Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis GBP/USD Konsolidasi Menjelang Rilis Data Manufaktur Inggris

GBP/USD Konsolidasi Menjelang Rilis Data Manufaktur Inggris

by Iqbal

Pasangan mata uang GBP/USD menunjukkan pergerakan yang cenderung datar dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Hal ini terjadi di tengah kehati-hatian pasar menjelang rilis data penting dari sektor manufaktur Inggris, yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter Bank of England (BoE) dan dinamika ekonomi global, para pelaku pasar cenderung mengambil posisi wait and see.

Konsolidasi ini mencerminkan keraguan pasar, di mana tidak ada dorongan kuat baik untuk pembelian maupun penjualan. Faktor-faktor fundamental dari kedua sisi—baik Inggris maupun Amerika Serikat—masih terus diwaspadai. Sementara dolar AS masih mendapat dukungan dari ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed yang hawkish, pound Inggris berada di bawah tekanan dari melemahnya indikator ekonomi domestik, termasuk perlambatan di sektor manufaktur.

Tren Jangka Menengah GBP/USD

Dalam jangka menengah, GBP/USD telah mengalami fluktuasi cukup tajam sejak awal tahun. Setelah sempat menguat pada kuartal pertama 2025 akibat ekspektasi bahwa Bank of England akan menunda pemangkasan suku bunga, tekanan kembali muncul seiring dengan lemahnya data inflasi dan permintaan domestik. Pound sempat berada di atas level 1.2800, namun mengalami koreksi hingga ke bawah 1.2500 dalam beberapa pekan terakhir.

Konsolidasi saat ini terjadi di kisaran 1.2460–1.2540, dengan volume perdagangan yang tidak terlalu tinggi. Para analis memperkirakan bahwa rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur Inggris akan menjadi pemicu pergerakan selanjutnya. PMI ini dianggap sebagai salah satu indikator utama yang merefleksikan kondisi aktivitas bisnis dan kesehatan ekonomi secara keseluruhan.

Antisipasi terhadap Data Manufaktur Inggris

Data PMI Manufaktur Inggris, yang akan dirilis oleh S&P Global/CIPS, sangat dinanti oleh pelaku pasar karena dapat memberikan gambaran akurat tentang arah pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat. Angka di atas 50 biasanya menandakan ekspansi, sementara angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Pada laporan sebelumnya, PMI Manufaktur Inggris tercatat di angka 47.3, yang berarti masih berada di wilayah kontraksi. Jika data terbaru menunjukkan perbaikan, misalnya naik mendekati atau melewati angka 50, maka pound kemungkinan akan mendapat dorongan penguatan. Sebaliknya, jika data kembali menunjukkan pelemahan atau bahkan penurunan lebih lanjut, maka potensi depresiasi pound akan semakin besar, memperkuat dominasi dolar AS dalam pasangan ini.

Pengaruh Data Ekonomi AS

Sementara itu, dari sisi dolar AS, kekuatan greenback didorong oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat yang relatif solid. Indeks harga konsumen (CPI) masih menunjukkan tekanan inflasi yang cukup tinggi, sehingga memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama. Bahkan, beberapa pejabat The Fed memberi sinyal bahwa pemangkasan suku bunga mungkin tidak akan dilakukan pada semester pertama 2025.

Kondisi ini membuat dolar AS tetap menarik di mata investor global sebagai aset safe haven. Dengan yield obligasi AS yang tinggi dan permintaan atas aset dolar yang meningkat, GBP/USD mendapat tekanan dari sisi fundamental.

Sentimen Pasar dan Spekulasi Kebijakan Moneter

Bank of England saat ini berada dalam posisi dilematis. Di satu sisi, inflasi masih berada di atas target 2%, namun di sisi lain, pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Tekanan terhadap biaya hidup, penurunan produktivitas, serta menurunnya permintaan konsumen menjadi hambatan bagi perekonomian Inggris untuk pulih sepenuhnya pasca-pandemi dan krisis energi Eropa.

Spekulasi pasar mengarah pada kemungkinan bahwa BoE akan menahan suku bunga dalam beberapa pertemuan mendatang. Namun, jika data manufaktur menunjukkan kontraksi yang lebih dalam, kemungkinan untuk mulai memangkas suku bunga akan semakin besar. Hal ini tentu akan membebani nilai tukar pound lebih lanjut.

Analisis Teknikal GBP/USD

Dari sisi teknikal, GBP/USD berada dalam fase konsolidasi setelah gagal menembus resistance kuat di sekitar 1.2540. Indikator RSI pada timeframe harian berada di zona netral, mengindikasikan belum adanya momentum dominan baik ke atas maupun ke bawah. Moving Average 50-hari juga mendatar, mencerminkan ketidakpastian arah tren jangka pendek.

Breakout dari kisaran konsolidasi saat ini kemungkinan besar akan terjadi setelah rilis data PMI. Jika harga menembus resistance 1.2540 dengan volume tinggi, maka ada potensi kenaikan ke level 1.2600–1.2650. Sebaliknya, jika support 1.2460 ditembus ke bawah, maka area 1.2400–1.2350 menjadi target berikutnya.

Dampak Geopolitik dan Faktor Eksternal

Selain data ekonomi, faktor geopolitik juga menjadi pertimbangan penting dalam pergerakan mata uang. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, perubahan kebijakan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa, serta dinamika politik dalam negeri Inggris (terutama menjelang pemilu lokal dan isu-isu terkait Brexit) juga memberi tekanan tersendiri terhadap stabilitas pound.

Investor global cenderung menghindari risiko yang berlebihan dan lebih memilih mata uang-mata uang utama yang dianggap stabil seperti dolar AS dan franc Swiss. Dalam kondisi ini, pound kehilangan sebagian daya tariknya sebagai aset investasi jangka pendek.

Outlook dan Strategi Trading

Menjelang rilis data manufaktur, pendekatan yang paling bijak bagi trader adalah menerapkan strategi netral dan menunggu konfirmasi arah pasar. Penggunaan strategi breakout dengan stop-loss ketat di sekitar area konsolidasi dapat menjadi pilihan efektif untuk merespons volatilitas pasca-rilis data.

Trader juga disarankan untuk memantau data-data makro lain seperti indeks jasa, data ketenagakerjaan, dan rilis inflasi baik dari Inggris maupun AS, karena faktor-faktor tersebut dapat memperkuat atau melemahkan tren yang terbentuk.

Dalam konteks ini, penting bagi trader—terutama pemula—untuk memahami bahwa pergerakan pasar tidak hanya dipengaruhi oleh indikator teknikal semata, tetapi juga oleh kondisi makroekonomi dan sentimen global yang kompleks.


Ingin belajar lebih dalam tentang cara membaca pasar, memahami indikator ekonomi, dan mengembangkan strategi trading yang tepat? Bergabunglah dengan program edukasi trading eksklusif di www.didimax.co.id. Didimax adalah broker terpercaya di Indonesia yang telah membantu ribuan trader meraih pemahaman yang lebih tajam dan strategi yang lebih matang dalam bertransaksi di pasar forex.

Melalui kelas edukasi gratis, bimbingan profesional, serta komunitas trader aktif, Didimax memberikan fasilitas lengkap untuk semua level—mulai dari pemula hingga profesional. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meningkatkan skill trading Anda dan menjadi bagian dari komunitas trader sukses di Indonesia. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang dan daftar hari ini juga!