
GBP/USD Jatuh ke Level Terendah Tiga Minggu: Apa Sebabnya?
Pasangan mata uang Cable kembali menjadi sorotan setelah anjlok ke area $1,3467—zona yang terakhir kali dikunjungi pada 23 Juni 2025, atau tepat tiga minggu lalu. Koreksi tajam ini tak terjadi dalam ruang hampa; ia lahir dari kombinasi fundamental Inggris yang melemah, kebangkitan dolar AS, eskalasi risiko global, hingga dinamika teknikal yang mengonfirmasi tekanan jual. Artikel panjang ini akan mengurai satu per satu faktor penyebabnya, lengkap dengan konteks makro, sentimen pasar, serta implikasi praktis bagi trader forex Indonesia.
1. Data Ekonomi Inggris yang Mengecewakan
Sinyal perlambatan ekonomi Britania Raya muncul bertubi‑tubi. PDB Mei kembali terkontraksi 0,1 % setelah turun 0,3 % di April. Produksi industri melemah 0,9 %, sementara output manufaktur minus 1 %. Serangkaian rilis negatif ini menebalkan pandangan bahwa pemulihan pasca-pandemi kehilangan tenaga.
Lebih dari sekadar angka, detail di balik laporan tersebut kian mengkhawatirkan. Sektor jasa—penopang 80 % PDB—ikut tergelincir, mencerminkan tekanan dari daya beli domestik yang menurun akibat kenaikan biaya hidup berkepanjangan. Pedagang ritel melaporkan volume penjualan stagnan, sedangkan survei PMI jasa turun di bawah ambang ekspansi 50.
Di pasar tenaga kerja, jumlah pencari kerja bertambah tercepat sejak masa awal pandemi. Kenaikan iuran asuransi nasional yang digulirkan pemerintahan baru terbukti menggigit: usaha mikro menekan jam kerja, menunda kenaikan gaji, bahkan melakukan PHK terukur.
2. Bank of England Makin Dovish
Menanggapi perkembangan tersebut, Gubernur BoE Andrew Bailey menegaskan bahwa jalur suku bunga selanjutnya adalah turun. Bank rate saat ini bertengger di 4,25 % setelah empat penurunan bertahap, namun pasar kini memperkirakan pemangkasan tambahan 25 bps pada rapat bulan Agustus mendatang. Pernyataan Bailey soal “pelonggaran lebih cepat dari perkiraan” memicu persepsi bahwa pemangkasan bisa lebih agresif.
Selain faktor domestik, BoE juga menghadapi risiko eksternal. Perang tarif global yang kembali panas berpotensi memukul rantai pasok Inggris—terutama sektor otomotif dan kimia—seraya mengancam inflasi barang impor. Dilema antara menjaga pertumbuhan dan mengendalikan harga membuat kebijakan moneter semakin kompleks.
3. Kebangkitan Dolar AS: Ketahanan Ekonomi + Repricing The Fed
Sementara itu, dolar AS menunjukkan ketahanan luar biasa. Data ketenagakerjaan memang melemah, namun komponen upah tetap kuat. Inflasi inti berada sedikit di atas target, memberikan alasan bagi The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga. Imbal hasil obligasi pemerintah AS ikut naik, menarik arus modal ke Negeri Paman Sam dan memperkuat dolar.
Kesenjangan suku bunga antara AS dan Inggris pun semakin lebar. Kondisi ini mendorong investor global untuk melepas pound demi dolar, menekan GBP/USD ke posisi terendah dalam tiga minggu terakhir.
4. Sentimen Risiko Global & Perang Tarif Trump
Pasar global kembali dilanda kekhawatiran setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru terhadap sejumlah mitra dagang besar, termasuk Uni Eropa dan Meksiko. Kebijakan ini memicu volatilitas pasar dan dorongan kuat terhadap aset-aset safe haven seperti dolar AS.
Dalam situasi yang sarat ketidakpastian, investor lebih memilih untuk mengalihkan aset ke mata uang yang lebih aman. Sterling, yang sensitif terhadap risiko politik dan ekonomi domestik, terkena dampak besar dari perubahan sentimen global ini.
5. Perspektif Teknis: Struktur Bearish yang Jelas
Dari sisi teknikal, struktur harga GBP/USD mencerminkan tekanan jual yang kuat:
-
Lower Highs & Lower Lows
Grafik harian menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Setiap reli justru dimanfaatkan pelaku pasar untuk menjual kembali.
-
Golden Cross yang Gagal
Sinyal bullish dari persilangan MA50 ke atas MA200 terbukti hanya sementara. Kini MA50 kembali melengkung turun, menandakan tekanan jangka menengah.
-
Support Penting Terancam
Area 1,3450–1,3470 menjadi zona kunci. Jika ditembus, potensi penurunan lanjutan ke 1,3300 semakin terbuka.
-
Indikator Momentum
RSI bergerak di bawah 40, mendekati wilayah oversold. Ini menandakan tren bearish masih mendominasi meski ruang rebound teknikal tetap terbuka.
6. Agenda Data dan Risiko ke Depan
Beberapa rilis data yang patut diwaspadai dalam waktu dekat antara lain:
-
CPI Amerika Serikat (16 Juli)
Angka inflasi akan memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed.
-
CPI Inggris (17 Juli)
Jika inflasi semakin rendah, tekanan untuk BoE memangkas suku bunga akan meningkat.
-
Rapat MPC BoE (7 Agustus)
Komentar Bailey akan menjadi panduan penting arah kebijakan moneter selanjutnya.
-
Sentimen Politik Inggris
Rumor pemilu dini di Inggris bisa memperburuk ketidakpastian politik yang sudah tinggi.
7. Implikasi untuk Trader Indonesia
Bagi trader lokal yang menggunakan akun mini 0,10 lot, volatilitas GBP/USD saat ini memberikan peluang yang menarik sekaligus risiko yang tinggi. Dengan rata-rata pergerakan harian (ATR) yang naik di atas 110 pip, strategi short-term menjadi semakin relevan.
Perlu diperhatikan juga korelasi antara GBP/USD dan indeks dolar. Saat dolar menguat, biasanya emas dan pound sama-sama melemah. Trader bisa memanfaatkan peluang ini untuk strategi kombinasi atau diversifikasi risiko.
8. Kesimpulan
Penurunan GBP/USD ke level terendah dalam tiga minggu mencerminkan ketidakseimbangan fundamental antara Inggris dan Amerika Serikat. Kombinasi ekonomi Inggris yang lesu, kebijakan moneter BoE yang dovish, serta kekuatan dolar AS akibat ketahanan ekonomi dan lonjakan permintaan aset safe haven menjadi faktor kunci yang menekan poundsterling.
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi trader untuk tidak hanya mengandalkan analisis teknikal, tetapi juga memahami dinamika ekonomi global yang kompleks. Menggabungkan analisis makro dan mikro akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih rasional dan terukur.
Jika Anda merasa kesulitan membaca dinamika pasar atau menyusun strategi trading yang optimal, program edukasi dari www.didimax.co.id bisa menjadi solusi terbaik. Melalui bimbingan intensif dan komunitas aktif, Anda bisa belajar langsung dari mentor profesional yang berpengalaman menangani pasar global.
Didimax bukan sekadar broker, tetapi mitra belajar Anda untuk membangun strategi trading yang konsisten, aman, dan profitabel. Jangan tunda kesempatan untuk berkembang lebih jauh. Segera daftar dan nikmati berbagai fasilitas edukasi, signal harian, serta sesi live trading eksklusif bersama trader senior kami.