Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Jenis-jenis Order Forex: Market Order, Limit Order, Stop Order

Jenis-jenis Order Forex: Market Order, Limit Order, Stop Order

by Iqbal

Jenis-jenis Order Forex: Market Order, Limit Order, Stop Order

Dalam dunia trading forex, memahami jenis-jenis order adalah fondasi yang sangat penting sebelum Anda mulai mengambil posisi di pasar. Artikel ini akan membahas tiga jenis order utama yang umum digunakan di pasar valuta asing (forex): Market Order, Limit Order, dan Stop Order. Kami akan menguraikan pengertian masing-masing, fungsi, kelebihan dan kekurangan, serta kapan waktu terbaik untuk menggunakannya.


Apa itu Order di Forex?

Secara sederhana, “order” adalah instruksi yang Anda berikan kepada broker untuk melakukan transaksi (membeli atau menjual) suatu pasangan mata uang pada kondisi tertentu. Order-ini bisa bersifat langsung atau tertunda, tergantung strategi dan situasi pasar Anda.

Ketika Anda sebagai trader menentukan bagian dari rencana Anda — “saya akan beli EUR/USD jika menyentuh harga X” atau “saya akan tutup posisi jika turun ke harga Y” — maka Anda menggunakan order jenis tertentu. Misalnya, salah satu artikel menyebut bahwa:

“A stop order is an order that is triggered when the price of a forex pair moves past a specific price point you have chosen. Once triggered, it becomes a market order that is filled at the best available price.” Babypips.com+3OANDA+3OANDA+3

Dengan kata lain: memilih jenis order bukan hanya soal “beli sekarang” atau “jual sekarang”, tapi soal bagaimana, kapan, dan dengan kondisi apa transaksi itu dieksekusi.


1. Market Order

Pengertian

Market Order adalah instruksi kepada broker untuk membeli atau menjual pasangan mata uang segera pada harga pasar terbaik yang tersedia pada saat itu. Artinya, Anda memilih kecepatan eksekusi daripada menunggu harga tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh Investopedia:

“Market orders execute a trade immediately at the present market price.” Investopedia

Kapan Digunakan

Market order cocok ketika Anda sangat yakin bahwa Anda ingin masuk atau keluar pasar sekarang juga pada kondisi yang ada – misalnya ketika momentum pergerakan sangat kuat, atau ketika Anda ingin segera mengeksekusi dan tidak peduli sedikit selisih harga.

Kelebihan

  • Eksekusi cepat hampir instan (tergantung likuiditas).

  • Tidak perlu menunggu harga target; Anda langsung ikut arus pasar.

  • Entry atau exit Anda “terselesaikan” cepat, mengurangi risiko bahwa pasar bergerak jauh tanpa Anda.

Kekurangan

  • Anda tidak bisa memilih harga spesifik; harga bisa “slip” terutama di pasar volatile atau likuiditas rendah. Hal ini disebut slippage. Investopedia+1

  • Karena Anda mengambil harga pasar terbaik, biaya implisit akibat spread atau pergerakan cepat bisa lebih besar.

  • Saat berita besar atau lonjakan volatilitas, market order bisa tereksekusi di harga yang kurang menguntungkan.

Contoh

Misalkan Anda melihat bahwa pasangan EUR/USD saat ini diperdagangkan di 1.1000. Anda yakin akan naik cepat dan ingin langsung masuk, maka Anda bisa tempatkan market order beli. Broker akan mengeksekusinya segera — bisa saja di 1.1000 atau sedikit di atasnya tergantung kondisi pasar.


2. Limit Order

Pengertian

Limit Order adalah instruksi untuk broker: beli atau jual hanya jika harga mencapai (atau lebih baik dari) level yang Anda tetapkan. Artinya, Anda memilih harga spesifik dan bersedia menunggu sampai pasar mencapainya. Sebagai contoh:

“A limit order only executes when the market trades at a certain price or better.” Investopedia+1

Untuk pasar forex, sebuah sumber menyebut:

“You can use a limit order when you wish to place an order that will be executed at a specific price that is either above (if selling) or below the current market price (if buying).” OANDA+1

Kapan Digunakan

Limit order cocok ketika Anda punya prediksi bahwa harga akan berbalik atau mencapai level tertentu kemudian bergerak searah Anda, atau ketika Anda tidak bisa terus-menerus memantau pasar dan ingin menyiapkan entry/exit automatique. Misalnya Anda memperkirakan pasangan mata uang akan turun dulu ke level 1.0950 sebelum rebound ke atas — maka Anda bisa tempatkan buy limit di 1.0950.

Kelebihan

  • Kendali penuh atas harga: Anda memastikan tidak membayar lebih (untuk pembelian) atau tidak menerima kurang (untuk penjualan) daripada harga yang Anda tetapkan.

  • Bisa menyiapkan entry/exit saat Anda tidak aktif di depan layar. Sumber menyebut: “A limit order allows you to trade when you’re not tracking your charts.” OANDA+1

  • Cocok untuk strategi “entry saat retracement” atau “ambil keuntungan otomatis pada target”.

Kekurangan

  • Tidak ada jaminan order akan tereksekusi – jika harga tidak pernah mencapai level yang Anda tetapkan, maka order Anda bisa hang sampai kadaluwarsa. Investopedia+1

  • Karena menunggu harga spesifik, Anda mungkin melewatkan momentum besar yang melewati tanpa mau menghentikan atau membuka posisi.

  • Order bisa tereksekusi parsial (hanya sebagian terpenuhi) jika likuiditas di harga target rendah. TastyLive

Contoh

Misalkan EUR/USD saat ini di 1.1100. Anda percaya bahwa pasangan akan turun dulu ke 1.1050 lalu naik. Maka Anda bisa memasang buy limit order di 1.1050. Jika harga turun ke 1.1050, broker akan membeli untuk Anda—jika tidak, order kenaasan tidak tereksekusi.


3. Stop Order

Pengertian

Stop Order (atau sering disebut “stop-loss order”, atau dalam kasus tertentu “stop entry order”) adalah instruksi yang secara otomatis aktif ketika harga mencapai level tertentu (“stop price”), kemudian berubah menjadi market order (atau terkadang limit order, dalam varian stop-limit). Dari OANDA:

“A stop order is an order that is triggered when the price of a forex pair moves past a specific price point you have chosen. Once triggered, it becomes a market order that is filled at the best available price.OANDA+1

Kapan Digunakan

Stop order sering digunakan dalam dua skenario utama:

  1. Melindungi kerugian (stop-loss) — Anda masuk trade dan ingin membatasi potensi kerugian jika pasar bergerak melawan Anda. Maka Anda tetapkan stop-loss di bawah harga entry (untuk posisi beli) atau di atas entry (untuk posisi jual).

  2. Masuk posisi saat breakout (stop entry) — Anda menunggu harga melewati level tertentu (misalnya resistance), kemudian ingin ikut naik breakout. Anda bisa letakkan buy stop sedikit di atas resistance agar ketika dilewati, otomatis terbuka posisi beli.

Sumber Investopedia menyebut: “A buy-stop order is an instruction to buy … once the market reaches your specified price or higher.” Investopedia

Kelebihan

  • Otomatisasi pengelolaan risiko: Anda tidak harus terus-menerus memantau pasar agar tahu kapan harus keluar.

  • Cocok saat Anda ingin masuk pasar hanya bila ada konfirmasi bahwa tren tertentu sudah aktif (breakout).

  • Membantu menghilangkan aspek emosional dari trading—ketika Anda telah menetapkan stop, Anda tidak “menahan” posisi terlalu lama berharap rebound.

Kekurangan

  • Karena stop order berubah menjadi market order setelah trigger, harga eksekusi tidak dijamin sama persis dengan level stop Anda—terutama di pasar yang sangat volatile. Investopedia

  • Jika ditempatkan terlalu dekat dengan level entry atau terlalu ketat, bisa saja terkena “whipsaw” (pergerakan cepat melawan kemudian balik) dan membuat Anda keluar terlalu cepat. Investopedia

  • Untuk stop entry: jika pasar tidak benar-benar breakout tapi hanya “menyentuh” lalu mundur, Anda bisa terbuka posisi yang kurang kuat fundamentalnya.

Contoh

Anda membeli GBP/USD di 1.2500 dan ingin membatasi kerugian maksimum 50 pips. Maka Anda bisa menetapkan stop-loss (sell stop) di 1.2450. Jika harga turun ke 1.2450, maka order akan teraktivasi dan posisi Anda akan ditutup otomatis di harga pasar terbaik saat itu.


Perbandingan Singkat

Jenis Order Eksekusi Kontrol Harga Risiko/Tantangan
Market Order Eksekusi segera di harga pasar Rendah (harga bisa berubah) Slippage, kurang kontrol harga
Limit Order Eksekusi hanya jika harga tercapai Tinggi (harga ditentukan) Tidak terisi jika harga tidak tercapai
Stop Order Baru aktif setelah harga tertentu Variabel (harga setelah trigger) Eksekusi bisa di harga buruk, trigger bisa “salah waktu”

Strategi Praktis Penggunaan di Forex

Market Order

  • Gunakan saat likuiditas tinggi dan spread rendah (misalnya pasangan mayor seperti EUR/USD, USD/JPY) agar risiko slippage rendah.

  • Cocok ketika momentum cepat (contoh: rilis berita ekonomi besar) dan Anda ingin masuk cepat.

  • Hindari market order saat kondisi pasar sangat volatil atau pasar akan tutup/waktu overlaps karena risiko spread melebar.

Limit Order

  • Gunakan untuk strategi entry saat retracement: Anda memprediksi bahwa setelah tren naik tertentu, akan ada koreksi sementara, lalu tren naik akan dilanjutkan. Anda letakkan buy limit di kandungan koreksi.

  • Juga cocok untuk strategi exit (ambil keuntungan): Anda sudah dalam posisi dan menetapkan target harga melalui limit order sehingga tidak perlu memantau terus.

  • Pastikan level Anda realistis dan ada peluang bahwa harga akan sampai ke sana; jika tidak, bisa Anda hanya “menunggu” tanpa pernah terisi.

Stop Order

  • Setiap kali Anda memasuki posisi, segera tetapkan stop-loss: ini adalah “hukum” dasar risiko minimal dalam trading yang baik.

  • Untuk breakout strategy: letakkan buy stop di atas level resistance atau sell stop di bawah level support, sehingga Anda hanya masuk bila breakout terbukti.

  • Jangan terlalu dekat dengan entry agar tidak mudah tersentuh noise pasar kecil; dan jangan terlalu jauh tanpa memperhitungkan risiko kerugian. Latihan penempatan stop sesuai volatilitas pasangan sangat dianjurkan.


Catatan Penting: Psikologi & Manajemen Risiko

Memahami jenis order saja belum cukup — bagaimana Anda mengaplikasikannya dengan disiplin, manajemen risiko yang baik, dan rencana trading yang matang akan menentukan hasil Anda. Beberapa hal yang perlu diingat:

  • Rencana trading: sebelum membuka posisi, tentukan entry, target, stop-loss dan jenis order apa yang akan digunakan.

  • Ukuran posisi: jangan terlalu besar hingga satu market order atau stop order bisa menghancurkan akun Anda.

  • Eksekusi tanpa emosi: ketika Anda sudah menetapkan stop dan limit, hindari “menggerakkan” stop secara impulsif saat posisi sudah berjalan.

  • Monitor kondisi pasar: meskipun limit order memungkinkan Anda menunggu tanpa chart, tetaplah memperhatikan berita atau kondisi likuiditas — karena order bisa gagal terisi atau tereksekusi di harga buruk jika muncul gap atau volatilitas tinggi. Investopedia+1

  • Evaluasi dan update: setelah setiap trading, evaluasi jenis order mana yang efektif untuk strategi Anda, dan sesuaikan jika perlu — trading bukan hanya soal teknik tetapi juga adaptasi.


Di dunia trading forex, memahami ketika Anda harus memilih antara eksekusi cepat (market order), menunggu harga ideal (limit order), atau meletakkan “pengaman” otomatis risiko (stop order) akan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengambil keputusan yang lebih terukur. Kombinasi ketiganya, apabila digunakan dengan benar dalam rencana trading yang disiplin, akan membantu Anda tidak hanya memasuki pasar — tetapi juga keluar dengan strategi yang baik dan risiko yang terkendali.


Jika Anda ingin memperdalam ilmu jenis-jenis order ini, memahami bagaimana masing-masing digunakan dalam konteks pasar nyata, dan ingin dibimbing oleh mentor berpengalaman, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Program ini dirancang khusus untuk trader pemula hingga menengah yang ingin membangun fondasi kuat, memahami jenis-jenis order secara aplikatif, dan bagaimana melakukan manajemen risiko yang efektif.

Dengan bergabung, Anda akan mendapatkan modul terstruktur, latihan langsung, serta komunitas yang mendukung Anda dalam setiap langkah. Jangan biarkan Anda mengandalkan hanya “ feeling ” atau spekulasi semata — saatnya Anda punya sistem, disiplin, dan strategi yang bisa dieksekusi dengan jenis order yang tepat. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang dan mulailah perjalanan Anda menjadi trader yang lebih percaya diri dan terstruktur.