Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Hindari Sindrom Kingkong dalam Trading untuk Bisa Sukses

Hindari Sindrom Kingkong dalam Trading untuk Bisa Sukses

by Didimax Team

Istilah tentang sindrom Kingkong dalam trading sudah pasti terdengar oleh para trader. Prediksi harga dalam pasar forex itu sangat sulit untuk ditebak, untuk itu Anda 
perlu adanya strategi.
 
Ketika sudah memutuskan untuk masuk ke dunia forex, Anda perlu siap dengan dua hal, yaitu siap dengan kemenangan dan bisa mengelola uang, serta siap pada risiko lalu 
bisa menghadapinya dengan baik.
 
Tidak ada yang mencegah Anda untuk sukses dalam trading ketika dari awal bisa melakukannya. Untuk itulah, hindari sindrom kingkong dalam trading. Seperti apa contoh 
dari sindrom tersebut?
 

Pengertian Sindrom Kingkong dalam Trading

 
Hati-hati dengan yang namanya sindrom kingkong dalam trading. Bagi trader, sindrom seperti ini sangat bahaya untuk ke depannya.
 
Sindrom seperti ini bisa datang kepada siapa saja, entah itu trader pemula atau yang sudah berpengalaman.
 
Trading adalah kegiatan yang sulit sekali diprediksi. Di satu sisi, Anda yakin bisa memenangkan trading ini, namun di saat bersamaan juga pasti akan mendapatkan 
risiko.
 
Selain modal, mental Anda perlu dijaga agar tetap stabil dan berpikir secara rasional. Itulah mengapa, ketika belajar tentang forex, psikologinya akan terus dibahas.
 
Salah satu psikologi dalam forex adalah sindrom kingkong yang sedang kami bahas ini agar Anda semua bisa menghindarinya. Tapi apa yang dimaksud dengan istilah 
tersebut.
 
Pengertian dari sindrom kingkong dalam trading adalah kondisi di mana seorang trader mendapatkan profit terus menerus ketika memasang trading.
 
Akibatnya, trader akan merasa percaya diri dengan kemampuannya. Ia merasa tidak akan gagal pada setiap trading yang dilakukannya.
 
Karena rasa percaya dirinya yang tinggi itu, akibatnya trader tidak memikirkan kemungkinan lossnya. Padahal, kerugian atau risiko trading akan terus mengintai pada 
setiap trader yang lengah sedikit saja.
 
Anda juga harus tahu, rasa percaya diri yang sangat tinggi dalam trading inilah disebut dengan sindrom kingkong. Sindrom ini dibagi menjadi dua sifat, yaitu takut akan 
ketinggalan meraih profit, dan kedua adalah keserakahan.
 
Sindrom ini memang banyak menyerang para trader pemula yang merasa keberuntungannya bagus dan kemampuan dalam trading sangat bagus. Padahal cukup berbahaya bila terus 
merasa seperti itu.
 
Jangan pernah merasa sombong hanya karena beberapa kali mendapatkan profit, risiko sudah pasti terus mengintai.
 

Sindrom Kingkong dalam Trading Itu Bahaya, Pelajari dan Pahami!

 
Adanya sindrom kingkong dalam trading ketika Anda sudah merasa hebat dan untung dari kegiatan tersebut di pasar forex.
 
Penguasaan diri dan cara berpikir yang realistis harus sejalan agar nanti tidak mengalami sindrom seperti ini. Terdengar sederhana, tapi ternyata sangat berbahaya.
 
Rasa percaya diri yang tinggi memang bagus, berarti Anda bisa menghadapi rasa takut dalam trading. Namun, ketika jatuhnya sudah berlebihan juga tidak bagus.
 
Dalam kejadian di lapangan, sindrom kingkong ini sering dialami oleh para pemula karena belum cukup ilmu yang membekalinya.
 
Jadi, ketika trader pemula itu berhasil memenangkan tradingnya, langsung mendapatkan rasa kepercayaan diri sangat tinggi.
 
Ketika sudah overconfident, bisa-bisa memasang lot dalam jumlah banyak. Jika semua berhasil, memang untung. Namun ketika kalah, akan mengalami kerugian cukup banyak.
 
Selain itu, ada pula yang memasang laverage terlalu banyak dan tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi. Ketika berhasil profit memang senang, tapi ketika gagal 
pasti akan stres.
 
Untuk itu, trader perlu mempelajari sindrom kingkong dalam trading agar bisa menghindarinya.
 
Jadi, apakah hanya trader pemula yang terkena sindrom ini? Tentu saja tidak. Setiap trader memiliki kemungkinan bisa terjebak dalam situasi tersebut.
 
Ciri-ciri utamanya, ketika Anda menang terus dalam trading dan langsung menganggap bahwa trading itu mudah dan tidak perlu memikirkan risiko, itu indikasi sindrom 
kingkong.
 
Jika berhasil menang, syukuri saja. Akan tetapi, Anda juga perlu waspada karena risiko selalu beriringan dengan para trader ketika memasang posisi.
 
Bahkan sudah ada penelitian mengatakan, sindrom kingkong akan mudah menyerang pada laki-laki dibandingkan perempuan. Sebab, intensitas laki-laki lebih sering trading 
dari pada perempuan.
 

Penyebab Adanya Sindrom Kingkong dalam Trading

 
Untuk bisa menghindari sindrom kingkong dalam trading pada dalam diri, Anda juga pasti ingin tahu apa yang menjadi penyebab sindrom tersebut muncul.
 
Rasa percaya diri yang terlalu tinggi adalah kunci utama penyebab sindrom tersebut. Untuk itu, perlu diseimbangkan dengan berpikir realistis.
 
Jika Anda menang terus-menerus, mungkin saja bukan karena Anda yang terlalu berbakat atau strateginya bagus, bisa saja karena sedang beruntung.
 
Maka, pikirkan lagi untuk trading ke depannya, bahwa saat keberuntungan itu hilang, sudah pasti risiko akan datang. Itu bisa mencegah Anda untuk bertindak terlalu 
sombong ketika trading.
 
Ada beberapa penyebab, kenapa sindrom kingkong bisa terjadi ketika melakukan trading. Ada 3 penyebabnya, yaitu :
 
1. Terlalu Banyak Informasi
 
Benar, Anda tidak salah membacanya bahwa penyebab dari sindrom kingkong dalam trading yaitu kebanyakan informasi.
 
Semakin banyak informasi yang diketahui, semakin Anda merasa memiliki banyak ilmu untuk bisa memenangkan trading. Mereka jadi merasa bisa memprediksi tradingnya.
 
Padahal tidak semua informasi dapat diserap dan diberlakukan dalam semua tradingan tersebut.
 
2. Emosi Sangat Labil
 
Penyebab yang kedua adalah emosi yang sangat labil. Ini bagi Anda yang mudah sekali marah dan tidak bisa mengontrolnya dengan baik.
 
Biasanya, pemula akan terjebak dalam situasi ini. Misalnya, ketika trader melihat suatu trading murah dan menjanjikan keuntungan banyak. Tanpa melakukan penelitian 
lebih lanjut, mereka memasangnya.
 
Akibatnya, mereka yang telah memiliki harapan tinggi dengan trading tersebut, menjadi kecewa dan marah. Hal tersebut menjadikan trader tidak bisa berpikir dengan 
logika baik.
 
3. Mencari Sensasi
 
Trader yang suka mencari-cari sensasi juga berpeluang besar terkena sindrom kingkong. Mereka memamerkan keberhasilannya ke mana-mana.
 
Agar bisa pamer lagi, mereka memasang trading tanpa memperhitungkan hal lainnya yang berakibat bisa mengalami kerugian besar.
 
Tips Menghindari Sindrom Kingkong dalam Trading Secara Tepat
 
Dengan semua penjelasan tentang sindrom kingkong tersebut, memang sangat bahaya bila Anda sendiri mengalaminya. Perlu menghindari sindrom tersebut agar tetap menjadi 
trader bijak.
 
Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar bisa menghindari sindrom tersebut. Pertama, miliki rencana trading yang sudah matang.
 
Jika Anda sudah memiliki rencana trading, ketika berhasil dan mendapatkan profit, itu karena strategi yang telah Anda atur sebelumnya. Bukan karena keberuntungan saja.
 
Kedua, Anda harus berpikir seperti seorang trader, bukan kingkong. Jadi, ketika dalam keadaan emosi, harus bisa mengendalikannya agar tetap berpikir rasional.
 
Ketiga, jangan lupa untuk melakukan introspeksi pada diri sendiri. Apakah semua strategi yang dijalankan, sudah termasuk nilai-nilai risikonya atau belum.
 
Keempat, menciptakan rasa nyaman selama trading. Nyaman bukan berarti bertindak seenaknya, tapi mengaplikasikan strategi sesuai dengan kemampuan dan jangan terlalu 
agresif.
 
Dan terakhir, konsisten. Jika ingin sukses, ketika berulang kali menang dan kali ini gagal, jangan cepat menyerah dan terus berjuang untuk kembali bangkit.
 
Proses trading memang memunculkan banyak emosi, termasuk rasa takut tertinggal dengan trader lain. Untuk itu, tetap kuasai diri dan belajar cara menghindari sindrom 
kingkong dalam trading bersama Didimax.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama