Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis EUR/USD Rentan Koreksi Jika Data Ekonomi Tidak Mendukung

EUR/USD Rentan Koreksi Jika Data Ekonomi Tidak Mendukung

by Iqbal

EUR/USD Rentan Koreksi Jika Data Ekonomi Tidak Mendukung

Pasangan mata uang EUR/USD terus menjadi sorotan utama para pelaku pasar global. Setelah sempat mencatatkan penguatan moderat dalam beberapa pekan terakhir, kini muncul kekhawatiran bahwa momentum kenaikan tersebut bisa saja berbalik arah apabila data ekonomi yang dirilis ke depan tidak mendukung prospek pertumbuhan di kawasan Euro maupun Amerika Serikat.

Sejak awal tahun 2025, EUR/USD mengalami fluktuasi tajam akibat kombinasi dari kebijakan moneter bank sentral, ketidakpastian geopolitik, hingga pergerakan yield obligasi pemerintah. Bank Sentral Eropa (ECB) dan Federal Reserve AS (The Fed) menjadi dua institusi yang paling mempengaruhi sentimen pasar. Kedua bank sentral ini menghadapi tantangan yang berbeda, yang pada akhirnya membentuk arah pergerakan pasangan mata uang ini.

Di satu sisi, ECB tengah bergulat dengan tekanan inflasi yang mulai menurun, namun tetap di atas target yang diinginkan. Inflasi inti di kawasan Euro yang dirilis bulan lalu menunjukkan angka 2,8%, sedikit turun dari bulan sebelumnya. Meskipun tren penurunan ini memberikan harapan bahwa kebijakan moneter ketat bisa segera dilonggarkan, namun pejabat ECB tetap berhati-hati. Presiden ECB, Christine Lagarde, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa mereka masih membutuhkan konfirmasi lanjutan bahwa inflasi benar-benar mengarah ke target 2% secara berkelanjutan sebelum mempertimbangkan pelonggaran suku bunga.

Sementara itu, dari sisi Amerika Serikat, perekonomian menunjukkan ketahanan yang cukup solid. Data ketenagakerjaan terbaru memperlihatkan Non-Farm Payrolls (NFP) yang kembali mengalahkan ekspektasi, memperlihatkan tambahan 280.000 pekerjaan baru pada bulan lalu. Tingkat pengangguran tetap stabil di kisaran 3,8%, memperlihatkan kekuatan pasar tenaga kerja AS yang terus menopang daya beli masyarakat. Namun demikian, inflasi yang masih berada di kisaran 3,5% membuat The Fed tetap menjaga sikap hawkish-nya.

Ketidakpastian arah suku bunga The Fed menjadi faktor utama penggerak dolar AS. Pasar memperkirakan adanya peluang satu kali penurunan suku bunga di akhir tahun 2025, namun ekspektasi ini sangat bergantung pada data-data ekonomi berikutnya, khususnya laporan inflasi dan pertumbuhan PDB kuartal kedua.

Dalam konteks inilah EUR/USD menjadi sangat sensitif terhadap setiap rilis data. Jika data ekonomi dari kawasan Euro terus menunjukkan pelemahan, seperti indeks manufaktur yang turun ke zona kontraksi atau penurunan tajam dalam penjualan ritel, maka tekanan jual terhadap euro bisa semakin besar. Demikian pula, jika data dari AS tetap kuat, maka perbedaan kebijakan moneter antara ECB dan The Fed bisa memperlebar kesenjangan yield, yang berujung pada penguatan lebih lanjut dolar AS.

Selain data makroekonomi, pelaku pasar juga mencermati perkembangan geopolitik, terutama tensi politik di Eropa Timur, ketegangan di Timur Tengah, serta dinamika hubungan dagang AS-China yang bisa berdampak pada permintaan aset-aset safe haven, termasuk dolar AS. Dalam beberapa kesempatan, arus modal cenderung beralih ke dolar AS saat ketidakpastian global meningkat, memberikan tekanan tambahan bagi euro.

Analis teknikal melihat level-level kunci pada EUR/USD yang patut diperhatikan. Resistance utama saat ini berada di kisaran 1.0950-1.1000, sementara support penting berada di area 1.0750. Jika data ekonomi mengecewakan dan EUR/USD menembus support ini, maka potensi koreksi lebih dalam menuju 1.0650 bahkan 1.0500 bisa terjadi. Sebaliknya, jika data mendukung dan mampu menembus resistance 1.1000, ada peluang penguatan menuju 1.1100 dalam jangka menengah.

Di sisi lain, indikator-indikator teknikal seperti RSI dan MACD saat ini berada di zona netral, memperlihatkan belum adanya kejelasan arah dominan. Volume perdagangan juga menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa sesi terakhir, yang menandakan pasar menunggu konfirmasi data penting berikutnya.

Bagi para trader dan investor, kondisi pasar seperti ini menuntut kewaspadaan tinggi. Mengikuti perkembangan data makroekonomi secara berkala menjadi kunci untuk mengambil keputusan trading yang lebih akurat. Selain itu, pengelolaan risiko menjadi hal yang sangat penting, mengingat volatilitas bisa meningkat drastis apabila terjadi kejutan data yang tak terduga.

Beberapa data penting yang dijadwalkan rilis dalam waktu dekat antara lain laporan PMI manufaktur dan jasa dari kawasan Euro, data inflasi CPI zona Euro, laporan ketenagakerjaan AS, serta data inflasi PCE AS yang menjadi indikator favorit The Fed. Setiap data tersebut bisa menjadi katalis pergerakan signifikan bagi EUR/USD.

Tidak hanya itu, pernyataan dari pejabat bank sentral juga kerap menjadi pemicu volatilitas pasar. Komentar dari anggota Dewan Gubernur ECB maupun pejabat The Fed akan terus dicermati oleh pelaku pasar untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter ke depan.

Dengan demikian, meskipun EUR/USD saat ini masih bertahan di kisaran yang relatif stabil, namun tekanan koreksi tetap ada jika data ekonomi mendatang tidak mendukung. Para trader harus tetap fleksibel dan cepat menyesuaikan strategi berdasarkan kondisi pasar yang dinamis.

Bagi Anda yang ingin lebih memahami dinamika pasar forex secara mendalam, serta belajar bagaimana membaca data ekonomi dan mengelola risiko trading, tersedia program edukasi trading yang komprehensif di www.didimax.co.id. Dengan bimbingan mentor berpengalaman dan materi yang terstruktur, Anda dapat meningkatkan kemampuan analisis pasar dan strategi trading Anda.

Jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung bersama komunitas trader profesional di Didimax. Dapatkan akses ke berbagai tools, analisa harian, serta diskusi langsung bersama para analis berpengalaman yang siap membantu Anda menghadapi tantangan di pasar forex global.