Dalam dunia trading, terutama di pasar keuangan seperti forex, saham, dan komoditas, terdapat berbagai istilah yang harus dipahami oleh setiap trader. Salah satu istilah penting yang sering dihadapi trader adalah "Stop Out".
Stop out adalah kondisi yang sering kali dihindari oleh para trader, karena hal ini menandakan bahwa akun trading mereka mengalami kerugian signifikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu stop out trading, penyebabnya, dampaknya, serta bagaimana cara menghindarinya.
Apa itu Stop Out dalam Trading?
Stop out adalah tindakan yang diambil oleh broker untuk menutup satu atau beberapa posisi terbuka secara otomatis ketika margin yang tersisa di akun trading tidak mencukupi untuk mendukung posisi tersebut. Margin adalah sejumlah dana yang disisihkan oleh trader untuk mempertahankan posisi terbuka. Ketika kerugian yang terjadi mendekati atau melebihi margin yang ada di akun, broker akan melakukan stop out untuk melindungi dana yang tersisa di akun trader, serta untuk menghindari kerugian lebih lanjut.
Stop out terjadi setelah tingkat margin akun mencapai persentase tertentu, yang biasanya ditentukan oleh broker. Persentase ini dikenal sebagai level stop out. Ketika level margin akun trading mencapai atau berada di bawah level stop out yang ditentukan, broker secara otomatis akan menutup posisi trader secara bertahap, dimulai dari posisi yang paling tidak menguntungkan, hingga level margin kembali memadai atau seluruh posisi ditutup.
Penyebab Stop Out
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stop out dalam trading. Memahami penyebab ini penting bagi trader untuk menghindari risiko kerugian besar yang dapat menyebabkan likuidasi posisi secara otomatis. Berikut adalah beberapa penyebab umum stop out
1. Volatilitas Pasar yang Tinggi
Volatilitas pasar yang tinggi bisa menjadi penyebab utama stop out. Ketika harga bergerak dengan cepat dan tak terduga, posisi trading dapat dengan cepat berubah dari menguntungkan menjadi merugikan. Perubahan harga yang tajam dapat mengakibatkan penurunan margin secara signifikan, terutama jika trader menggunakan leverage tinggi.
2. Leverage yang Berlebihan
Leverage memungkinkan trader untuk mengendalikan posisi yang lebih besar dengan modal yang lebih kecil. Namun, leverage yang tinggi juga memperbesar risiko kerugian. Ketika trader membuka posisi besar dengan leverage yang tinggi, perubahan kecil dalam harga dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan. Jika kerugian ini melebihi margin yang tersedia, stop out akan terjadi.
3. Manajemen Risiko yang Buruk
Kurangnya manajemen risiko yang tepat, seperti tidak menggunakan stop loss, dapat menyebabkan kerugian besar yang menghabiskan margin. Banyak trader yang enggan menggunakan stop loss karena mereka berharap harga akan berbalik. Namun, tanpa stop loss, posisi yang terus merugi dapat menyebabkan terjadinya stop out.
4. Overtrading
Overtrading adalah situasi di mana seorang trader membuka terlalu banyak posisi dalam waktu singkat, yang dapat menyebabkan margin di akun menjadi terbagi secara tidak merata. Jika harga bergerak melawan posisi trader, risiko stop out menjadi lebih tinggi karena margin yang tersisa tidak mencukupi untuk mendukung semua posisi terbuka.
5. Pergerakan Pasar Tak Terduga
Terkadang, peristiwa ekonomi atau politik yang tidak terduga dapat menyebabkan pergerakan pasar yang tajam. Berita seperti pengumuman suku bunga, data ekonomi, atau peristiwa geopolitik dapat mempengaruhi harga secara signifikan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan stop out jika trader tidak siap menghadapi volatilitas tersebut.
Baca Juga: Pola Flag Pattern
Dampak dari Stop Out
Stop out bisa berdampak negatif bagi seorang trader, baik dari segi finansial maupun psikologis. Dampak paling jelas dari stop out adalah kerugian finansial. Ketika broker menutup posisi secara otomatis, trader kehilangan sebagian besar dana mereka yang digunakan sebagai margin. Ini bisa sangat merugikan, terutama jika posisi yang ditutup berjumlah besar.
Stop out juga dapat menyebabkan trader kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Ketika posisi ditutup secara otomatis, harga mungkin bergerak kembali ke arah yang menguntungkan, tetapi trader sudah kehilangan posisi mereka.
Kerugian besar akibat stop out dapat berdampak negatif pada psikologi trader. Rasa frustasi, marah, dan tidak percaya diri sering kali muncul setelah mengalami stop out, yang pada akhirnya bisa memengaruhi keputusan trading di masa depan. Trader mungkin menjadi lebih ragu-ragu atau terlalu agresif dalam mengambil posisi berikutnya, yang dapat memperburuk situasi.
Cara Menghindari Stop Out
Meskipun stop out adalah bagian dari risiko trading, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari atau meminimalkan kemungkinan terjadinya stop out. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu trader menghindari stop out:
Salah satu kunci utama untuk menghindari stop out adalah menerapkan manajemen risiko yang baik. Ini termasuk menggunakan stop loss pada setiap posisi yang dibuka. Stop loss membantu membatasi kerugian dengan menutup posisi secara otomatis ketika harga mencapai level yang ditentukan sebelumnya. Dengan stop loss, trader dapat mencegah kerugian yang tidak terkendali yang dapat menyebabkan stop out.
Selain itu ada juga leverage. Leverage adalah pedang bermata dua. Meskipun leverage memungkinkan trader untuk meningkatkan potensi keuntungan, leverage yang terlalu tinggi juga meningkatkan risiko kerugian. Untuk menghindari stop out, trader harus menggunakan leverage dengan bijak dan tidak mengambil posisi yang terlalu besar untuk ukuran akun mereka.
Selanjutnya overtrading, dapat juga menjadi salah satu penyebab umum stop out. Untuk menghindari hal ini, trader harus disiplin dalam menentukan jumlah posisi yang dibuka. Membuka terlalu banyak posisi secara bersamaan dapat menguras margin yang tersedia, sehingga meningkatkan risiko terjadinya stop out.
Sebelum membuka posisi, penting untuk memperhatikan kondisi pasar dan memahami risiko yang terkait dengan volatilitas. Ketika volatilitas tinggi, risiko stop out juga meningkat. Oleh karena itu, trader harus berhati-hati saat trading dalam kondisi pasar yang tidak stabil dan mungkin perlu menyesuaikan strategi mereka.
Trader juga secara teratur harus memantau tingkat margin sebagai langkah penting untuk menghindari stop out. Dengan memantau tingkat margin, trader dapat mengambil tindakan pencegahan, seperti menutup beberapa posisi atau menambah dana ke akun jika margin mulai menipis.
Diversifikasi portofolio adalah cara lain untuk mengurangi risiko stop out. Dengan membuka posisi di berbagai aset atau instrumen keuangan, trader dapat mengurangi dampak pergerakan harga yang tidak menguntungkan pada satu posisi tertentu. Diversifikasi membantu menjaga keseimbangan portofolio dan mengurangi risiko kerugian besar.
Stop out adalah salah satu risiko yang dihadapi setiap trader, terutama bagi mereka yang menggunakan leverage tinggi atau tidak memiliki manajemen risiko yang baik. Meskipun stop out dapat berdampak negatif pada finansial dan psikologis, risiko ini dapat diminimalkan dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti manajemen risiko yang baik, penggunaan leverage yang bijak, dan memantau tingkat margin secara teratur.
Selain itu, trader juga perlu untuk melakukan pendampingan trading oleh broker yang profesional dan terpercaya seperti Didimax!
Dengan langkah-langkah ini, trader dapat lebih siap menghadapi volatilitas pasar dan mengurangi kemungkinan terjadinya stop out dalam trading mereka.