Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Inilah Jenis Jenis Moving Average dalam Trading Forex

Inilah Jenis Jenis Moving Average dalam Trading Forex

by Didimax Team

Jika Anda gemar trading di pasar forex, tentu wajib untuk mempelajari jenis jenis moving average. Memahami indikator teknikal ini tentunya akan membantu Anda untuk 
mengoptimalkan perolehan profit di market.
 
Dalam dunia trading, moving average adalah indikator yang paling popular. Hampir semua trader penganut analisa teknikal pasti mengenal indikator ini, bahkan mungkin 
tidak sedikit trader pengatur fundamental juga mengenalnya.
 
Moving average atau dikenal juga sebagai MA merupakan alat bantu analisa yang mampu menunjukkan informasi tentang arah tren pergerakan harga di masa depan. Dengan 
begitu, trader dapat menggunakannya sebagai acuan dalam entry posisi di market. 
 
Perlu dipahami bahwa indikator teknikal terpopuler ini juga memiliki banyak variasi. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas secara mendalam jenis jenis moving 
average dan teknik trading yang bisa Anda gunakan.
 

Jenis Jenis Moving Average dalam Teknikal Trading Forex

 
Moving average memiliki banyak variasi yang dapat memberikan informasi kepada trader. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing variasi moving average tersebut, 
simak baik-baik.
 
1. Simple Moving Average (SMA)
 
Variasi pertama dikenal sebagai Simple Moving Average atau SMA. Ini merupakan variasi yang paling sederhana dari Moving Average sekaligus menjadi varian paling popular 
di kalangan trader forex.
 
Indikator ini dihitung berdasarkan seluruh data harga dalam periode tertentu kemudian dibagi dengan jumlah periodenya. Misalnya saja harga asset dalam 10 hari terakhir 
adalah 100, 200, 300, 400, 200, 300, 200, 400, 200, 100.
 
Perhitungannya adalah dengan menjumlahkan seluruh data harga dalam 10 hari tersebut, kemudian dibagi periode waktunya (10). Hasilnya akan menunjukkan nilai dari SMA 
pada chart asset tersebut.
 
Jenis jenis Moving Average ini digunakan untuk mengidentifikasi tren sekaligus dapat Anda manfaatkan sebagai sinyal entry. Misal dipergunakan sebagai level support 
atau menerapkan teknik cross-up dua MA dengan periode berbeda.
 
2. Weighted Moving Average (WMA)
 
Jenis jenis Moving Average berikutnya adalah WMA atau Weighted Moving Average. Ini merupakan varian yang merupakan pengembangan dari varian sebelumnya yakni SMA. 
 
Perbedaan dari SMA, WMA akan menambahkan bobot terdistribusi ke dalam penghitungan nilainya. Jadi, pada indikator ini data harga terbaru akan mendapat bobot lebih 
besar dibanding harga lebih lama karena dianggap punya relevansi lebih tinggi.
 
WMA banyak digunakan oleh para trader untuk menganalisa tren yang terjadi di pasar sekaligus mengidentifikasi perubahan arah tren. WMA digunakan untuk menghaluskan 
fluktuasi harga di chart agar lebih mudah diinterpertasikan.
 
Hal ini terjadi karena WMA menggunakan pembobotan untuk harga terbarunya. Dengan begitu, WMA cenderung lebih responsive terhadap perubahan harga sehingga memungkinkan 
memberi sinyal perubahan tren lebih cepat dibanding SMA.
 
3. Exponential Moving Average (EMA)
 
Jenis jenis Moving Average berikutnya adalah EMA atau Exponential Moving Average. Ini merupakan varian yang memiliki akurasi lebih baik jika dibandingkan dengan versi 
sederhananya yakni SMA.
 
Sama halnya dengan WMA, EMA memberikan bobot lebih tinggi untuk data harga lebih baru. Dengan begitu, EMA akan memberikan sensivitas lebih baik terhadap pergerakan 
harga di market.
 
EMA dapat Anda pergunakan sebagian indikator untuk mengidentifikasi tren pergerakan harga. Missal, ketika harga berada di bawah EMA, maka menandakan terjadinya tren 
bearish.
 
Sebaliknya, ketika grafik pergerakan harga atas asset di pasar forex berada di atas garis EMA, menandakan tren bullish. Tentu, Anda butuh konfirmasi dari analisa 
lainnya untuk entry posisi.
 
Para trader, biasanya menggunakan EMA pada 3 periode berbeda yakni 20, 50 dan 100. Penggunaan 3 periode ini untuk memudahkan trader menentukan level support/ 
resistance sekaligus mengidentifikasi tren jangka pendek sampai panjang.
 
EMA menawarkan kelebihan seperti responsive terhadap perubahan harga terbaru, namun indikator ini juga memiliki kekurangan. EMA sangat rentan atas munculnya sinyal 
palsu karena terlalu sensitive terhadap perubahan harga terbaru.
 
4. Double Exponential Moving Average (DEMA)
 
Dalam beberapa kasus, banyak trader yang menggunakan lebih dari satu EMA dalam menentukan momentum di market. Salah satu varian jenis jenis Moving Average EMA yang 
banyak digunakan adalah Double Exponential Moving Average.
 
Indikator ini juga banyak dikenal dengan sebutan DEMA. Indikatornya cukup popular di kalangan trader pemula karena memiliki akurasi lebih baik daripada EMA dan 
pengaplikasiannya dalam analisa tidak begitu susah.
 
DEMA akan meminimalisir potensi fake signal yang biasa terjadi pada EMA. Caranya adalah dengan mengukur dua garis yang mewakili dua trend berbeda yakni harga pembukaan 
dan harga penutupan asset saat itu.
 
Dibandingkan EMA, DEMA memang memiliki momentum yang lebih lambat. Namun, jenis jenis Moving Average ini mampu memberikan sinyal lebih valid kepada para trader di 
market forex.
 
Umumnya, DEMA digunakan oleh para trader di market forex dengan mengkombinasikannya bersama indikator/analisa lain. Misalnya saja analisa fundamental, price action 
atau juga indikator teknikal lainnya.
 
5. Triple Exponential Moving Average (TEMA)
 
Jenis jenis Moving Average selanjutnya adalah TEMA atau Triple Exponential Moving Average. Ini termasuk varian dari EMA yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh seorang 
Bernama Patrick Mulloy.
 
Jadi, TEMA adalah jenis EMA yang diperkuat tiga kali dengan tujuan untuk mengurangi lagging atau keterlambatan yang sering muncul. Indikator ini juga dirancang agar 
trader bisa mendeteksi tren lebih akurat dan efisien.
 
Indikator ini bisa diaplikasikan dengan berbagai macam strategi, salah satunya crossover. Dalam strategi ini, biasanya digunakan dua periode berbeda yakni periode 9 
dan periode 18.
 
Ketika garis periode pendek (TEMA 9) cross up garis periode panjang (TEMA 18), artinya beli. Maksud cross up artinya, garis TEMA pendek memotong dari bawah ke atas di 
TEMA 18.
 
Sedangkan saat TEMA periode pendek cross down ke TEMA yang lebih pendek artinya sinyal jual. Tidak jarang, trader juga mengombinasikan TEMA dengan indikator teknikal 
lainnya.
 
Guna meningkatkan akurasi dalam analisanya, trader biasa mengombinasikan TEMA Bersama indikator MACD, RSI hingga level Support/Resistance. Pengkombinasian ini akan 
memberikan hasil analisa yang lebih valid dan akurat.
 
Itulah beberapa jenis jenis Moving Average yang bisa Anda gunakan untuk menganalisa tren di market forex. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, setiap jenis 
memiliki pendekatan berbeda-beda sehingga cara penggunaannya juga berbeda.
 
Pada intinya, Anda sebagai trader perlu untuk terus mengasah kemampuan dalam menganalisa market apapun indikator yang hendak digunakan. Tentu, berlatih di akun demo 
atau melakukan backtest juga sangat disarankan, khususnya bagi trader pemula.
 
Jika ingin belajar lebih banyak lagi, DIDIMAX sebagai broker forex terbaik menyediakan fasilitas Pusat Edukasi Gratis. Melalui fasilitas ini, Anda bisa belajar dengan 
berbagai materi trading forex yang sudah DIDIMAX sediakan.
 
Selain itu, DIDIMAX juga memiliki program pelatihan pribadi/private, webinar dan seminar yang bisa Anda ikuti. Anda bisa belajar jenis jenis Moving Average ataupun 
berbagai strategi dalam trading forex secara mendalam.