Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Faktor yang Mempengaruhi Harga Kontrak Futures

Faktor yang Mempengaruhi Harga Kontrak Futures

by Rizka

Faktor yang Mempengaruhi Harga Kontrak Futures

Dalam dunia perdagangan derivatif, khususnya pada instrumen futures, pergerakan harga kontrak menjadi salah satu aspek krusial yang sangat diperhatikan oleh para trader dan investor. Kontrak futures sendiri adalah kesepakatan antara dua pihak untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan dengan harga yang telah disepakati pada saat kontrak dibuat. Namun, meskipun harga tersebut ditetapkan sebelumnya, nilai dari kontrak tersebut dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa saja faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi harga kontrak futures, terutama dalam konteks pasar Indonesia.


1. Harga Aset Dasar (Underlying Asset)

Harga kontrak futures sangat bergantung pada harga dari aset dasar (underlying asset) yang menjadi objek kontrak tersebut. Aset dasar bisa berupa komoditas seperti minyak, emas, atau kopi; ataupun instrumen keuangan seperti indeks saham, mata uang, dan obligasi. Perubahan pada harga aset dasar secara langsung akan mempengaruhi harga futures. Misalnya, jika harga minyak mentah naik, maka harga kontrak futures minyak mentah cenderung ikut naik pula.

Dalam pasar komoditas, fluktuasi harga bisa terjadi karena banyak faktor, seperti perubahan permintaan dan penawaran global, kondisi cuaca, atau kebijakan pemerintah suatu negara. Sedangkan untuk indeks saham, perubahan harga bisa disebabkan oleh kinerja perusahaan dalam indeks tersebut atau sentimen pasar secara keseluruhan.


2. Waktu Jatuh Tempo Kontrak (Time to Maturity)

Faktor waktu menjadi komponen penting lainnya dalam menentukan harga kontrak futures. Semakin dekat waktu jatuh tempo suatu kontrak, maka harga futures akan semakin mendekati harga spot dari aset dasarnya. Hal ini disebabkan oleh adanya konvergensi harga antara pasar futures dan pasar spot seiring waktu berjalan.

Ketika kontrak masih jauh dari tanggal jatuh tempo, harga futures dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari harga spot, tergantung pada faktor-faktor lain seperti suku bunga, biaya penyimpanan, dan ekspektasi pasar. Namun seiring mendekati tanggal jatuh tempo, selisih harga tersebut akan semakin menyempit.


3. Tingkat Suku Bunga (Interest Rate)

Suku bunga juga berpengaruh signifikan terhadap harga futures, terutama pada kontrak dengan aset dasar berupa instrumen keuangan seperti obligasi atau indeks saham. Dalam teori keuangan, dikenal konsep cost of carry, yaitu biaya yang terkait dengan memiliki (holding) suatu aset hingga waktu tertentu. Suku bunga merupakan salah satu komponen utama dalam menghitung cost of carry tersebut.

Secara sederhana, semakin tinggi suku bunga, semakin besar biaya untuk menahan aset hingga jatuh tempo, sehingga akan berdampak pada peningkatan harga kontrak futures untuk aset tersebut. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka biaya penahanan aset menurun, dan harga kontrak futures cenderung turun pula.


4. Biaya Penyimpanan dan Transportasi

Untuk futures yang berbasis komoditas fisik seperti minyak, logam, atau produk pertanian, faktor biaya penyimpanan dan transportasi tidak dapat diabaikan. Biaya-biaya ini merupakan bagian dari total biaya memiliki aset hingga jatuh tempo, dan akan diperhitungkan dalam harga kontrak.

Sebagai contoh, penyimpanan emas membutuhkan tempat penyimpanan yang aman serta biaya asuransi. Demikian pula, penyimpanan gandum atau jagung memerlukan gudang yang memadai dan perlindungan dari kerusakan. Jika biaya penyimpanan naik, maka harga futures akan cenderung naik karena biaya total memiliki aset juga meningkat.


5. Ekspektasi Pasar (Market Expectation)

Sentimen pasar atau ekspektasi terhadap kondisi ekonomi di masa depan juga sangat memengaruhi harga kontrak futures. Jika pasar memperkirakan bahwa harga aset dasar akan naik di masa depan, maka harga futures untuk aset tersebut cenderung akan lebih tinggi dibandingkan harga spot saat ini.

Sebaliknya, jika pasar pesimis atau memperkirakan penurunan harga di masa depan, harga futures bisa lebih rendah dari harga spot. Ekspektasi ini biasanya terbentuk dari berbagai informasi ekonomi seperti data inflasi, laporan ketenagakerjaan, proyeksi pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter, hingga kondisi geopolitik global.


6. Volatilitas Pasar

Volatilitas merupakan ukuran dari seberapa besar harga aset dapat berfluktuasi dalam periode tertentu. Semakin tinggi volatilitas, semakin besar risiko yang dihadapi oleh trader, dan ini akan tercermin pada harga kontrak futures. Harga kontrak futures dalam pasar yang volatil cenderung lebih tinggi karena mengandung premi risiko tambahan.

Sebagai contoh, dalam kondisi pasar yang tidak menentu akibat krisis ekonomi atau ketegangan geopolitik, harga futures dapat melonjak tajam karena ketidakpastian di masa depan. Oleh karena itu, trader harus mampu mengelola risiko volatilitas ini dengan strategi yang tepat.


7. Likuiditas Pasar

Likuiditas mengacu pada seberapa mudah suatu aset dapat dibeli atau dijual di pasar tanpa mempengaruhi harga secara signifikan. Pasar futures yang likuid cenderung memiliki harga yang stabil dan selisih (spread) bid-ask yang rendah. Sebaliknya, pasar dengan likuiditas rendah cenderung memiliki fluktuasi harga yang lebih tajam karena sedikitnya pelaku pasar.

Kontrak futures yang populer seperti minyak, emas, atau indeks S&P 500 biasanya sangat likuid, sehingga harga kontraknya lebih efisien dan transparan. Namun, untuk kontrak futures yang kurang populer atau baru diperkenalkan, harganya bisa lebih rentan terhadap manipulasi atau fluktuasi yang besar.


8. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi

Pemerintah dan otoritas keuangan juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi harga futures. Kebijakan seperti subsidi, larangan ekspor-impor, perubahan tarif, hingga intervensi pasar dapat mengubah dinamika permintaan dan penawaran aset dasar, yang kemudian berdampak pada harga futures.

Contohnya, larangan ekspor batu bara dari Indonesia akan menurunkan suplai global, yang bisa mendorong naiknya harga futures batu bara di pasar internasional. Selain itu, perubahan regulasi terkait margin requirement dan pajak juga bisa mempengaruhi minat pelaku pasar terhadap kontrak futures tertentu.


9. Nilai Tukar Mata Uang

Bagi negara seperti Indonesia yang banyak terlibat dalam perdagangan komoditas internasional, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS sangat mempengaruhi harga futures, terutama untuk komoditas yang dihargai dalam dolar. Pelemahan rupiah akan membuat harga impor komoditas menjadi lebih mahal, yang bisa meningkatkan harga futures di pasar domestik.

Selain itu, pergerakan nilai tukar juga mencerminkan kondisi makroekonomi suatu negara, sehingga menjadi indikator penting bagi para trader dalam membuat keputusan.


Kesimpulan

Harga kontrak futures dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari harga aset dasar, waktu jatuh tempo, hingga faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah dan nilai tukar. Sebagai trader, memahami dinamika faktor-faktor tersebut sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dan mengelola risiko secara bijak. Dengan pemahaman yang mendalam, trader bisa memanfaatkan peluang yang ada di pasar futures dengan strategi yang lebih akurat dan terukur.

Namun, memahami teori saja tidak cukup. Diperlukan juga bimbingan dari praktisi berpengalaman serta latihan yang konsisten untuk benar-benar menguasai pasar futures. Di sinilah pentingnya mengikuti program edukasi yang komprehensif dan terpercaya.

Didimax sebagai salah satu broker lokal terpercaya di Indonesia menyediakan fasilitas edukasi gratis untuk para trader pemula maupun berpengalaman. Dengan mengikuti program edukasi di www.didimax.co.id, Anda akan dibimbing langsung oleh mentor profesional, mendapatkan materi eksklusif, serta praktik langsung dengan akun demo maupun akun real. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan trading Anda bersama Didimax!