Jenis-jenis Order yang Sering Digunakan dalam Strategi Scalping

Strategi scalping dalam trading merupakan metode yang sangat populer di kalangan trader aktif, khususnya mereka yang menginginkan keuntungan cepat dalam waktu singkat. Scalping fokus pada membuka dan menutup posisi dalam hitungan menit, bahkan detik, untuk mendapatkan profit kecil namun konsisten. Dalam praktiknya, jenis-jenis order yang digunakan oleh scalper sangat menentukan efektivitas strategi ini.
Untuk menjadi scalper yang sukses, penting memahami dengan baik berbagai jenis order yang tersedia di platform trading. Mengapa ini penting? Karena kesalahan dalam memilih jenis order bisa berdampak langsung pada kerugian, terutama dalam pasar yang bergerak cepat. Berikut ini adalah beberapa jenis order yang paling sering digunakan dalam strategi scalping.
1. Market Order
Market order adalah jenis order paling dasar dan paling umum digunakan oleh para scalper. Dengan market order, trader mengeksekusi pembelian atau penjualan pada harga pasar saat ini. Karena kecepatan adalah kunci dalam scalping, market order memberikan eksekusi instan tanpa harus menunggu harga tertentu.
Namun, kelemahannya adalah potensi slippage, yaitu perbedaan antara harga yang diinginkan dengan harga eksekusi sesungguhnya. Dalam kondisi pasar yang volatil, slippage bisa cukup besar, yang tentunya memengaruhi keuntungan trader.
2. Limit Order
Limit order digunakan untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu yang lebih baik daripada harga pasar saat ini. Misalnya, seorang scalper ingin membeli EUR/USD di 1.1000 padahal harga saat ini 1.1010. Dengan limit order, order akan dieksekusi hanya jika harga turun ke 1.1000.
Limit order sangat berguna untuk scalper yang ingin menghindari slippage dan menargetkan entri yang sangat presisi. Namun, ada risiko bahwa order tidak akan tereksekusi jika harga tidak pernah menyentuh level yang diinginkan, sehingga peluang bisa terlewat.
3. Stop Order (Stop Market)
Stop order atau dikenal juga sebagai stop market order adalah jenis order yang digunakan untuk masuk pasar ketika harga mencapai level tertentu. Misalnya, jika harga EUR/USD saat ini 1.1000 dan trader ingin masuk posisi buy ketika harga naik ke 1.1020, maka stop order bisa digunakan.
Jenis order ini sangat cocok untuk scalper yang menggunakan strategi breakout. Ketika harga menembus level resistance atau support tertentu, stop order akan otomatis mengeksekusi posisi, menangkap momentum pergerakan harga yang cepat.
4. Stop-Limit Order
Stop-limit order adalah kombinasi antara stop order dan limit order. Ketika harga menyentuh level “stop”, order berubah menjadi limit order, bukan market order. Misalnya, stop di 1.1020 dan limit di 1.1022 berarti order hanya akan dieksekusi dalam rentang harga tersebut.
Keunggulan utama dari stop-limit order adalah kontrol penuh terhadap harga eksekusi. Namun, kelemahannya adalah risiko kehilangan peluang jika harga melonjak terlalu cepat melewati batas limit yang ditentukan.
5. Take Profit Order
Take profit order digunakan untuk menutup posisi secara otomatis saat harga mencapai target keuntungan tertentu. Dalam scalping, take profit sering kali digunakan dalam jarak pendek, misalnya hanya 5-10 pips dari entry point.
Penggunaan take profit order sangat penting untuk menjaga konsistensi dan disiplin dalam scalping. Ini membantu trader menghindari keserakahan yang sering kali menyebabkan posisi terlalu lama terbuka dan berujung pada kerugian.
6. Stop Loss Order
Scalping adalah strategi yang membutuhkan manajemen risiko yang ketat, dan stop loss adalah alat utama untuk melakukannya. Dengan menentukan level kerugian maksimal, stop loss membantu scalper menghindari kerugian besar akibat pergerakan harga yang tidak terduga.
Kunci keberhasilan scalping adalah menjaga rasio risk-to-reward tetap seimbang. Biasanya, scalper akan menetapkan stop loss yang ketat, misalnya hanya 3-5 pips dari entry point, untuk membatasi kerugian.
7. Trailing Stop Order
Trailing stop adalah jenis stop loss dinamis yang bergerak mengikuti arah pergerakan harga. Jika harga bergerak sesuai arah yang diinginkan trader, trailing stop akan ikut naik (pada posisi buy) atau turun (pada posisi sell), mengunci keuntungan secara otomatis.
Bagi scalper yang ingin menjaga posisi tetap aman tanpa harus memonitor terus-menerus, trailing stop sangat bermanfaat. Ini memungkinkan posisi tetap terbuka selama tren berlanjut, dan tertutup otomatis saat harga berbalik arah.
8. One-Cancels-the-Other (OCO) Order
OCO order adalah kombinasi dari dua order: satu limit order dan satu stop order. Ketika salah satu order tereksekusi, yang lainnya otomatis dibatalkan. Strategi ini sangat berguna untuk scalper yang ingin mengatur entri dan keluar posisi tanpa harus memantau pasar terus-menerus.
Sebagai contoh, seorang scalper mungkin menempatkan buy stop di atas resistance dan sell stop di bawah support. Ketika harga bergerak menembus salah satu level tersebut, posisi terbuka dan order lainnya otomatis dibatalkan.
9. Fill or Kill (FOK) Order
FOK adalah jenis order yang harus dieksekusi sepenuhnya dalam waktu singkat, atau tidak sama sekali. Order ini cocok untuk scalper yang ingin masuk posisi dengan jumlah lot tertentu tanpa kompromi. Jika pasar tidak bisa memenuhi jumlah lot tersebut, order otomatis dibatalkan.
Meskipun jarang digunakan oleh retail trader, beberapa scalper profesional memanfaatkan FOK untuk menghindari eksekusi parsial, yang bisa menyulitkan pengelolaan posisi.
10. Immediate or Cancel (IOC) Order
Berbeda dengan FOK, IOC memungkinkan sebagian order tereksekusi dan sisanya dibatalkan. Misalnya, jika trader ingin membeli 10 lot namun pasar hanya menyediakan 6 lot pada harga tersebut, maka 6 lot dieksekusi dan 4 lot sisanya dibatalkan.
IOC berguna bagi scalper dalam kondisi pasar yang sangat cepat, ketika ketersediaan likuiditas bisa berubah dalam hitungan detik.
Menguasai berbagai jenis order di atas sangat penting bagi siapa saja yang ingin serius menekuni strategi scalping. Kecepatan, presisi, dan manajemen risiko adalah pilar utama dari scalping yang efektif, dan semua itu hanya bisa dicapai jika seorang trader memahami cara kerja setiap jenis order secara mendalam. Jangan hanya mengandalkan satu jenis order saja, cobalah beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah. Latih penggunaan order-order ini pada akun demo sebelum diterapkan pada akun riil untuk menghindari kesalahan fatal.
Kalau kamu serius ingin memperdalam pemahaman tentang strategi scalping, serta belajar bagaimana menggunakan berbagai jenis order secara profesional, bergabunglah dalam program edukasi trading gratis dari Didimax. Di sana kamu akan dibimbing langsung oleh mentor berpengalaman yang siap membimbing dari nol hingga mahir, baik secara online maupun tatap muka di kantor cabang.
Didimax adalah broker forex terbaik di Indonesia yang telah berlisensi resmi dari BAPPEBTI. Yuk, jangan sia-siakan kesempatan untuk belajar trading secara profesional dan gratis! Kunjungi website www.didimax.co.id sekarang juga dan daftar untuk mengikuti program edukasi trading-nya. Saatnya kamu naik level jadi trader cerdas dan teredukasi!