Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kelebihan dan Kekurangan Trading di Sesi Tokyo Forex

Kelebihan dan Kekurangan Trading di Sesi Tokyo Forex

by Rizka

Kelebihan dan Kekurangan Trading di Sesi Tokyo Forex

Dalam dunia forex, setiap sesi perdagangan memiliki karakteristik unik yang bisa dimanfaatkan oleh para trader. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah sesi Tokyo, atau sering disebut juga sesi Asia, yang dimulai sekitar pukul 06.00 hingga 15.00 waktu Jepang, atau sekitar pukul 04.00 hingga 13.00 WIB. Sesi ini merupakan salah satu dari tiga sesi utama dalam perdagangan forex global, bersama dengan sesi London dan New York. Meskipun volume perdagangannya tidak sebesar dua sesi lainnya, sesi Tokyo tetap menjadi waktu yang sangat penting, terutama bagi trader yang ingin menangkap peluang di awal pergerakan pasar harian.

Namun, sebelum memutuskan untuk aktif berdagang di sesi ini, penting bagi trader untuk memahami kelebihan dan kekurangan sesi Tokyo. Dengan mengetahui karakteristik dan tantangannya, trader dapat menyusun strategi yang lebih efektif dan memaksimalkan peluang keuntungan di pasar forex.


Kelebihan Trading di Sesi Tokyo

1. Pasar yang Relatif Stabil

Salah satu kelebihan utama sesi Tokyo adalah stabilitasnya. Karena volatilitasnya cenderung rendah dibandingkan dengan sesi London dan New York, sesi ini sangat cocok untuk trader yang tidak menyukai pergerakan harga yang terlalu liar. Kondisi pasar yang stabil memungkinkan trader untuk menganalisis tren dengan lebih mudah, terutama bagi mereka yang menggunakan strategi jangka menengah seperti swing trading atau trend following.

Bagi trader pemula, sesi Tokyo juga menjadi waktu yang ideal untuk belajar memahami pergerakan pasar tanpa harus menghadapi fluktuasi ekstrem. Dengan kondisi pasar yang lebih tenang, kesalahan akibat keputusan impulsif bisa diminimalisir.

2. Cocok untuk Trading Pair Asia-Pasifik

Pasangan mata uang seperti USD/JPY, AUD/JPY, dan NZD/JPY biasanya sangat aktif di sesi Tokyo. Ini karena negara-negara yang berhubungan langsung dengan mata uang tersebut sedang beroperasi pada jam ini. Volume perdagangan yang tinggi pada pair-pair tersebut membuat spread lebih ketat, sehingga biaya transaksi menjadi lebih efisien bagi trader.

Selain itu, pergerakan pada pair Asia seperti AUD/USD dan NZD/USD juga sering menunjukkan pola yang mudah dianalisis. Trader yang fokus pada pasangan ini dapat menemukan peluang entry yang lebih jelas, terutama ketika ada rilis berita ekonomi dari Jepang atau Australia.

3. Adanya Peluang Awal Pergerakan Harian

Sesi Tokyo sering kali menjadi pembuka untuk arah pergerakan harga harian. Banyak trader profesional menggunakan sesi ini untuk mengidentifikasi potensi tren yang akan berlanjut ketika sesi London dibuka. Dengan memahami bagaimana harga bergerak di awal sesi Tokyo, trader bisa mempersiapkan posisi yang lebih matang menjelang overlap Tokyo–London, yang biasanya menghasilkan volatilitas lebih tinggi.

4. Respon Cepat terhadap Berita dari Asia

Negara-negara seperti Jepang, Cina, dan Australia sering merilis data ekonomi penting pada pagi hari waktu Asia. Trader yang aktif di sesi Tokyo memiliki keunggulan untuk merespons berita tersebut secara real-time. Misalnya, rilis data GDP Jepang atau kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) bisa memicu pergerakan signifikan pada pasangan mata uang terkait yen.

Dengan kemampuan membaca sentimen pasar dari berita-berita tersebut, trader bisa mendapatkan peluang entry lebih awal sebelum pasar global bereaksi secara lebih luas.

5. Cocok untuk Trader dengan Rutinitas Pagi

Bagi trader yang berada di Asia, sesi Tokyo sangat nyaman secara waktu. Aktivitas trading bisa dilakukan di pagi hingga siang hari, tanpa perlu begadang seperti saat sesi New York. Hal ini menjadikannya waktu yang ideal bagi mereka yang ingin menjadikan trading sebagai aktivitas sampingan atau rutinitas pagi sebelum bekerja.


Kekurangan Trading di Sesi Tokyo

1. Volatilitas Relatif Rendah

Kelebihan berupa stabilitas harga di sisi lain juga bisa menjadi kekurangan. Volatilitas yang rendah berarti pergerakan harga yang terbatas, sehingga potensi profit pun tidak sebesar di sesi London atau New York. Bagi trader yang menggunakan strategi scalping atau breakout, sesi Tokyo bisa terasa membosankan karena harga seringkali bergerak dalam rentang yang sempit.

Kondisi ini juga dapat membuat sinyal palsu lebih sering muncul, terutama bagi trader teknikal yang mengandalkan indikator seperti Bollinger Bands atau RSI. Oleh karena itu, perlu kesabaran ekstra dan manajemen risiko yang baik saat trading di sesi ini.

2. Likuiditas yang Tidak Setinggi Sesi Eropa dan Amerika

Karena sebagian besar pelaku pasar besar dari Eropa dan Amerika belum aktif, volume transaksi di sesi Tokyo cenderung lebih rendah. Likuiditas yang rendah ini bisa menyebabkan spread melebar, terutama pada pair yang jarang diperdagangkan. Akibatnya, biaya transaksi bisa meningkat, terutama bagi trader dengan modal kecil.

Selain itu, pergerakan harga bisa menjadi “tipis”, artinya fluktuasi kecil bisa tampak besar secara visual di chart, sehingga berpotensi menyesatkan trader pemula.

3. Pergerakan Harga yang Lambat

Dalam banyak kasus, pergerakan harga pada sesi Tokyo berjalan lambat. Ini bisa membuat trader sulit mencapai target profit dalam waktu singkat. Strategi jangka pendek seperti day trading atau scalping mungkin kurang efektif tanpa adanya katalis berupa rilis berita penting.

Pergerakan harga yang lambat juga bisa menguji kesabaran trader. Tidak jarang trader justru tergoda untuk membuka posisi tanpa sinyal yang kuat, yang akhirnya berujung pada kerugian karena pasar bergerak sideways terlalu lama.

4. Keterbatasan Peluang Trading

Karena pasar relatif sepi, sinyal entry yang valid juga lebih jarang muncul. Trader harus lebih selektif dalam memilih momen untuk masuk pasar. Jika memaksakan diri untuk membuka posisi di tengah pasar yang flat, risiko terkena false breakout atau pergerakan tidak jelas menjadi lebih tinggi.

Trader profesional biasanya hanya menunggu momen tertentu — seperti rilis data ekonomi Jepang atau Australia — sebelum membuka posisi. Ini menandakan bahwa meskipun sesi Tokyo menawarkan peluang, waktu terbaik untuk entry tidak selalu tersedia setiap hari.

5. Kurangnya Momentum dari Pasar Global

Sesi Tokyo sering kali dianggap sebagai sesi “pemanasan” sebelum sesi London dimulai. Karena itu, arah pergerakan besar biasanya belum terlihat. Banyak trader institusional dari Eropa dan Amerika baru mengambil posisi signifikan setelah pasar Asia tutup. Hal ini membuat trader yang hanya aktif di sesi Tokyo terkadang kehilangan peluang besar yang terjadi setelah sesi London dibuka.


Kesimpulan

Sesi Tokyo forex memiliki keunggulan dalam hal stabilitas, kejelasan pola harga, dan kenyamanan waktu bagi trader Asia. Namun, di sisi lain, sesi ini juga memiliki kekurangan seperti rendahnya volatilitas, likuiditas terbatas, dan minimnya momentum besar dari pasar global.

Untuk memanfaatkan sesi Tokyo dengan efektif, trader perlu menyesuaikan strategi. Pendekatan yang paling cocok adalah strategi berbasis range atau breakout ringan pada pasangan mata uang Asia seperti USD/JPY dan AUD/JPY. Selain itu, disiplin dan kesabaran sangat diperlukan karena sesi ini sering kali berjalan tenang.


Ingin memahami lebih dalam bagaimana cara membaca peluang trading di sesi Tokyo dan sesi lainnya? Yuk, ikuti program edukasi trading Didimax di www.didimax.co.id! Di sana, kamu bisa belajar langsung dari mentor profesional yang berpengalaman di dunia forex. Kamu juga akan mendapatkan materi lengkap mulai dari dasar hingga strategi tingkat lanjut yang cocok untuk kondisi pasar Asia.

Didimax bukan hanya tempat belajar, tetapi juga komunitas besar trader Indonesia yang saling mendukung. Dengan fasilitas edukasi gratis, bimbingan personal, serta analisis harian dari para ahli, kamu bisa meningkatkan kemampuan trading dan meraih hasil maksimal. Jadi, jangan tunggu nanti — mulai langkah tradingmu yang lebih terarah bersama Didimax sekarang juga!