Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kenali Beda EMA dan SMA dalam Analisa Teknikal Forex

Kenali Beda EMA dan SMA dalam Analisa Teknikal Forex

by Didimax Team

Bagi kebanyakan trader baru di pasar forex, mungkin masih banyak yang belum tahu beda EMA dan SMA. Jika Anda termasuk salah satunya, maka artikel ini wajib untuk dibaca karena akan membahas secara mendalam perbedaan diantara keduanya.
 
Saat trading forex, trader biasanya menggunakan berbagai metode analisis seperti misal analisis teknikal yang popular. Dalam metode teknikal ini, Anda akan belajar banyak jenis indikator sebagai tools dalam analisanya.
 
Salah satu indikator paling popular dalam analisa teknikal trading forex adalah MA atau Moving Average. Pada indikator Moving Average sendiri masih terbagi lagi ke dalam beberapa jenis seperti missal EMA dan SMA.
 
Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan kepada Anda seperti apa beda EMA dan SMA dalam analisa teknikal. Jadi, simak artikel berikut untuk mempelajari perbedaan diantara kedua jenis indikator Moving Average tersebut.
 

Berkenalan dengan Moving Average 

 
Moving Average atau biasa dikenal sebagai MA adalah indikator dalam Analisa teknikal yang banyak digunakan oleh para trader. MA sendiri dapat memberikan informasi berguna bagi para trader forex di market seperti arah tren di masa depan.
 
Moving Average atau MA merupakan indikator yang menunjukkan nilai rata-rata pergerakan harga asset dalam periode waktu tertentu. Nilai rata-rata pergerakan harga inilah yang kemudian dijadikan sebagai acuan pengambilan Keputusan oleh trader.
 
Dalam indikator Moving Average sendiri terbagi menjadi banyak jenis. Misalnya saja SMA, EMA, WMA, DEMA, VWMA, WSMA. Diantara banyaknya jenis Moving Average tersebut, EMA dan SMA jadi jenis yang paling popular digunakan trader.
 
Bagi trader pemula, besar kemungkinan Anda belum tahu tentang beda EMA dan SMA. Untuk itu, kita akan bahas secara mendalam perbedaan diantara kedua jenis indikator Moving Average tersebut.
 

Mengenal Simple Moving Average atau SMA

 
SMA atau Simple Moving Average adalah jenis indikator teknikal yang merupakan bagian dari Moving Average yang banyak digunakan oleh trader dalam menganalisa pasar forex. Indikator ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi tren pergerakan harga asset di pasar.
 
Dalam indikator SMA, nilai di setiap periode waktu akan dihubungkan sehingga menunjukkan garis pergerakan tren. Nilai pada indikator SMA sendiri dihasilkan dari perhitungan rata-rata harga.
 
Jadi, perhitungannya dilakukan dengan menjumlahkan harga penutupan pada periode waktu yang sudah ditentukan. Kemudian hasil penjumlahan tersebut akan dibagi sesuai jumlah periode waktu yang ditentukan di awal.
 
Sebelum masuk ke pembahasan tentang beda EMA dan SMA, penting bagi Anda untuk memahami kegunaan SMA. SMA banyak digunakan trader untuk mengetahui rata-rata pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu.
 
Informasi ini dapat menghilangkan fluktuasi harga yang tidak diinginkan sehingga mampu memberikan gambaran lebih jelas tentang tren pergerakan harga. Dengan begitu, ini akan membantu trader mengidentifikasi tren pada pasar forex.
 
Contoh Perhitungan SMA, missal dengan periode 20 (SMA 20). Perhitungannya adalah menjumlahkan nilai penutupan harga pada 20 candle terakhir (bisa candle 5 menit, 1 jam, harian atau lainnya) kemudian dibagi dengan 20 (sesuai periode).
 
Selain memberikan informasi mengenai pergerakan atau arah tren, SMA juga banyak dipakai sebagai sinyal entry posisi. Misalnya ketika harga melewati SMA dari bawah ke atas berarti open buy.
 
Kemudian jika harga melewati SMA dari atas ke bawah berarti sell karena menandakan potensi awal bearish. Namun untuk lebih optimal, indikator ini sering dikombinasikan dengan indikator atau teknik Analisa lainnya.
 

Mengenal Exponential Moving Average atau EMA

 
Sebelum lanjut ke pembahasan beda EMA dan SMA, Anda bisa pelajari dulu tentang Exponential Moving Average atau EMA. EMA merupakan jenis indikator teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi tren harga.
 
Meski sama-sama Moving Average, namun EMA memiliki cara perhitungan yang berbeda dari SMA. Karena pada Exponential Moving Average itu melibatkan smoothing factor atau factor penghalus yang mengatur bobot harga terbaru seiring waktu.
 
Dalam proses perhitungannya,Anda akan mulai dengan menghitung nilai awal menggunakan Simple Moving Average. Kemudian, EMA yang baru akan dihitung dengan memperbarui nilainya menggunakan smoothing factor dan harga penutupan terbaru.
 
Kegunaan Exponential Moving Average ada banyak sekali. Misalnya saja membantu trader menentukan level support, menentukan level resistance, mengidentifikasi tren market hingga memberikan sinyal entry.
 
Missal dalam kasus sinyal entry, Anda bisa open posisi buy saat harga menembus garis EMA dari bawah ke atas. Kemudian Anda bisa sell ketika harga menembus garis EMA dari atas ke bawah.
 
Baca juga artikel kami mengenai: Rahasia day trader sukses

Begini Beda EMA dan SMA

 
Setelah mengetahui bagaimana exponential dan simple Moving Average, sekarang Anda bisa belajar tentang beda EMA dan SMA. Berikut adalah beberapa perbedaan diantara kedua jenis Moving Average tersebut.
 
1. Metode Perhitungan:
 
Pada Simple Moving Average, metode perhitungannya sederhana yakni menjumlahkan harga penutupan dalam periode tertentu. Kemudian jumlah tersebut dibagi dengan periode waktu yang ditentukan.
 
Pada Exponential Moving Average, perhitungannya menggunakan metode eksponensial. Jadi, perhitungannya akan memberikan bobot yang lebih tinggi pada harga terbaru, beda dengan SMA yang semua harga punya bobot sama.
 
2. Responsivitas terhadap Perubahan Harga:
 
Beda EMA dan SMA berikutnya adalah dari segi responsivitas terhadap perubahan harga. Pada jenis SMA, respon terhadap perubahan harga akan lebih lambat karena memberikan bobot yang sama pada setiap harga.
 
Sedangkan EMA, jenis Moving Average yang memberikan bobot berbeda, bobot lebih tinggi pada harga terbaru dan secara eksponensial mengurangi bobot pada harga lebih lama. Oleh sebab itu, EMA lebih responsive terhadap perubahan harga.
 
3. Penggunaan dalam Analisis Tren:
 
Simple Moving Average banyak digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka Panjang dan menengah. Analisa untuk tren jangka Panjang dan menengah ini lebih baik karena SMA membantu menghilangkan fluktuasi harga.
 
Sedangkan dalam Analisa tren, EMA lebih popular digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka pendek. Karena sifatnya yang lebih responsive, maka penggunaan untuk jangka pendek akan lebih cocok.
 
4. Penggunaan dalam Perdagangan:
 
Beda EMA dan SMA juga bisa terlihat saat digunakan untuk dijadikan sebagai acuan sinyal. Pada simple Moving Average, sinyal didasarkan dengan mengandalkan persimpangan harga dan SMA.
 
Sedangkan dalam EMA, sinyal didasarkan dengan mengutamakan perubahan harga terbaru karena sifatnya yang lebih responsive. Keduanya sama-sama bisa digunakan untuk memberikan sinyal buy maupun sell.
 
Itulah beberapa beda EMA dan SMA yang dapat Anda jadikan sebagai pertimbangan saat trading. Kedua indikator ini sama-sama memiliki kegunaan yang berbeda untuk membantu Anda di pasar forex.
 
Jika Anda ingin coba trading menggunakan Analisa forex seperti Moving Average, pastikan juga untuk menggunakan broker forex terbaik seperti DIDIMAX. Karena DIDIMAX adalah broker resmi berlisensi yang memiliki banyak kelebihan.
 
Bukan hanya itu, DIDIMAX juga menyediakan pusat edukasi gratis, pelatihan private dan seminar untuk trader baru. Jadi bukan sekedar bisa belajar beda EMA dan SMA, namun Anda bisa belajar lebih banyak metode Analisa lainnya.