Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Emas dan Perang: Pola Historis Mengisyaratkan ATH Baru?

Emas dan Perang: Pola Historis Mengisyaratkan ATH Baru?

by Lia Nurullita

Emas dan Perang: Pola Historis Mengisyaratkan ATH Baru?

Dalam sejarah panjang pasar keuangan global, tidak ada aset yang menunjukkan resiliensi sekuat emas saat dunia berada dalam gejolak. Dari Perang Dunia hingga konflik geopolitik modern, emas terus membuktikan dirinya sebagai aset safe haven yang tak tergantikan. Kini, di tengah meningkatnya ketegangan global seperti perang di Ukraina, konflik berkepanjangan di Timur Tengah, dan kekhawatiran akan potensi eskalasi baru antara kekuatan besar dunia, investor mulai melirik kembali pola-pola historis yang mengaitkan perang dengan lonjakan harga emas. Apakah ini pertanda bahwa rekor tertinggi (All-Time High/ATH) baru akan segera tercapai?

Pola Historis: Perang dan Lonjakan Harga Emas

Dalam setiap era konflik besar, harga emas cenderung melonjak drastis. Ketika Perang Dunia I dan II meletus, ketidakpastian yang menyelimuti pasar membuat permintaan terhadap logam mulia ini meningkat tajam. Hal yang sama terjadi selama Perang Vietnam dan ketegangan Perang Dingin. Bahkan pada tahun 1990-an saat Perang Teluk pecah, emas mencatat kenaikan signifikan dalam waktu singkat.

Yang paling mencolok dalam era modern adalah lonjakan emas pada krisis finansial global 2008 dan selama konflik Rusia-Ukraina yang dimulai pada 2014 dan memuncak di 2022. Dalam setiap momen tersebut, investor global cenderung melindungi kekayaannya dengan mengalihkan portofolio ke emas, menciptakan tekanan beli yang signifikan dan mendorong harga naik secara eksponensial.

Keamanan Nilai di Tengah Kekacauan

Alasan utama mengapa emas naik saat perang adalah karena sifatnya sebagai penyimpan nilai. Saat mata uang melemah, pasar saham tertekan, dan inflasi meningkat—seperti yang sering terjadi dalam masa konflik berskala besar—emas tetap menjadi aset fisik yang dipercaya tidak kehilangan nilainya. Logam mulia ini tidak terikat oleh kebijakan moneter satu negara tertentu, membuatnya aman dari risiko sistemik yang bisa meruntuhkan aset lainnya.

Dalam lingkungan ekonomi yang rapuh akibat perang, emas menjadi satu dari sedikit aset yang memiliki "nilai intrinsik" dan tidak bergantung pada kinerja korporasi atau stabilitas pemerintahan.

Indikator Modern: Konflik Timur Tengah dan Eskalasi Baru

Kondisi geopolitik saat ini tidak jauh berbeda dari masa-masa konflik sebelumnya. Ketegangan antara Iran dan Israel, perang di Gaza, serta dinamika hubungan antara NATO dan Rusia kembali membuat pasar global dalam kondisi tegang. Selain itu, potensi konflik baru di kawasan Asia Timur antara China dan Taiwan juga meningkatkan kekhawatiran investor.

Setiap kali terjadi serangan balasan atau peningkatan militer, harga emas menunjukkan reaksi cepat. Misalnya, pada saat Israel meluncurkan serangan udara ke Suriah atau saat Iran meningkatkan program nuklirnya, harga XAUUSD merespons dengan kenaikan dalam hitungan jam. Pola ini mempertegas bahwa ekspektasi pasar terhadap risiko global sangat terkait dengan lonjakan harga emas.

Fenomena Fedspeak dan Kombinasi Geopolitik

Yang menarik, dalam beberapa waktu terakhir, perang bukan satu-satunya faktor yang menggerakkan harga emas. Kombinasi antara ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan eskalasi geopolitik menciptakan "double booster" bagi logam kuning. Saat The Fed mengisyaratkan kebijakan dovish, dolar AS melemah, dan ini memberi ruang lebih besar bagi emas untuk menguat.

Kombinasi ini terlihat jelas pada awal 2024 ketika harga XAUUSD melonjak melewati $2.300 per troy ounce, mendekati ATH sebelumnya. Lonjakan ini terjadi di tengah pernyataan dovish dari Jerome Powell dan memburuknya situasi di Gaza serta sanksi baru AS terhadap Iran.

Sentimen Pasar dan Psikologi Investor

Investor institusional maupun ritel kerap merespons sentimen pasar dengan cara yang sangat dipengaruhi oleh psikologi. Ketakutan terhadap ketidakpastian, ancaman resesi, hingga potensi perang skala luas membuat para pelaku pasar bersikap defensif. Emas, yang secara tradisional dilihat sebagai "asuransi" dalam portofolio investasi, menjadi pilihan utama.

Volume pembelian emas fisik, ETF berbasis emas, dan kontrak futures semuanya meningkat selama periode konflik, menunjukkan bahwa bukan hanya spekulan tetapi juga investor konservatif memperkuat posisi mereka di logam mulia ini.

Apakah ATH Baru Tidak Terelakkan?

Secara teknikal, pola grafik harga emas menunjukkan sinyal bullish jangka menengah hingga panjang. Breakout dari zona konsolidasi di atas $2.300 membuka peluang menuju ATH baru di atas $2.500, terutama jika ketegangan geopolitik terus meningkat. Bahkan beberapa analis global memperkirakan skenario ekstrem di mana emas bisa menyentuh $3.000 apabila terjadi krisis energi besar atau konflik melibatkan negara-negara besar seperti AS, Rusia, dan China.

Kondisi makroekonomi global saat ini juga memperkuat skenario tersebut. Inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, potensi pelambatan ekonomi, serta tekanan terhadap mata uang fiat menjadikan emas semakin menarik dari sisi fundamental.

Kesimpulan: Saatnya Melirik Pola Lama di Dunia Baru

Meski sejarah tidak selalu berulang secara identik, ia seringkali berima. Pola lonjakan harga emas saat perang atau konflik besar memberikan sinyal kuat bahwa emas bisa kembali mencetak rekor baru jika eskalasi terus berlanjut. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian seperti sekarang, banyak investor percaya bahwa “sejarah akan kembali mengulang dirinya”—dan jika itu benar, maka emas akan kembali ke panggung utama.

Dengan kata lain, melihat tren dan dinamika geopolitik saat ini, tidak berlebihan jika para analis menyebut bahwa kita sedang menuju fase “supercycle” baru bagi emas.


Jika Anda seorang trader yang ingin memanfaatkan momen-momen besar seperti ini, kini saatnya untuk memperdalam pemahaman Anda tentang pergerakan pasar global dan strategi trading yang tepat. Emas bukan hanya komoditas, tapi juga instrumen investasi strategis yang mampu memberikan keuntungan optimal bila dianalisis dengan benar.

Jangan lewatkan peluang ini. Bergabunglah dalam program edukasi trading di www.didimax.co.id dan dapatkan bimbingan langsung dari para mentor berpengalaman, pembelajaran teknikal dan fundamental yang mendalam, serta akses ke komunitas trader aktif yang siap mendukung perjalanan trading Anda.