Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Euro/USD Turun Setelah FOMC Pastikan Fokus pada Inflasi

Euro/USD Turun Setelah FOMC Pastikan Fokus pada Inflasi

by Iqbal

Euro/USD Turun Setelah FOMC Pastikan Fokus pada Inflasi

Pasangan mata uang Euro terhadap Dolar Amerika Serikat (EUR/USD) kembali melemah pada perdagangan terbaru setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menegaskan komitmennya untuk tetap fokus pada upaya mengendalikan inflasi. Keputusan ini memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) masih akan mempertahankan sikap kebijakan moneter yang relatif ketat, meskipun tanda-tanda perlambatan ekonomi mulai muncul. Bagi para pelaku pasar, langkah ini menjadi sinyal jelas bahwa prioritas utama bank sentral AS adalah menjaga stabilitas harga ketimbang mengakomodasi pertumbuhan ekonomi jangka pendek.

Tekanan terhadap Euro

Pelemahan EUR/USD terjadi seiring dengan menguatnya indeks dolar (DXY) yang kembali naik setelah pernyataan hawkish dari beberapa anggota FOMC. Euro yang sebelumnya sempat stabil harus kembali tertekan, terutama karena pasar menilai bahwa bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) tampak lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter. Meskipun ECB juga menghadapi tekanan inflasi, tingkat suku bunga di kawasan Euro dipandang tidak akan naik setajam The Fed, sehingga memperlebar selisih imbal hasil obligasi antara AS dan Eropa.

Selain itu, data ekonomi dari zona Euro yang menunjukkan perlambatan di sektor manufaktur dan konsumsi domestik turut memperlemah posisi Euro. Investor semakin berhati-hati untuk menaruh kepercayaan pada mata uang tunggal ini, terutama karena daya tarik dolar AS sebagai safe haven masih dominan di tengah ketidakpastian global.

Sikap FOMC: Inflasi di Atas Segalanya

Pernyataan resmi FOMC menekankan bahwa inflasi masih berada di level yang terlalu tinggi dibanding target jangka panjang 2%. Beberapa indikator memang menunjukkan adanya moderasi pada harga, namun The Fed menilai risiko inflasi tetap signifikan, terutama dari sektor jasa dan pasar tenaga kerja yang masih ketat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter ketat tetap dianggap perlu untuk memastikan inflasi benar-benar kembali ke jalur yang lebih stabil.

Kebijakan ini jelas berdampak pada pergerakan pasar valuta asing. Investor menafsirkan bahwa The Fed akan menjaga suku bunga tetap tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Hal tersebut membuat dolar AS semakin menarik dibanding mata uang lain, termasuk Euro, karena tingkat pengembalian investasi dalam denominasi dolar lebih menjanjikan.

Dampak ke Pasar Global

Keputusan The Fed bukan hanya memengaruhi nilai tukar EUR/USD, tetapi juga memberi tekanan pada pasar global lainnya. Saham di Wall Street bergerak fluktuatif, obligasi pemerintah AS menunjukkan kenaikan yield, sementara harga emas kembali tertekan akibat menguatnya dolar. Di sisi lain, pelaku pasar di Asia dan Eropa ikut mencermati dinamika ini, sebab arus modal global sering kali berpindah mengikuti perbedaan kebijakan moneter antarbank sentral besar.

Pasar obligasi di kawasan Eropa pun mulai bereaksi. Yield obligasi Jerman, yang sering dianggap acuan, terlihat tertahan karena investor lebih memilih aset berbasis dolar. Kondisi ini menambah tekanan bagi Euro yang semakin sulit menguat dalam jangka pendek.

Analisis Teknikal EUR/USD

Secara teknikal, grafik harian EUR/USD menunjukkan pola pelemahan yang konsisten setelah gagal menembus level resistance penting di kisaran 1.0900. Tekanan jual semakin meningkat saat pasangan ini menembus support di level 1.0750, membuka peluang penurunan lanjutan menuju area 1.0650. Indikator Relative Strength Index (RSI) mengarah ke zona oversold, namun belum memberikan sinyal pembalikan yang kuat.

Bagi trader jangka pendek, volatilitas tinggi ini bisa menjadi peluang untuk mengambil posisi sesuai arah tren dominan. Sementara itu, trader jangka menengah perlu memperhatikan potensi konsolidasi apabila muncul faktor fundamental baru yang dapat mengubah sentimen pasar.

Respons ECB dan Tantangan Euro

European Central Bank sendiri menghadapi dilema besar. Di satu sisi, inflasi di zona Euro masih berada di atas target, tetapi di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat ruang bagi kenaikan suku bunga semakin terbatas. Jika ECB memilih menahan diri, maka jurang kebijakan moneter dengan The Fed akan semakin lebar, yang pada akhirnya memperburuk posisi Euro terhadap dolar.

Selain itu, ketegangan geopolitik global, termasuk ketidakpastian energi di Eropa, juga menjadi faktor tambahan yang melemahkan daya tarik Euro. Dengan kondisi seperti ini, banyak analis memprediksi EUR/USD masih akan menghadapi tekanan dalam beberapa bulan mendatang kecuali terjadi perubahan signifikan dalam arah kebijakan moneter global.

Implikasi bagi Trader Forex

Bagi para pelaku trading, kondisi EUR/USD yang menurun akibat fokus FOMC pada inflasi memberikan pelajaran penting mengenai bagaimana faktor fundamental memengaruhi pergerakan pasar. Pemahaman terhadap dinamika kebijakan moneter bank sentral, data ekonomi, hingga sentimen pasar menjadi kunci utama dalam mengambil keputusan. Trader yang mampu membaca arah kebijakan The Fed biasanya dapat lebih cepat mengantisipasi potensi pergerakan besar di pasar forex.

Selain itu, volatilitas yang dipicu oleh rapat FOMC kerap memberikan peluang trading jangka pendek. Namun, risiko yang tinggi juga tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi aspek yang sangat krusial, baik melalui penggunaan stop loss maupun pengelolaan ukuran lot secara disiplin.

Prospek Ke Depan

Ke depan, pasangan EUR/USD kemungkinan masih akan dipengaruhi oleh data inflasi AS berikutnya, laporan tenaga kerja, serta sinyal tambahan dari pejabat The Fed mengenai arah kebijakan moneter. Jika data menunjukkan inflasi tetap bandel, maka peluang dolar untuk terus menguat masih terbuka lebar. Namun, bila ada tanda-tanda pelemahan signifikan di sektor ekonomi AS, pasar bisa mulai berspekulasi bahwa The Fed akan lebih akomodatif, yang pada gilirannya dapat memberi ruang bagi Euro untuk rebound.

Dari sisi teknikal, level support 1.0600 menjadi area penting yang harus diperhatikan. Jika level ini ditembus, tren bearish berpotensi semakin kuat. Namun, bila Euro mampu bertahan di atas level tersebut, peluang konsolidasi atau bahkan pembalikan tren masih mungkin terjadi.


Jika Anda ingin lebih memahami dinamika pergerakan pasar forex, khususnya bagaimana keputusan FOMC dapat memengaruhi pasangan mata uang utama seperti EUR/USD, Anda bisa mempelajari teknik analisis fundamental maupun teknikal secara mendalam. Dengan pemahaman yang baik, peluang meraih profit bisa lebih maksimal meskipun pasar tengah bergejolak.

Bergabunglah dalam program edukasi trading di www.didimax.co.id untuk mendapatkan materi, bimbingan, serta strategi yang teruji dalam menghadapi pasar forex. Dengan arahan mentor berpengalaman, Anda bisa belajar membaca peluang, mengelola risiko, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam setiap transaksi.