Dalam dunia trading, istilah overbought dan oversold adalah dua konsep teknikal yang sering digunakan oleh para trader untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk membeli atau menjual suatu aset, baik itu saham, forex, atau komoditas. Kedua istilah ini sangat penting dalam analisis teknikal karena mereka membantu para trader memprediksi arah pergerakan harga berdasarkan kondisi pasar yang sedang terjadi.
Artikel ini akan menjelaskan secara detail apa itu overbought dan oversold, indikator apa yang digunakan untuk mengidentifikasinya, serta bagaimana penerapannya dalam strategi trading.
Pengertian Overbought dan Oversold
Overbought adalah kondisi di mana harga suatu aset dianggap terlalu tinggi atau telah mengalami kenaikan yang berlebihan dalam jangka waktu tertentu, sehingga diperkirakan akan mengalami koreksi atau penurunan harga. Secara sederhana, kondisi ini mengindikasikan bahwa pasar telah jenuh beli, artinya minat beli telah memuncak dan kemungkinan besar para trader akan mulai menjual aset tersebut untuk mengambil keuntungan. Dalam keadaan overbought, permintaan terhadap aset mulai melemah, dan ini biasanya diikuti oleh penurunan harga.
Kondisi overbought tidak selalu berarti harga akan langsung turun, tetapi ini memberikan sinyal bahwa aset sudah mendekati titik resistensi atau batas atas dari kenaikan harga. Oleh karena itu, para trader harus waspada terhadap potensi pembalikan harga yang mungkin terjadi.
Sebaliknya, oversold adalah kondisi di mana harga suatu aset dianggap terlalu rendah atau telah mengalami penurunan yang berlebihan dalam jangka waktu tertentu, sehingga diperkirakan akan mengalami pembalikan arah atau kenaikan harga. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pasar telah jenuh jual, artinya minat jual telah memuncak dan kemungkinan besar para trader akan mulai membeli aset tersebut karena harganya dianggap sudah terlalu murah. Dalam keadaan oversold, penawaran terhadap aset mulai melemah, dan ini biasanya diikuti oleh kenaikan harga.
Sama halnya dengan overbought, kondisi oversold tidak selalu berarti harga akan langsung naik, tetapi ini memberikan sinyal bahwa aset sudah mendekati titik support atau batas bawah dari penurunan harga. Trader yang bijak akan memanfaatkan momen ini untuk masuk ke pasar dan membeli aset dengan harga yang relatif lebih rendah sebelum harga mulai naik kembali.
Indikator untuk Mengidentifikasi Overbought dan Oversold
Ada beberapa indikator teknikal yang umum digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. Berikut adalah beberapa indikator yang paling populer:
1. Relative Strength Index (RSI)
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192400171.jpg)
RSI adalah salah satu indikator yang paling populer dan paling sering digunakan oleh para trader untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. Indikator ini mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga, dan hasilnya dinyatakan dalam nilai antara 0 hingga 100.
-
Ketika RSI berada di atas 70, itu mengindikasikan bahwa aset tersebut dalam kondisi overbought.
-
Ketika RSI berada di bawah 30, itu mengindikasikan bahwa aset tersebut dalam kondisi oversold.
RSI membantu trader melihat momentum pasar dan menentukan apakah harga aset sudah terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kinerja historisnya.
2. Stochastic Oscillator
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192428083.jpg)
Stochastic Oscillator adalah indikator teknikal yang membandingkan harga penutupan suatu aset dengan rentang harga selama periode tertentu. Indikator ini juga dinyatakan dalam nilai antara 0 hingga 100.
-
Ketika Stochastic Oscillator berada di atas 80, itu mengindikasikan kondisi overbought.
-
Ketika Stochastic Oscillator berada di bawah 20, itu mengindikasikan kondisi oversold.
Indikator ini membantu trader melihat apakah harga aset telah mencapai ekstrem yang mungkin akan mengalami pembalikan arah.
3. Bollinger Bands
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192454075.png)
Bollinger Bands adalah indikator yang terdiri dari tiga garis: garis tengah yang merupakan Simple Moving Average (SMA), serta dua garis luar yang merupakan standar deviasi dari SMA. Ketika harga aset mendekati garis atas, itu dapat mengindikasikan kondisi overbought, sedangkan ketika harga mendekati garis bawah, itu dapat mengindikasikan kondisi oversold.
Bollinger Bands membantu trader mengidentifikasi volatilitas pasar dan menentukan apakah harga aset sudah terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam kaitannya dengan pergerakan harga historis.
4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192514213.png)
MACD adalah indikator yang menunjukkan hubungan antara dua moving average dari harga aset. Meskipun indikator ini lebih sering digunakan untuk mengidentifikasi tren, MACD juga dapat digunakan untuk melihat kondisi overbought dan oversold. Ketika garis MACD berada jauh di atas garis sinyal, itu mengindikasikan kondisi overbought, dan ketika garis MACD berada jauh di bawah garis sinyal, itu mengindikasikan kondisi oversold.
Baca Juga: Money Management dalam Trading
Menggunakan Overbought dan Oversold dalam Strategi Trading
Kondisi overbought dan oversold sangat bermanfaat dalam menentukan titik masuk dan keluar dari suatu posisi trading. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan oleh trader untuk memanfaatkan kedua kondisi ini dalam strategi trading mereka:
1. Strategi Reversal
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192544496.jpg)
Salah satu cara yang paling umum digunakan oleh para trader adalah memanfaatkan kondisi overbought dan oversold untuk melakukan trading berdasarkan pembalikan arah (reversal). Ketika indikator menunjukkan bahwa suatu aset berada dalam kondisi overbought, trader dapat membuka posisi jual dengan harapan bahwa harga akan segera turun. Sebaliknya, ketika indikator menunjukkan kondisi oversold, trader dapat membuka posisi beli dengan harapan bahwa harga akan segera naik.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pembalikan arah tidak selalu terjadi secara langsung setelah kondisi overbought atau oversold teridentifikasi. Oleh karena itu, para trader sering kali menunggu konfirmasi lebih lanjut, seperti pola candlestick atau sinyal tambahan dari indikator lainnya, sebelum mengambil keputusan trading.
2. Strategi Trend-Following
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192606720.jpg)
Sementara strategi pembalikan arah cukup populer, beberapa trader lebih memilih untuk mengikuti tren utama (trend-following). Dalam hal ini, mereka mungkin tidak langsung melakukan pembelian atau penjualan ketika kondisi overbought atau oversold terjadi, tetapi menunggu adanya konsolidasi harga dan sinyal bahwa tren masih berlanjut. Misalnya, dalam pasar yang sedang naik, trader mungkin akan menunggu kondisi oversold untuk membuka posisi beli tambahan di titik harga yang lebih rendah.
3. Menggunakan Indikator Lain sebagai Konfirmasi
![](http://content.didimax.co.id/Upload/2025/02/06/afUizKUb/20250206192626916.jpg)
Sebagai tambahan, banyak trader yang menggunakan beberapa indikator secara bersamaan untuk mengonfirmasi sinyal dari kondisi overbought dan oversold. Misalnya, mereka mungkin menggunakan RSI bersama dengan Stochastic Oscillator atau Bollinger Bands untuk memastikan bahwa sinyal yang diterima adalah valid. Menggunakan kombinasi beberapa indikator ini membantu mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan.
Risiko Menggunakan Overbought dan Oversold
Meskipun kondisi overbought dan oversold bisa sangat bermanfaat, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh trader. Salah satunya adalah bahwa kondisi ini tidak selalu berarti bahwa pembalikan harga akan segera terjadi. Dalam beberapa kasus, harga dapat terus bergerak naik atau turun bahkan setelah indikator menunjukkan kondisi overbought atau oversold. Oleh karena itu, penting bagi trader untuk tidak hanya mengandalkan satu indikator saja, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lain, seperti volume trading, sentimen pasar, dan berita fundamental yang dapat mempengaruhi harga.
Bertrading dengan Analisis yang Tepat
Istilah overbought dan oversold adalah dua konsep penting dalam analisis teknikal yang membantu trader untuk mengidentifikasi potensi titik balik dalam pergerakan harga suatu aset. Dengan menggunakan indikator teknikal seperti RSI, Stochastic Oscillator, Bollinger Bands, dan MACD, para trader dapat menentukan kapan harga sudah terlalu tinggi atau terlalu rendah dan mengambil keputusan trading yang lebih baik.
Namun, seperti halnya dengan semua alat dalam trading, penggunaan kondisi overbought dan oversold harus disertai dengan analisis yang lebih komprehensif dan pendekatan manajemen risiko yang baik.
Kombinasi indikator dan pemahaman yang baik tentang tren pasar akan membantu trader membuat keputusan yang lebih tepat dan meningkatkan potensi profit dalam jangka panjang. Sekaligus Anda dapat bergabung bersama Didimax, dimana Didimax merupakan broker profesional sekaligus telah teregulasi sehingga dapat menjamin trading Anda yang bebas risiko dan memperoleh keuntungan yang maksimal!
Daftar Sekarang!