Descending Triangle: Cara Menggunakannya dalam Trading Forex
Dalam dunia trading forex, pola grafik (chart pattern) adalah salah satu alat analisis teknikal yang paling sering digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi peluang trading. Salah satu pola yang banyak ditemukan pada grafik harga adalah descending triangle. Pola ini sering dianggap sebagai sinyal bearish yang menunjukkan bahwa harga berpotensi untuk turun lebih lanjut. Namun, dalam kondisi tertentu, pola ini juga bisa memberikan peluang bagi trader untuk masuk ke pasar dengan strategi yang tepat.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang descending triangle, mulai dari pengertiannya, cara mengenalinya pada chart, strategi entry dan exit, serta beberapa contoh penggunaannya dalam trading forex.
Apa Itu Descending Triangle?

Descending triangle adalah pola teknikal yang terbentuk pada grafik harga dengan karakteristik utama sebagai berikut:
-
Resistance yang datar – Pola ini memiliki garis resistance horizontal yang menahan harga untuk tidak naik lebih tinggi.
-
Lower Highs (Puncak yang semakin rendah) – Setiap kali harga mencoba naik, titik tertinggi berikutnya lebih rendah dari sebelumnya, yang menunjukkan tekanan jual yang semakin kuat.
-
Breakout ke bawah – Dalam banyak kasus, harga akhirnya menembus level support, mengkonfirmasi kelanjutan tren turun.
Descending triangle sering muncul dalam tren turun sebagai pola kelanjutan (continuation pattern), yang berarti bahwa setelah pola ini terbentuk, harga cenderung melanjutkan pergerakan turun sebelumnya.
Cara Mengenali Descending Triangle pada Chart
Untuk mengenali descending triangle pada chart, trader bisa mengikuti beberapa langkah berikut:
-
Identifikasi garis resistance horizontal – Cari titik-titik tertinggi harga yang sejajar atau hampir sejajar.
-
Amati lower highs – Setiap kenaikan harga yang gagal menembus resistance akan membentuk puncak yang lebih rendah.
-
Perhatikan volume – Biasanya, volume perdagangan akan berkurang saat pola ini berkembang, dan meningkat tajam saat terjadi breakout.
-
Konfirmasi breakout – Breakout biasanya terjadi ketika harga menembus level support dengan volume tinggi.
Jika semua kondisi ini terpenuhi, descending triangle dapat digunakan sebagai sinyal trading yang valid.
Strategi Trading Menggunakan Descending Triangle
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh trader saat menemukan pola descending triangle di chart mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan:
1. Breakout Trading
Breakout trading adalah strategi yang paling umum digunakan saat pola descending triangle terbentuk. Trader akan menunggu harga menembus support sebelum masuk ke pasar.
Langkah-langkahnya:
-
Pasang sell stop order sedikit di bawah level support.
-
Gunakan stop-loss beberapa pip di atas resistance untuk menghindari false breakout.
-
Target profit bisa ditentukan dengan mengukur tinggi pola descending triangle dan menguranginya dari titik breakout.
2. Retest Trading
Terkadang setelah breakout, harga akan kembali menguji level support yang telah ditembus sebelum melanjutkan tren turun. Ini memberikan peluang entry kedua bagi trader yang melewatkan breakout awal.
Langkah-langkahnya:
-
Tunggu harga kembali ke level support yang sebelumnya ditembus.
-
Masuk posisi sell jika harga gagal naik kembali di atas support.
-
Stop-loss diletakkan di atas level resistance, dengan target profit sesuai tinggi pola.
3. Divergensi dengan Indikator Teknikal
Trader juga dapat menggunakan indikator teknikal seperti RSI (Relative Strength Index) atau MACD (Moving Average Convergence Divergence) untuk mengkonfirmasi kekuatan breakout.
Langkah-langkahnya:
Contoh Penggunaan Descending Triangle dalam Trading Forex
Sebagai contoh, anggaplah pasangan mata uang EUR/USD sedang dalam tren turun dan membentuk pola descending triangle dengan level support di 1.1000. Trader bisa menunggu harga menembus level support tersebut sebelum masuk posisi sell.
Jika harga akhirnya turun di bawah 1.1000 dengan volume tinggi, trader bisa masuk posisi sell dengan target profit yang dihitung dari tinggi pola. Misalnya, jika tinggi pola adalah 100 pips, target profitnya bisa diatur di 1.0900.
Sebaliknya, jika harga gagal menembus support dan malah naik di atas resistance, trader sebaiknya menghindari entry atau mempertimbangkan reversal trade.
Kesalahan Umum Saat Menggunakan Descending Triangle
-
Masuk terlalu dini – Banyak trader tergesa-gesa masuk posisi sebelum terjadi breakout yang valid.
-
Mengabaikan false breakout – Kadang harga menembus support sementara sebelum kembali ke pola semula.
-
Tidak menggunakan stop-loss – Tanpa stop-loss, trader berisiko mengalami kerugian besar jika harga bergerak berlawanan dengan ekspektasi.
-
Tidak memperhitungkan volume – Breakout yang tidak didukung oleh volume tinggi sering kali tidak valid.
Kesimpulan
Descending triangle adalah pola teknikal yang dapat membantu trader mengidentifikasi peluang entry dalam tren turun. Dengan memahami karakteristik pola ini dan menerapkan strategi yang tepat, trader bisa memaksimalkan peluang profit dalam trading forex. Namun, penting untuk selalu melakukan konfirmasi dengan indikator teknikal dan menerapkan manajemen risiko yang baik agar terhindar dari kerugian besar.
Bagi Anda yang ingin belajar lebih dalam tentang strategi trading seperti descending triangle dan pola teknikal lainnya, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program edukasi trading di Didimax. Didimax adalah broker forex terpercaya di Indonesia yang menawarkan edukasi gratis bagi para trader, baik pemula maupun profesional.
Kunjungi situs www.didimax.co.id dan daftar sekarang untuk mendapatkan bimbingan langsung dari mentor profesional serta akses ke berbagai materi edukasi yang dapat membantu Anda menjadi trader yang lebih sukses!