GBP di 2025: Masih Jadi Mata Uang Favorit Trader Forex?

Pound sterling (GBP), atau sering disebut "cable" dalam dunia forex, telah lama menjadi salah satu mata uang utama yang paling aktif diperdagangkan di pasar global. Seiring dengan dinamika politik dan ekonomi yang terus berubah, status GBP sebagai salah satu "major currency" selalu menjadi topik perbincangan menarik, terutama bagi para trader forex yang mencari peluang dari volatilitas dan likuiditasnya.
Namun memasuki tahun 2025, banyak yang mempertanyakan: Apakah GBP masih layak menjadi mata uang favorit trader forex? Dengan berbagai faktor global dan domestik yang mempengaruhi stabilitas dan performa mata uang ini, penting untuk melakukan evaluasi mendalam mengenai prospek GBP di tahun ini.
Sejarah dan Posisi Strategis GBP
Sebagai mata uang tertua di dunia yang masih digunakan, GBP memiliki sejarah panjang dalam sistem keuangan global. Meski tidak lagi menjadi mata uang cadangan utama dunia sejak dominasi dolar AS pasca-Perang Dunia II, GBP tetap memegang posisi penting sebagai salah satu dari empat mata uang utama dalam sistem Bretton Woods dan kemudian dalam perhitungan nilai Special Drawing Rights (SDR) oleh IMF.
London sebagai pusat keuangan dunia juga memperkuat peran GBP dalam perdagangan internasional dan transaksi derivatif. Sebagian besar volume transaksi forex global tetap melalui pusat keuangan ini, menjadikan pergerakan GBP sangat menarik untuk dipelajari dan dimanfaatkan oleh trader.
Dampak Brexit yang Masih Terasa
Satu dekade setelah referendum Brexit pada 2016, dampaknya masih terasa terhadap perekonomian Inggris dan nilai tukar pound. Brexit bukan hanya mengakhiri keanggotaan Inggris di Uni Eropa, tetapi juga membawa perubahan struktural dalam perdagangan, regulasi, dan hubungan internasional Inggris.
Hingga 2025, banyak sektor di Inggris masih menyesuaikan diri dengan kesepakatan perdagangan baru dan ketidakpastian yang menyertainya. Ketegangan perdagangan dengan mitra Eropa, ketergantungan pada sektor jasa keuangan, serta fluktuasi permintaan ekspor-impor turut mempengaruhi performa ekonomi domestik—yang semuanya berdampak langsung pada nilai tukar GBP.
Meski begitu, pasar sudah mulai menyesuaikan diri terhadap kenyataan pasca-Brexit. Volatilitas yang dulunya disebabkan oleh ketidakpastian kini berubah menjadi peluang bagi trader yang memahami pola-pola pergerakan GBP.
Inflasi dan Kebijakan Bank of England
Tahun 2022–2024 menjadi periode penuh tekanan inflasi bagi banyak negara, termasuk Inggris. Tingginya harga energi, gangguan rantai pasok global, serta lonjakan permintaan pasca-pandemi membuat inflasi Inggris sempat menyentuh angka tertinggi dalam 40 tahun. Bank of England (BoE) merespons dengan serangkaian kenaikan suku bunga acuan yang cukup agresif.
Memasuki 2025, tekanan inflasi mulai mereda, namun dampaknya terhadap kebijakan moneter masih sangat terasa. Trader forex harus memantau sinyal-sinyal dari BoE, apakah mereka akan mulai menurunkan suku bunga atau mempertahankan kebijakan ketat demi stabilitas harga. Perubahan suku bunga memiliki korelasi kuat dengan pergerakan GBP terhadap mata uang lain seperti USD, EUR, dan JPY.
BoE dikenal sebagai salah satu bank sentral yang cukup transparan dalam komunikasi kebijakannya. Oleh karena itu, trader yang piawai membaca rilis notulen rapat atau komentar para pejabat bank sentral bisa mendapatkan edge tersendiri dalam mengambil posisi pada pasangan mata uang yang melibatkan GBP.
Tantangan Ekonomi Domestik
Salah satu tantangan utama GBP di 2025 adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Inggris. Tingkat pertumbuhan yang stagnan, tekanan pada sektor perumahan, serta meningkatnya beban utang publik menjadi sorotan para analis. Selain itu, isu tenaga kerja dan tingkat produktivitas juga terus menghambat pemulihan ekonomi secara menyeluruh.
Meskipun demikian, data-data ekonomi seperti GDP, tingkat pengangguran, dan penjualan ritel tetap menjadi indikator kunci yang dapat dimanfaatkan oleh trader forex untuk membaca arah pergerakan GBP. Respons pasar terhadap rilis data ekonomi ini seringkali menciptakan peluang trading jangka pendek yang menjanjikan.
GBP dalam Hubungan dengan USD dan EUR
Sebagai pasangan mata uang yang paling sering diperdagangkan, GBP/USD (atau cable) tetap menjadi favorit banyak trader. Dolar AS masih mendominasi sebagai mata uang cadangan global dan acuan dalam transaksi internasional, sehingga setiap pergerakan pada GBP/USD merefleksikan tidak hanya kondisi ekonomi Inggris, tetapi juga ekspektasi terhadap kebijakan Federal Reserve.
Di sisi lain, hubungan GBP dengan EUR juga sangat penting mengingat besarnya porsi perdagangan Inggris dengan negara-negara zona euro. GBP/EUR sering menjadi cerminan dari sentimen pasar terhadap hubungan dagang pasca-Brexit. Pergerakan GBP terhadap EUR lebih dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan data ekonomi dari kedua wilayah dibandingkan oleh dinamika global seperti yang memengaruhi USD.
Volatilitas: Risiko atau Peluang?
Salah satu alasan utama trader menyukai GBP adalah volatilitasnya yang relatif tinggi dibandingkan beberapa mata uang lainnya. Bagi trader berpengalaman, volatilitas ini merupakan sumber potensi keuntungan, terutama dalam strategi jangka pendek seperti scalping atau day trading. Namun bagi pemula, volatilitas GBP juga bisa menjadi bumerang jika tidak disertai dengan manajemen risiko yang ketat.
Dalam beberapa tahun terakhir, volatilitas GBP cenderung meningkat pada masa-masa tertentu seperti pengumuman suku bunga BoE, rilis data inflasi, dan pernyataan resmi pemerintah Inggris mengenai kebijakan fiskal. Trader yang mampu membaca pola historis dan mengantisipasi peristiwa semacam ini memiliki peluang lebih besar untuk memanfaatkan pergerakan harga yang tajam.
GBP dan Perkembangan Teknologi Trading
Perkembangan teknologi dalam dunia trading forex juga berperan besar dalam menjaga GBP tetap relevan. Dengan hadirnya platform trading berbasis AI, sinyal otomatis, dan analisis big data, trader kini dapat lebih mudah memetakan pergerakan GBP dengan akurasi lebih tinggi. Sistem algoritmik yang dirancang untuk menangkap momentum dan pola harga GBP banyak digunakan oleh institusi besar maupun trader ritel.
Selain itu, perkembangan media sosial dan komunitas trading online menjadikan analisis terhadap mata uang seperti GBP semakin kolaboratif. Perdebatan dan insight dari para analis serta trader profesional di berbagai platform menciptakan ruang belajar yang luas dan dinamis.
Apakah GBP Masih Jadi Favorit?
Dengan mempertimbangkan semua faktor di atas—mulai dari kondisi ekonomi domestik, kebijakan moneter, hingga dinamika global—GBP tetap memiliki daya tarik tersendiri di mata para trader forex. Meski bukan tanpa risiko, kombinasi likuiditas tinggi, volatilitas yang menarik, serta banyaknya pasangan mata uang yang bisa diperdagangkan menjadikan GBP tetap relevan di 2025.
Namun, untuk tetap menjadikannya mata uang favorit, trader harus memiliki pemahaman mendalam tentang faktor fundamental dan teknikal yang memengaruhi GBP. Edukasi yang tepat, strategi yang solid, serta kemampuan membaca pasar dengan objektif adalah kunci untuk sukses dalam memanfaatkan peluang dari pergerakan GBP.
Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang trading forex dan memahami lebih dalam strategi menghadapi dinamika GBP dan mata uang utama lainnya, saatnya Anda mengikuti program edukasi trading terbaik dari www.didimax.co.id. Dengan bimbingan mentor berpengalaman dan materi yang disesuaikan untuk semua level, Anda bisa belajar cara mengelola risiko dan memaksimalkan potensi profit dari pasar forex yang dinamis.
Jangan biarkan peluang trading Anda terbuang hanya karena kurangnya informasi dan panduan. Bergabunglah sekarang juga dengan komunitas trader profesional di Didimax dan ambil langkah pertama menuju kesuksesan Anda di dunia trading forex!