Jam Dead Zone yang Wajib Dihindari Trader
Dalam dunia trading, setiap keputusan yang diambil oleh seorang trader dapat mempengaruhi hasil perdagangan mereka, baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi seorang trader untuk memanfaatkan waktu dengan bijak dan menghindari jam-jam yang bisa merugikan, terutama saat pasar sedang tidak aktif atau tidak volatil. Jam-jam inilah yang dikenal dengan istilah "dead zone". Artikel ini akan membahas mengenai jam dead zone, mengapa waktu ini harus dihindari oleh trader, dan bagaimana trader bisa memaksimalkan waktu trading mereka dengan memanfaatkan jam-jam aktif di pasar.
Apa Itu Jam Dead Zone?

Dead zone adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan waktu di pasar ketika volume perdagangan rendah, volatilitas berkurang, dan pergerakan harga cenderung datar. Pada jam-jam tersebut, pasar tidak banyak bergerak, sehingga peluang untuk memperoleh keuntungan menjadi sangat kecil. Tidak ada banyak trader yang melakukan transaksi selama jam-jam ini, yang menyebabkan harga tidak bergerak secara signifikan. Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari institusi besar, seperti bank dan hedge fund, yang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga.
Pada dasarnya, jam dead zone adalah waktu yang kurang ideal bagi seorang trader yang ingin mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang signifikan. Jika seorang trader tetap terjebak di waktu ini, mereka mungkin akan menghadapi potensi kerugian yang lebih besar karena harga yang stagnan atau bahkan "choppy" (berkonsolidasi tanpa arah jelas).
Waktu yang Termasuk Dalam Jam Dead Zone
Jam dead zone dapat bervariasi tergantung pada pasangan mata uang yang diperdagangkan dan zona waktu tempat trader berada. Namun, ada beberapa waktu tertentu yang secara umum dianggap sebagai jam dead zone dalam trading forex:
1. Antara Sesi Asia dan Eropa (Sekitar Pukul 14:00 WIB hingga 16:00 WIB)
Saat pasar Asia mulai tutup dan pasar Eropa baru buka, terdapat periode transisi di mana volume perdagangan masih rendah. Pada waktu ini, pergerakan harga cenderung lebih lambat, dan pasar tidak menunjukkan volatilitas yang signifikan. Oleh karena itu, bagi trader yang berfokus pada pergerakan harga cepat, waktu ini sangat kurang ideal.
2. Antara Sesi Eropa dan Amerika (Sekitar Pukul 21:00 WIB hingga 23:00 WIB)
Periode antara penutupan pasar Eropa dan pembukaan pasar Amerika juga dapat dianggap sebagai dead zone. Meskipun pasar masih terbuka, pergerakan harga biasanya tidak terlalu signifikan. Banyak trader di Eropa sudah menutup posisi mereka, dan para trader di Amerika belum banyak aktif di pasar.
3. Malam Hari Setelah Sesi Amerika Tutup (Sekitar Pukul 23:00 WIB hingga 03:00 WIB)
Setelah pasar Amerika tutup, pasar forex menjadi sangat sepi, dengan sedikit aktivitas perdagangan yang terjadi hingga pasar Asia dibuka kembali. Pada saat ini, harga cenderung bergerak sedikit atau tidak sama sekali. Kondisi ini membuat trading pada waktu tersebut tidak terlalu menguntungkan, kecuali jika trader mengandalkan pasangan mata uang yang sangat likuid.
Mengapa Jam Dead Zone Perlu Dihindari?
Ada beberapa alasan mengapa jam dead zone sebaiknya dihindari oleh trader. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:
1. Kurangnya Volatilitas
Volatilitas adalah kunci untuk mendapatkan keuntungan dalam trading. Jika harga bergerak terlalu lambat atau datar, maka tidak ada peluang yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan. Pada jam dead zone, volatilitas rendah, dan pergerakan harga cenderung stagnan, membuat trader lebih sulit untuk memprediksi arah harga.
2. Risiko Kehilangan Peluang
Karena pasar cenderung bergerak lebih lambat pada jam dead zone, trader mungkin melewatkan peluang untuk memasuki posisi yang menguntungkan. Oleh karena itu, berfokus pada waktu trading yang lebih aktif akan lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
3. Spread yang Lebih Lebar
Pada jam dead zone, spread antara harga beli dan harga jual cenderung lebih lebar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya volume perdagangan, yang menyebabkan broker menaikkan spread untuk mengimbangi risiko. Spread yang lebih lebar ini dapat mengurangi profitabilitas transaksi dan meningkatkan biaya trading secara keseluruhan.
4. Likuiditas yang Menurun
Dengan berkurangnya volume perdagangan, likuiditas pasar juga cenderung menurun. Hal ini dapat menyebabkan harga bergerak lebih erratik atau tidak stabil, yang meningkatkan risiko bagi trader. Tidak hanya itu, likuiditas yang rendah juga dapat menyebabkan slippage, di mana harga yang dieksekusi bisa jauh dari harga yang diinginkan.
Jam yang Ideal Untuk Trading
Jika Anda ingin memaksimalkan potensi keuntungan dalam trading forex, penting untuk memilih waktu yang tepat. Berikut adalah beberapa waktu yang ideal untuk trading:
1. Saat Pembukaan Sesi Eropa (Sekitar Pukul 15:00 WIB)
Pasar Eropa adalah salah satu pasar paling likuid dan aktif dalam forex. Pergerakan harga yang signifikan sering kali terjadi saat pembukaan sesi Eropa, yang membuatnya menjadi waktu yang sangat baik untuk trading. Pasangan mata uang EUR/USD sering kali menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi pada waktu ini.
2. Saat Pembukaan Sesi Amerika (Sekitar Pukul 21:00 WIB)
Sama seperti sesi Eropa, sesi Amerika juga merupakan salah satu waktu trading yang paling menguntungkan karena volume perdagangan yang besar dan volatilitas yang tinggi. Pembukaan pasar Amerika seringkali menandakan dimulainya pergerakan harga yang lebih besar, yang menciptakan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
3. Overlap Antara Sesi Eropa dan Sesi Amerika (Sekitar Pukul 21:00 WIB hingga 23:00 WIB)
Waktu ini adalah periode overlap antara sesi Eropa dan Amerika, yang berarti kedua pasar besar ini aktif secara bersamaan. Pada periode ini, likuiditas dan volatilitas sangat tinggi, yang memberikan banyak peluang bagi trader untuk menghasilkan keuntungan.
Kesimpulan
Jam dead zone adalah periode waktu dalam trading forex yang harus dihindari oleh para trader. Dalam waktu tersebut, volatilitas rendah, spread lebih lebar, dan likuiditas menurun, yang dapat mengurangi peluang untuk mendapatkan keuntungan. Untuk memaksimalkan hasil trading, sangat disarankan bagi trader untuk fokus pada waktu-waktu dengan volatilitas yang lebih tinggi, seperti saat pembukaan sesi Eropa dan Amerika atau saat kedua pasar tersebut overlap.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang strategi trading yang efektif dan bagaimana menghindari jam dead zone dalam trading forex, Anda dapat bergabung dengan program edukasi trading yang kami tawarkan di Didimax. Di Didimax, kami menyediakan berbagai materi edukasi yang akan membantu Anda memahami cara trading yang benar dan menghindari kerugian.
Bergabunglah sekarang dengan Didimax dan jadilah trader yang lebih berpengetahuan dan terampil. Kunjungi situs web kami di www.didimax.co.id untuk mendaftar dan mulai perjalanan trading Anda dengan panduan yang tepat. Kami siap membantu Anda mencapai tujuan trading yang sukses!