dunia Terhadap Dolar Masih Kuat

Walaupun banyak negara mengeluh soal dominasi dolar dan ingin menciptakan sistem yang lebih seimbang, kenyataannya dunia masih sangat bergantung pada greenback. Bahkan dalam situasi krisis, investor berbondong-bondong mencari keamanan pada dolar dan aset-aset berbasis dolar.

Upaya dedolarisasi oleh beberapa negara seperti Rusia, Iran, dan bahkan Brasil atau India belum mampu menggoyang fondasi sistem yang telah dibangun selama lebih dari 70 tahun. Yuan mungkin tumbuh secara regional, tapi untuk menyaingi dolar di tingkat global, perjalanan masih panjang.

Kesimpulan

Yuan memiliki potensi untuk menjadi mata uang global — ukuran ekonomi China, dominasi dalam perdagangan, dan inovasi dalam teknologi keuangan adalah faktor yang mendukung. Namun, untuk benar-benar merebut posisi dominan dari dolar, China harus melakukan reformasi besar dalam sistem keuangannya: membebaskan aliran modal, meningkatkan transparansi, memperkuat institusi hukum, dan membangun kepercayaan global.

Tanpa kepercayaan, tidak ada mata uang yang bisa menjadi global. Yuan, meskipun kuat di rumah, masih dianggap lemah di luar negeri. Dan dalam dunia keuangan global, persepsi bisa lebih penting daripada kenyataan.


Ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana mata uang global, termasuk yuan dan dolar, mempengaruhi pasar dan keputusan trading Anda? Di dunia trading yang terus berubah, edukasi adalah kunci utama kesuksesan. Bergabunglah dalam program edukasi trading bersama Didimax, broker forex terbaik di Indonesia yang telah berpengalaman lebih dari satu dekade.

Dengan materi yang lengkap, mentor berpengalaman, dan pendekatan pembelajaran interaktif, Didimax membantu Anda membangun fondasi yang kuat dalam trading. Kunjungi www.didimax.co.id dan mulailah perjalanan Anda menjadi trader yang lebih cerdas dan percaya diri hari ini!