Jelang Weekend, Market Forex Sering Tidak Terduga

Bagi banyak trader, akhir pekan sering menjadi momen yang dinanti untuk beristirahat setelah berhari-hari menghadapi dinamika pasar. Namun, bagi mereka yang tidak memahami karakteristik pergerakan harga menjelang weekend, hari-hari terakhir pekan justru bisa menjadi perangkap yang membahayakan. Di dunia forex, volatilitas mendadak, likuiditas yang mulai menipis, hingga rilis data ekonomi tak terduga bisa menimbulkan pergerakan harga yang sulit diprediksi. Fenomena ini membuat trading menjelang weekend bukan hanya penuh risiko, tetapi juga memerlukan strategi yang berbeda dari hari-hari biasa.
Pada dasarnya, pasar forex berjalan 24 jam sehari mulai Senin hingga Sabtu dini hari (waktu Indonesia), dengan aktivitas tertinggi pada overlap sesi London dan New York. Namun, mendekati hari Jumat sore hingga malam, likuiditas mulai menurun seiring para trader institusi menutup posisi untuk menghindari risiko akhir pekan. Penurunan likuiditas ini membuat spread melebar, eksekusi order bisa lebih lambat, dan harga menjadi mudah bergerak liar karena jumlah transaksi yang lebih sedikit.
Salah satu penyebab market forex sering tidak terduga jelang weekend adalah rilis data ekonomi penting yang biasanya dijadwalkan pada hari Kamis atau Jumat. Contohnya, Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat yang rilis setiap Jumat pertama awal bulan, sering kali memicu pergerakan harga besar hanya dalam hitungan menit. Trader yang tidak siap atau tidak memiliki rencana manajemen risiko bisa dengan cepat terjebak posisi floating loss yang signifikan.
Selain data ekonomi, faktor geopolitik juga berperan besar. Ketegangan politik, pengumuman kebijakan mendadak, hingga komentar mengejutkan dari pejabat bank sentral sering muncul di akhir pekan ketika perhatian pasar menurun. Trader yang memiliki posisi terbuka saat penutupan pasar bisa mendapati harga open minggu berikutnya mengalami gap yang besar. Hal ini bisa merugikan, terutama jika gap bergerak berlawanan dengan arah posisi trader. Inilah yang membuat banyak trader profesional memilih menutup posisi sebelum akhir pekan untuk menghindari risiko tak terduga.
Secara psikologis, trader juga cenderung lebih emosional saat menjelang weekend. Setelah seminggu penuh stres, banyak trader ingin "balas dendam" atas kerugian atau mencoba menggandakan keuntungan dalam waktu singkat. Keinginan untuk “menyelesaikan minggu dengan hasil baik” ini sering berujung pada keputusan trading impulsif, tanpa perhitungan matang. Alih-alih mendapatkan profit tambahan, banyak trader justru terjebak floating loss yang akhirnya terbawa hingga minggu depan.
Fenomena lainnya adalah adanya aksi profit-taking besar-besaran menjelang akhir pekan, terutama pada mata uang yang mengalami tren kuat sepanjang minggu. Hal ini sering menimbulkan koreksi tajam yang membuat banyak trader retail terjebak sinyal palsu. Contohnya, jika EUR/USD menguat tajam dari Senin sampai Kamis, pada Jumat sore bisa terjadi aksi jual besar karena trader institusi menutup posisi untuk mengamankan profit. Pergerakan ini sering disalahartikan sebagai pembalikan tren oleh trader yang kurang pengalaman.
Jelang weekend, market forex juga rentan terpengaruh oleh likuiditas pasar Asia pada Jumat malam, yang sering sepi karena investor Asia sudah mulai menutup aktivitas. Ketika pasar Eropa dan Amerika belum aktif penuh, pergerakan harga menjadi lebih liar meski volume transaksi kecil. Ini menciptakan kondisi di mana support dan resistance mudah ditembus, stop loss lebih sering tersentuh, dan price action menjadi tidak lagi bisa diandalkan sebagaimana biasanya.
Faktor lain yang membuat market forex tidak terduga menjelang weekend adalah reaksi pasar terhadap sentimen risiko global. Contohnya, jika selama minggu berjalan terjadi ketegangan geopolitik, pasar cenderung menutup minggu dengan peningkatan permintaan safe haven seperti emas atau yen Jepang. Pergerakan ini sering kali tidak rasional secara teknikal, karena didorong oleh rasa takut investor terhadap apa yang mungkin terjadi selama pasar tutup di akhir pekan. Ini menjadi pengingat bagi trader untuk tidak hanya mengandalkan analisa teknikal, tetapi juga mempertimbangkan faktor fundamental dan sentimen pasar secara menyeluruh.
Banyak trader yang mencoba memanfaatkan volatilitas menjelang weekend dengan scalping atau day trading. Namun, metode ini tetap memiliki risiko tinggi karena spread yang melebar membuat target profit lebih sulit dicapai dan stop loss lebih mudah tersentuh. Belum lagi risiko slippage yang meningkat akibat eksekusi order yang tidak secepat hari-hari biasa. Trader yang tidak menyesuaikan lot dan batas risiko akan mendapati akun mereka lebih rentan mengalami drawdown signifikan pada hari Jumat sore.
Dalam konteks manajemen risiko, salah satu kesalahan umum trader menjelang weekend adalah menambah posisi atau “averaging” ketika posisi sebelumnya sedang merugi. Karena berharap harga akan kembali ke arah prediksi, mereka justru memperbesar potensi kerugian. Padahal, menjelang weekend, arah harga seringkali sudah tidak lagi mengikuti pola teknikal mingguan karena faktor likuiditas dan psikologi pasar yang berbeda. Inilah alasan pentingnya disiplin dalam menerapkan stop loss dan target profit, terutama di hari-hari terakhir pekan.
Selain faktor teknis dan psikologis, banyak broker juga menerapkan swap yang lebih besar pada posisi overnight menjelang akhir pekan. Hal ini karena posisi yang terbuka pada Jumat malam akan dikenakan swap tiga kali lipat (triple swap) untuk menutupi waktu tutup pasar Sabtu dan Minggu. Bagi trader yang tidak memperhatikan biaya swap, ini bisa menjadi beban tambahan yang menggerus keuntungan atau memperdalam kerugian.
Salah satu tips untuk mengurangi risiko jelang weekend adalah dengan menutup sebagian atau seluruh posisi pada hari Kamis atau Jumat pagi, saat likuiditas masih cukup tinggi. Jika Anda tetap ingin trading pada hari Jumat, pastikan memiliki rencana trading yang jelas, ukuran lot yang sesuai dengan risiko, dan disiplin dalam menerapkan stop loss. Hindari membuka posisi baru pada Jumat sore kecuali ada alasan yang sangat kuat dan Anda memahami risiko yang dihadapi.
Selain itu, evaluasi hasil trading selama satu minggu dapat dilakukan pada Jumat siang atau sore sebelum likuiditas turun drastis. Ini membantu trader untuk belajar dari kesalahan, merumuskan strategi lebih baik untuk minggu depan, dan menghindari godaan trading berlebihan yang sering terjadi menjelang penutupan pasar. Dengan demikian, Anda bisa menutup minggu dengan lebih tenang dan fokus menyiapkan rencana untuk pekan berikutnya.
Kesimpulannya, market forex memang cenderung tidak terduga menjelang weekend karena kombinasi faktor teknikal, fundamental, likuiditas, hingga psikologi trader itu sendiri. Pemahaman mendalam tentang karakteristik pergerakan pasar di hari-hari terakhir pekan adalah kunci agar Anda tidak terjebak risiko yang bisa merugikan akun trading Anda. Disiplin dalam mengelola posisi, manajemen risiko, dan kesadaran bahwa tidak semua peluang harus diambil adalah fondasi penting untuk menjaga akun tetap sehat dalam jangka panjang.
Jika Anda merasa masih kesulitan memahami karakteristik market menjelang weekend atau bingung menentukan strategi trading yang tepat, jangan ragu untuk memperdalam pengetahuan Anda melalui edukasi trading yang tepat. Didimax menyediakan program edukasi trading forex gratis, mulai dari dasar hingga teknik lanjutan, dengan mentor berpengalaman yang siap membimbing Anda. Anda juga akan mendapatkan akses ke analisa harian, webinar, dan komunitas trader yang aktif berbagi pengalaman.
Jangan biarkan ketidaktahuan Anda tentang risiko market menjelang weekend menghancurkan akun trading yang sudah Anda bangun dengan susah payah. Kunjungi
sekarang juga dan daftarkan diri Anda dalam program edukasi trading terbaik di Indonesia. Jadilah trader yang lebih cerdas, disiplin, dan siap menghadapi segala kondisi pasar, termasuk ketidakpastian jelang akhir pekan.