Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Faktor Makroekonomi yang Menggerakkan Bitcoin dan Forex Bersamaan

Faktor Makroekonomi yang Menggerakkan Bitcoin dan Forex Bersamaan

by Iqbal

Dalam dunia finansial yang terus berkembang, baik pasar mata uang kripto seperti Bitcoin maupun pasar valuta asing (Forex) telah menjadi pusat perhatian para investor dan trader. Keduanya menawarkan peluang besar, namun juga membawa risiko yang signifikan. Meski karakteristik keduanya berbeda — Forex adalah pasar yang lebih mapan dan teregulasi, sementara Bitcoin adalah aset digital yang relatif baru dan terdesentralisasi — ada kesamaan penting yang menyatukan pergerakan kedua pasar ini: faktor-faktor makroekonomi global.

Para pelaku pasar sering kali mengamati bagaimana data ekonomi, kebijakan moneter, tingkat inflasi, serta stabilitas geopolitik memengaruhi nilai tukar mata uang maupun harga Bitcoin. Menariknya, meski Bitcoin sering digambarkan sebagai “emas digital” atau aset yang tidak berkorelasi langsung dengan pasar keuangan tradisional, kenyataannya semakin menunjukkan bahwa pengaruh makroekonomi terhadap Bitcoin dan Forex bisa bergerak selaras dalam situasi tertentu. Artikel ini akan mengulas berbagai faktor makroekonomi utama yang menggerakkan Bitcoin dan Forex secara bersamaan, serta mengapa pemahaman akan dinamika ini sangat penting bagi para trader.

1. Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral

Salah satu pendorong utama pergerakan di pasar Forex dan Bitcoin adalah keputusan suku bunga dari bank sentral, terutama Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat. Suku bunga menentukan biaya pinjaman dan imbal hasil aset berdenominasi mata uang tertentu. Ketika suku bunga naik, biasanya mata uang negara tersebut menguat karena investor mencari imbal hasil lebih tinggi. Hal ini sangat terlihat di pasar Forex.

Namun, dalam konteks Bitcoin, suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi minat investor terhadap aset spekulatif seperti kripto. Pasalnya, dengan meningkatnya imbal hasil obligasi dan instrumen berisiko rendah, investor cenderung mengalihkan portofolio dari aset volatil seperti Bitcoin. Sebaliknya, saat suku bunga turun atau saat kebijakan moneter menjadi longgar (quantitative easing), Bitcoin sering mengalami lonjakan harga sebagai alternatif pelindung nilai terhadap pelemahan mata uang fiat.

2. Inflasi dan Persepsi Terhadap Nilai Mata Uang

Inflasi adalah faktor penting lain yang menggerakkan pasar secara luas. Ketika tingkat inflasi meningkat, nilai mata uang cenderung menurun karena daya belinya berkurang. Dalam dunia Forex, negara dengan inflasi tinggi akan melihat mata uangnya melemah terhadap negara dengan inflasi yang lebih stabil.

Bitcoin, yang dirancang dengan suplai terbatas (maksimal 21 juta koin), sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat tajam dan kepercayaan terhadap mata uang fiat menurun, banyak investor beralih ke Bitcoin untuk menjaga nilai aset mereka. Inilah mengapa dalam masa inflasi tinggi — seperti yang terjadi pasca-pandemi dan akibat konflik geopolitik — harga Bitcoin dan nilai tukar mata uang dapat bergerak saling berkaitan.

3. Ketidakpastian Geopolitik dan Krisis Global

Ketegangan geopolitik seperti perang, sanksi ekonomi, atau konflik perdagangan sering kali menyebabkan volatilitas tinggi di pasar keuangan. Dalam kondisi seperti ini, pasar Forex akan menunjukkan reaksi cepat terhadap mata uang negara-negara yang terdampak. Misalnya, mata uang safe haven seperti dolar AS, yen Jepang, atau franc Swiss akan menguat karena investor mencari perlindungan.

Bitcoin pun bisa turut mengalami kenaikan harga di masa ketidakpastian global. Dalam beberapa kasus, Bitcoin dipandang sebagai sarana diversifikasi dan penyimpanan nilai alternatif ketika investor menghindari aset tradisional. Contoh nyata adalah ketika invasi Rusia ke Ukraina terjadi — terjadi lonjakan permintaan Bitcoin di negara-negara yang ekonominya terdampak, terutama karena pembatasan transaksi mata uang asing dan sanksi internasional.

4. Data Ekonomi dan Sentimen Pasar

Rilis data ekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB), angka pengangguran, indeks manufaktur, dan lainnya sangat memengaruhi Forex karena indikator-indikator tersebut mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara. Performa ekonomi yang kuat biasanya memperkuat mata uang negara tersebut karena mencerminkan kestabilan dan potensi pertumbuhan.

Meski tidak secara langsung terhubung dengan data-data makro konvensional, Bitcoin tetap terpengaruh oleh sentimen pasar secara umum. Ketika data ekonomi buruk dirilis, dan pasar saham merespons negatif, investor kadang-kadang mencari aset alternatif yang tidak bergantung pada performa ekonomi nasional — seperti Bitcoin. Namun, perlu dicatat bahwa efek ini bisa berbeda tergantung konteks: dalam beberapa kasus, Bitcoin juga mengikuti penurunan pasar saham karena dianggap sebagai aset berisiko.

5. Likuiditas Global dan Arus Modal

Likuiditas global — yaitu ketersediaan uang tunai di pasar — sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral dan kondisi fiskal. Saat bank sentral memperluas neraca mereka melalui quantitative easing, uang beredar meningkat dan mendorong investor untuk mengambil lebih banyak risiko. Dalam situasi seperti ini, pasar saham, Forex, dan kripto sering mengalami kenaikan bersamaan.

Sebaliknya, saat likuiditas mengetat akibat pengetatan moneter atau krisis keuangan, investor menjadi lebih berhati-hati dan menarik dana dari aset yang dianggap spekulatif. Akibatnya, baik mata uang dari negara berkembang maupun Bitcoin bisa mengalami penurunan bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa arus modal global memiliki dampak langsung terhadap performa dua pasar ini.

6. Regulasi dan Sentimen Terhadap Inovasi Teknologi

Untuk Bitcoin secara khusus, perkembangan regulasi memiliki dampak yang signifikan. Namun, ini juga bisa berpengaruh pada Forex ketika regulasi tersebut melibatkan kontrol mata uang, pembatasan modal, atau aturan baru mengenai transaksi lintas negara.

Misalnya, ketika pemerintah suatu negara memperketat akses ke pasar valuta asing atau melarang konversi mata uang asing, warga negara tersebut mungkin beralih ke Bitcoin sebagai alternatif. Dengan demikian, regulasi yang muncul di negara-negara besar bisa memengaruhi dinamika kedua pasar, terutama ketika inovasi teknologi seperti blockchain mulai berdampak pada sistem keuangan tradisional.


Dalam dunia trading yang dinamis dan kompleks, memahami bagaimana faktor makroekonomi memengaruhi dua pasar besar — Forex dan Bitcoin — menjadi keunggulan strategis yang tak ternilai. Keduanya tidak selalu bergerak dalam pola yang sama, tetapi terdapat titik-titik persilangan yang penting untuk dipahami. Dari suku bunga hingga geopolitik, dari inflasi hingga likuiditas global, berbagai faktor ini menciptakan lanskap yang kaya akan peluang bagi trader yang cermat dan terinformasi.

Jika Anda ingin mempelajari lebih dalam mengenai bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi pasar, dan bagaimana Anda bisa memanfaatkannya dalam strategi trading Anda, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana, Anda akan mendapatkan pembelajaran langsung dari mentor berpengalaman, materi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemula hingga profesional, serta akses ke komunitas trading yang aktif dan suportif.

Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan skill trading Anda secara signifikan. Dengan bimbingan yang tepat, Anda dapat memahami dinamika pasar secara menyeluruh dan mengambil keputusan dengan lebih percaya diri. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan mulailah perjalanan Anda menjadi trader yang lebih cerdas dan sukses!