Sebagai trader forex, Anda perlu memahami indikator penting untuk trading. Khususnya bagi Anda para trader pemula yang baru mulai mencoba perdagangan di pasar mata uang asing atau forex.
Indikator atau tools teknikal ini menjadi bagian penting bagi seorang trader. Karena tools ini akan dipergunakan sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi dan memprediksi pergerakan
pasar di masa depan, apakah bullish atau bearish.
Dalam platform trading atau aplikasi charting, Anda akan menemukan begitu banyak tools teknikal yang bisa digunakan. Kali ini kami akan membahas beberapa tools penting yang bisa digunakan untuk membantu trading forex.
Berikut Tools untuk Menentukan Trend
Indikator penting untuk trading forex yang pertama adalah tools dalam menentukan trend. Jadi Anda perlu tahu tools apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan arah trend di market forex.
Di pasar forex, pergerakan harga itu tidak akan mengarah ke satu sisi saja. Pergerakan harga akan mengalami kenaikan dan penurunan dalam periode tertentu secara terus-menerus.
Dari gerakan naik turun inilah trader akan mengambil peluang perdagangan untuk meraup keuntungan. Misal membeli di harga rendah kemudian close posisi di harga tinggi, selisih harga ini yang akan menjadi keuntungan trader forex.
Didasarkan pada pergerakan harga yang naik turun itulah, maka banyak trader menggunakan strategi trend-following. Ini adalah metode perdagangan yang akan mengandalkan arah trend, trading sesuai arah tren.
Agar strategi ini dapat berjalan dengan baik, maka pertama-tama Anda perlu mengetahui arah tren-nya terlebih dahulu. Apakah pasar sedang mengalami kenaikan atau justru akan mengalami penurunan.
Dalam trading forex, ada indikator penting untuk trading yang dapat membantu Anda menentukan arah tren. Salah satu tools popular yang bisa Anda gunakan untuk menentukan arah tren ini adalah Simple Moving Average atau SMA.
Dalam mengidentifikasi pergerakan harga atau trend ini, trader biasa memasang dua indikator SMA sekaligus. Jadi trader biasa menggunakan dua SMA dengan pengaturan periode berbeda misalnya 50 dan 200.
Kenaikan atau tren bullish didapatkan ketika kurva SMA 50 berada di atas kurva SMA 200, begitu juga sebaliknya. Sedangkan perpotongan antara kedua garis SMA ini dapat diartikan sebagai sinyal pembalikan harga atau reversal.
Misal ketika gerakan memotong SMA kecil ke atas SMA besar maka diartikan sebagai sinyal downtrend ke uptrend. Sedangkan gerakan memotong SMA kecil ke bawah SMA besar dapat diartikan uptrend menjadi downtrend.
Tools untuk Konfirmasi Trend Pasar Forex
Setelah Anda mengetahui indikator penting untuk trading guna menentukan arah trend, selanjutnya adalah tools untuk konfirmasinya. Tools ini sangat penting untuk memastikan bahwa identifikasi arah trend tersebut valid.
Pasalnya, SMA atau Simple Moving Average merupakan lagging indicator yang seringkali memberikan sinyal palsu. Maka dari itu, dalam penggunaannya seringkali dikombinasikan dengan tools lain.
Jadi, semisal identifikasi SMA menunjukkan bahwa harga mengalami kenaikan. Kemudian Anda bisa menggunakan tools lain apakah identifikasi tren tersebut valid atau justru kurang valid.
Tools yang bisa dijadikan sebagai konfirmator arah trend dari SMA adalah MACD. MACD atau Moving Average Convergence Divergence merupakan indikator penting untuk trading yang mengkombinasikan 2 EMA.
Jadi tools ini sejatinya juga menggunakan MA sebagai acuannya namun dengan jenis Exponential Moving Average. Pada pengaturan default, periode yang digunakan dalam tools ini adalah periode 12 dan periode 26.
Kedua EMA tersebut akan dihitung kemudian hasilnya digunakan sebagai garis MACD. Garis MACD dalam indikator penting untuk trading ini akan disandingkan dengan EMA periode 9 pada pengaturan default.
Guna mengkonfirmasi trend, biasanya akan digunakan perpotongan antara kedua garis (MACD dan EMA) pada indikator tersebut. Garis MACD memotong EMA ke atas berarti bullish, sedangkan jika memotong ke bawah berarti bearish.
Sebenarnya, MACD juga bisa dijadikan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi potensi reversal atau pembalikan harga. Guna mengidentifikasi potensi reversal ini, trader bisa memanfaatkan metode divergensi.
Divergensi ini adalah perbedaan antara pergerakan harga dan garis indikator. Misal harga turun namun indikator naik, bisa jadi sinyal akan terjadinya reversal dari bearish menuju bullish.
Indikator Penting untuk Trading Momentum
Berikutnya Anda sebagai trader forex wajib memahami tools yang mengidentifikasi momentum. Jadi, tools ini akan menginformasikan apakah sebuah trend itu dalam kondisi kuat atau lemah.
Tentu ini merupakan hal penting untuk trader forex pelajari. Bayangkan saja, Anda mengidentifikasi trend sedang bullish namun tidak tahu kekuatannya, ini dapat berisiko reversal sewaktu-waktu.
Dengan demikian, sejatinya ini akan menjadi tools yang bisa membantu Anda untuk konfirmasi entry. Salah satu indikator penting untuk trading guna mengukur kekuatan trend adalah RSI.
RSI atau Relative Strenght Index merupakan tools yang masuk dalam kategori Oscillator. Tools ini akan mengidentifikasi tingkat kejenuhan dari sebuah pergerakan harga di market forex.
Dengan indikator ini, Anda jadi tahu apakah sebuah trend sudah jenuh dan berpotensi untuk melakukan reversal. Pada penggunaan RSI, maka Anda perlu mengetahui dua kondisi berikut ini.
1. Overbought
Merupakan kondisi ketika market sudah banyak melakukan aksi beli sehingga mengalami momen jenuh beli. Momen jenuh beli ini akan menjadi sinyal awal terjadinya pembalikan arah dari bullish menjadi bearish.
Pada pengaturan default atau settings bawaan, RSI biasanya menggunakan nilai 70 sebagai level overbought. Ketika harga mulai menembus ke bawah level tersebut maka bisa menjadi sinyal awal reversal.
2. Oversold
Merupakan kondisi ketika market sudah banyak melakukan aksi jual sehingga mengalami momen jenuh jual. Momen jenuh jual pada indikator penting untuk trading ini dapat menjadi sinyal pembalikan arah dari bearish menuju bullish.
Pada pengaturan RSI bawaan, nilai 30 adalah level yang digunakan untuk oversold. Jadi, ketika harga mulai menanjak dan menembus level tersebut, bisa menjadi sinyal entry buy.
Tentu, untuk melakukan entry posisi buy atau sell, Anda perlu kombinasikan dengan indikator trend dan konfirmasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Setelah entry, selanjutnya Anda harus belajar tools penentu level take profit.
Tools untuk Menentukan Level Profit Taking
Indikator penting untuk trading berikutnya adalah tools yang menunjukkan level terbaik dalam melakukan close posisi atau profit taking. Sebenarnya dalam menentukan level profit taking ini, trader bisa menggunakan dua opsi.
Pertama bisa menggunakan RSI sebagai acuan dalam menentukan exit point. Misalnya open posisi buy ketika garis menembus level oversold, maka exit point bisa diletakkan saat garis mulai menembus level overbought.
Namun untuk kondisi trending, RSI seringkali memberikan sinyal invalid. Maka dari itu, Anda bisa menggunakan opsi kedua yakni BB atau Bollinger Bands sebagai acuan dalam menentukan level profit taking.
Gunakan level Upper Band sebagai level TP saat open posisi Buy. Kemudian gunakan level Lower Band sebagai level TP saat Anda open posisi sell. Anda bisa optimalkan dengan menerapkan Trailing Stop.
Bila Anda ingin belajar lebih lanjut seputar trading forex, manfaatkan Pusat Edukasi Gratis dari DIDIMAX. Anda bisa belajar indikator penting untuk trading serta berbagai macam strategi perdagangan forex lainnya.