Gaya Trading Berdasarkan "Habit" Pasar di Jam Tertentu
Trading adalah dunia yang penuh dengan peluang, namun di sisi lain juga menawarkan tantangan yang cukup besar. Banyak faktor yang memengaruhi pergerakan harga di pasar keuangan, salah satunya adalah waktu perdagangan itu sendiri. Pasar finansial, seperti pasar forex (valuta asing), memiliki karakteristik tertentu yang bervariasi sesuai dengan waktu atau jam perdagangan. Pemahaman terhadap “habit” atau kebiasaan pasar di jam-jam tertentu dapat memberikan keuntungan lebih bagi para trader. Artikel ini akan membahas gaya trading yang bisa diterapkan dengan mempertimbangkan kebiasaan pasar di waktu-waktu tertentu, serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi keputusan trading Anda.
1. Memahami Pasar dan Jam Perdagangan

Pasar forex beroperasi 24 jam sehari, lima hari seminggu, karena adanya perbedaan zona waktu antara berbagai pasar di dunia. Namun, tidak semua jam perdagangan memiliki tingkat volatilitas yang sama. Oleh karena itu, trader yang cerdas harus memanfaatkan waktu tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal.
Setiap sesi perdagangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari sesi Sydney, Tokyo, London, hingga New York. Setiap sesi perdagangan ini memiliki volume dan volatilitas yang bervariasi. Misalnya, pasar Asia (Tokyo) biasanya lebih tenang dibandingkan dengan pasar Eropa (London) yang lebih volatil dan aktif. Hal ini memengaruhi strategi dan gaya trading yang digunakan.
2. Pasar Sydney (Opsi Sesi Asia)
Sesi Sydney adalah sesi yang pertama kali dibuka pada minggu kerja di pasar forex. Meskipun sesi ini dibuka cukup pagi, volume perdagangan masih relatif rendah. Banyak trader yang cenderung memilih untuk tidak melakukan banyak aktivitas trading pada sesi ini, terutama jika mereka mengikuti pasangan mata uang yang lebih volatil seperti EUR/USD.
Namun, bagi trader yang menggunakan gaya trading jangka pendek atau scalping, sesi Sydney bisa menjadi pilihan yang menarik. Pasar ini biasanya sangat dipengaruhi oleh berita dari Australia atau zona Asia, sehingga bisa jadi tempat yang baik untuk memanfaatkan berita ekonomi atau perubahan harga yang tiba-tiba.
Bagi mereka yang lebih suka gaya trading yang lebih konservatif, mereka bisa menunggu sesi berikutnya, seperti Tokyo, untuk memulai trading mereka. Pasar Sydney memang lebih cocok untuk mereka yang ingin mengambil posisi trading dengan risiko lebih kecil dan lebih stabil.
3. Pasar Tokyo (Sesi Asia Lanjutan)
Sesi Tokyo mulai beroperasi setelah sesi Sydney berakhir, dan dikenal sebagai pasar Asia. Ini adalah sesi di mana banyak mata uang Asia seperti Yen Jepang (JPY) dan Dolar Singapura (SGD) lebih aktif diperdagangkan. Aktivitas pasar di sesi ini juga dipengaruhi oleh rilis data ekonomi dari Jepang, Cina, dan negara-negara Asia lainnya.
Bagi trader yang lebih menyukai gaya trading berdasarkan analisis teknikal, sesi Tokyo bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengidentifikasi pola-pola grafik dan pergerakan harga yang lebih terukur. Pada sesi ini, banyak trader yang memilih untuk menggunakan metode scalping atau day trading, memanfaatkan pergerakan harga yang tidak terlalu besar tetapi masih cukup stabil.
Namun, bagi trader yang mengikuti pasangan mata uang mayor seperti EUR/USD atau GBP/USD, sesi Tokyo mungkin tidak memberikan peluang yang cukup banyak. Oleh karena itu, trader sebaiknya memperhatikan pasangan mata uang yang lebih relevan dengan sesi ini.
4. Pasar London (Sesi Eropa)
Sesi London dikenal sebagai salah satu sesi perdagangan yang paling aktif dan memiliki volume transaksi terbesar. Hal ini tidak mengherankan mengingat London adalah pusat finansial global yang mengatur banyak transaksi keuangan dunia. Ketika sesi London dimulai, volatilitas pasar meningkat, dan banyak trader besar serta institusi keuangan mulai aktif.
Bagi trader yang mengandalkan gaya trading seperti breakout atau trend-following, sesi London adalah waktu yang sangat baik untuk memasuki pasar. Pergerakan harga yang tajam sering kali terjadi pada sesi ini, memberikan banyak peluang untuk trader yang menggunakan teknik trading jangka pendek.
Salah satu kebiasaan pasar yang bisa dilihat di sesi London adalah kecenderungan pergerakan harga yang lebih tajam dan cepat dibandingkan dengan sesi lainnya. Oleh karena itu, trader yang memilih sesi ini harus siap dengan manajemen risiko yang baik, karena pergerakan harga bisa terjadi sangat cepat dan besar.
5. Pasar New York (Sesi Amerika)
Sesi New York berfungsi sebagai sesi penutupan pasar forex pada akhir minggu kerja. Banyak aktivitas trading yang terjadi pada sesi ini karena pasar Amerika adalah salah satu pasar terbesar di dunia. Sesi New York sering kali memiliki dampak yang besar pada pergerakan harga, terutama untuk pasangan mata uang mayor.
Trader yang berfokus pada gaya trading jangka panjang atau swing trading cenderung memilih untuk membuka posisi di sesi New York. Sesi ini juga sering kali mengalami overlap dengan sesi London, yang berarti ada lebih banyak volatilitas dan likuiditas di pasar. Keuntungan utama dari sesi New York adalah bahwa banyaknya data ekonomi dan berita dari AS yang dapat memengaruhi pergerakan harga secara signifikan.
Mengingat bahwa sesi New York seringkali dipenuhi dengan pergerakan harga yang lebih besar, trader yang memilih sesi ini harus memiliki pengalaman yang cukup dalam hal manajemen risiko. Pasar yang bergerak sangat cepat bisa menambah tingkat risiko bagi trader yang kurang berpengalaman.
6. Trading Berdasarkan Habit Pasar dan Time Frames
Trading berdasarkan kebiasaan pasar di jam-jam tertentu juga dapat diterapkan dalam pemilihan time frame. Pada sesi-sesi yang lebih tenang seperti Sydney dan Tokyo, trader bisa menggunakan time frame yang lebih panjang untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tren jangka panjang. Sebaliknya, pada sesi yang lebih volatil seperti London dan New York, trader cenderung menggunakan time frame yang lebih pendek untuk memanfaatkan pergerakan harga yang lebih cepat.
Gaya trading berdasarkan habit pasar juga melibatkan pengaturan waktu yang tepat untuk membuka dan menutup posisi. Trader yang ingin menghindari volatilitas besar bisa memilih untuk trading pada sesi dengan volume rendah, sementara mereka yang mencari peluang besar bisa memasuki pasar saat ada overlap antara sesi yang lebih aktif.
7. Menyusun Strategi Berdasarkan Waktu Pasar
Untuk menyusun strategi trading yang efektif, penting untuk memperhitungkan waktu dan kebiasaan pasar. Strategi ini bisa melibatkan pemilihan waktu yang tepat untuk memasuki pasar, memilih pasangan mata uang yang relevan, serta menyesuaikan metode trading dengan tingkat volatilitas pasar.
Bagi trader yang baru memulai, disarankan untuk fokus pada satu sesi tertentu, misalnya sesi London atau New York, di mana volatilitas tinggi dapat memberikan lebih banyak peluang. Namun, trader berpengalaman dapat memanfaatkan lebih dari satu sesi dan menyesuaikan gaya trading mereka sesuai dengan kebiasaan pasar di jam-jam tersebut.
Ikuti Program Edukasi Trading di Didimax
Bagi Anda yang ingin mendalami lebih jauh tentang cara trading yang efektif dan bagaimana memanfaatkan waktu pasar dengan lebih optimal, Didimax menawarkan berbagai program edukasi yang bisa membantu Anda memahami lebih dalam tentang dunia trading. Dengan pembelajaran yang dipandu oleh para profesional, Anda bisa memperoleh pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan trading Anda.
Tidak hanya itu, Didimax juga menyediakan fasilitas bagi para trader untuk mengikuti pelatihan dengan materi-materi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama Didimax. Kunjungi www.didimax.co.id dan ikuti program edukasi trading kami untuk memulai perjalanan sukses Anda di dunia trading!