Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Spread Forex

Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Spread Forex

by Rizka

Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Spread Forex

Dalam dunia trading forex, istilah spread menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dipahami oleh setiap trader, baik pemula maupun profesional. Spread adalah selisih antara harga beli (bid) dan harga jual (ask) dari pasangan mata uang. Spread inilah yang menjadi salah satu biaya transaksi yang harus dibayar trader kepada broker. Besar kecilnya spread dapat mempengaruhi keuntungan atau kerugian yang diperoleh trader, terutama bagi mereka yang melakukan transaksi dalam jangka pendek seperti scalping.

Namun, spread bukanlah angka yang tetap. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi besar kecilnya spread forex, baik dari sisi teknis pasar maupun kebijakan broker. Mengetahui faktor-faktor ini akan membantu trader untuk memilih waktu dan strategi trading yang tepat sehingga dapat meminimalkan biaya transaksi dan memaksimalkan profit.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya spread forex secara mendalam.


1. Likuiditas Pasar

Likuiditas adalah ukuran seberapa mudah suatu aset dapat dibeli atau dijual tanpa mempengaruhi harga secara signifikan. Pasangan mata uang dengan likuiditas tinggi biasanya memiliki spread yang rendah. Sebagai contoh, pasangan EUR/USD, USD/JPY, atau GBP/USD cenderung memiliki spread kecil karena banyaknya volume transaksi yang terjadi setiap hari. Sebaliknya, pasangan mata uang yang jarang diperdagangkan atau exotic pair, seperti USD/TRY atau EUR/ZAR, memiliki spread lebih lebar karena likuiditasnya rendah.

Mengapa likuiditas berpengaruh?
Saat likuiditas tinggi, ada banyak penawaran dan permintaan di pasar, sehingga broker dapat memberikan spread lebih ketat. Sebaliknya, jika likuiditas rendah, broker akan menaikkan spread untuk mengimbangi risiko fluktuasi harga yang lebih besar.


2. Volatilitas Pasar

Volatilitas mengacu pada seberapa besar pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi volatilitas, semakin besar kemungkinan spread melebar. Volatilitas biasanya meningkat pada saat rilis berita ekonomi penting seperti laporan Non-Farm Payrolls (NFP), keputusan suku bunga bank sentral, atau peristiwa politik besar.

Broker akan menyesuaikan spread untuk melindungi diri dari risiko perubahan harga yang tiba-tiba. Misalnya, sebelum dan sesaat setelah rilis data ekonomi besar, spread EUR/USD yang biasanya hanya 1 pip dapat melebar menjadi 5–10 pips atau bahkan lebih.


3. Jenis Pasangan Mata Uang

Pasangan mata uang dibagi menjadi tiga kategori utama:

  • Major pairs (contoh: EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD) → Spread rendah karena likuiditas tinggi.

  • Minor pairs (contoh: EUR/GBP, AUD/NZD) → Spread sedikit lebih tinggi.

  • Exotic pairs (contoh: USD/TRY, EUR/THB) → Spread tinggi karena likuiditas rendah dan risiko fluktuasi besar.

Trader yang ingin spread rendah biasanya fokus pada major pairs, terutama saat jam pasar aktif.


4. Jam Perdagangan

Pasar forex buka 24 jam sehari dari Senin hingga Jumat, namun spread tidak selalu sama di setiap jam. Spread cenderung lebih rendah saat dua sesi pasar besar tumpang tindih, seperti sesi London dan New York. Sebaliknya, spread bisa melebar saat likuiditas rendah, seperti di awal sesi Asia atau menjelang penutupan pasar pada hari Jumat.

Contoh:

  • Waktu spread ketat: 19.00–23.00 WIB (tumpang tindih London–New York).

  • Waktu spread lebar: 04.00–06.00 WIB (awal sesi Asia) atau menjelang weekend.


5. Kebijakan dan Tipe Broker

Broker forex memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam menentukan spread. Ada dua tipe utama:

  • Broker dengan spread tetap (fixed spread): Spread tidak berubah walau volatilitas meningkat.

  • Broker dengan spread mengambang (floating spread): Spread bisa berubah sesuai kondisi pasar.

Broker ECN (Electronic Communication Network) biasanya menawarkan spread yang sangat rendah, namun membebankan komisi tambahan. Sementara broker market maker bisa menawarkan spread lebih tinggi tanpa komisi.


6. Kondisi Ekonomi dan Politik Global

Situasi ekonomi dan politik dunia sangat mempengaruhi pasar forex. Misalnya, ketidakstabilan politik di suatu negara dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap mata uang negara tersebut, sehingga spread pada pasangan yang melibatkan mata uang tersebut bisa melebar. Contoh, saat terjadi konflik geopolitik atau krisis keuangan, spread akan cenderung lebih besar.


7. Berita dan Data Ekonomi

Setiap minggu, ada jadwal rilis berita ekonomi seperti data inflasi, tingkat pengangguran, dan suku bunga. Rilis berita ini dapat menyebabkan lonjakan volatilitas yang berdampak pada pelebaran spread. Trader yang tidak ingin terkena spread tinggi biasanya menghindari open posisi saat jadwal berita besar.


8. Kondisi Teknologi dan Koneksi Broker

Kualitas teknologi yang digunakan broker juga mempengaruhi spread. Broker dengan infrastruktur server cepat dan koneksi langsung ke penyedia likuiditas (liquidity provider) dapat memberikan spread yang lebih ketat. Sebaliknya, broker dengan sistem lambat mungkin memberikan spread lebih besar karena risiko slippage.


9. Ukuran Transaksi (Lot Size)

Meskipun jarang dibicarakan, ukuran transaksi juga dapat mempengaruhi spread efektif yang dirasakan trader. Pada beberapa broker, jika Anda melakukan transaksi dalam jumlah sangat besar, spread yang diberikan bisa sedikit lebih lebar untuk menyesuaikan risiko.


10. Kondisi Psikologis Pasar

Pasar forex tidak hanya dipengaruhi oleh data dan analisis teknikal, tetapi juga oleh sentimen dan psikologi trader. Dalam situasi ketakutan massal (panic selling) atau euforia berlebihan, spread dapat melebar secara signifikan karena pergeseran cepat dalam permintaan dan penawaran.


Kesimpulan

Besar kecilnya spread forex dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi pasar seperti likuiditas dan volatilitas, hingga faktor eksternal seperti berita ekonomi, kondisi politik, serta kebijakan broker. Trader yang cerdas akan selalu memantau faktor-faktor ini dan menyesuaikan strategi tradingnya agar biaya transaksi tetap efisien.

Memahami kapan spread cenderung rendah dan kapan cenderung melebar sangat penting untuk meningkatkan peluang profit, terutama bagi trader jangka pendek. Dengan manajemen waktu dan pemilihan pasangan mata uang yang tepat, biaya spread bisa ditekan seminimal mungkin.


Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang cara membaca spread, strategi menghindari biaya tinggi, dan teknik analisis yang efektif dalam trading forex, Anda bisa mengikuti program edukasi trading bersama Didimax. Didimax merupakan broker forex resmi di Indonesia yang menyediakan pembelajaran gratis bagi para trader dari berbagai level, baik pemula maupun berpengalaman.

Program edukasi di Didimax tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan bimbingan langsung melalui praktik trading. Anda akan dibimbing oleh mentor profesional yang berpengalaman di pasar forex, sehingga Anda bisa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi spread dan memanfaatkannya untuk keuntungan trading Anda. Daftar sekarang di www.didimax.co.id dan mulai perjalanan trading Anda dengan lebih percaya diri.