Dalam dunia trading valuta asing terdapat istilah rasio gearing
forex yang mengacu pada penggunaan leverage atau pinjaman. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan posisi dan potensi keuntungan seorang trader di pasar.
Selain meningkatkan potensi keuntungan, leverage ini juga membawa potensi kerugian. Tingginya penggunaan rasio gearing tentunya akan memberi risiko besar juga khususnya bagi trader kurang berpengalaman dan strategi manajemen risikonya lemah.
Oleh karena itu penting untuk belajar secara menyeluruh tentang pasar, strategi investasi, manfaat, risiko, dan lain-lain. Dengan pemahaman manajemen strategi yang baik, maka Anda dapat memanfaatkan rasio gearing secara optimal.
Rasio Gearing Forex: Pengertian, Risiko, dan Cara Hitungnya
Rasio gearing adalah matrix keuangan untuk mengukur tingkat financial leverage (pinjaman keuangan) suatu perusahaan. Atau dapat juga disebut jumlah hutang yang sebanding dengan modal ekuitas dan digunakan perusahaan guna mendanai operasionalnya.
Rasio gearing forex diwujudkan dalam bentuk persentase yang dapat menunjukkan sejauh mana perusahaan didanai menggunakan hutang luar negeri. Gearing sangat diawasi secara ketat oleh pemberi modal, investor, dan para stakeholder lainnya.
Adapun jenis-jenis gearing yang paling terkenal yaitu rasio hutang terhadap ekuitas, rasio hutang terhadap modal, rasio hutang terhadap dana pemegang saham, rasio pembayaran hutang, dan rasio ekuitas.
Gearing dapat memiliki rasio tinggi maupun rendah. Jika persentasenya tinggi, artinya perusahaan tersebut sangat bergantung dengan biaya hutang untuk dana operasionalnya. Namun jika rendah, artinya banyak memanfaatkan pembiayaan ekuitas.
Tinggi rendahnya persentase gearing forex dapat menunjukkan sehat tidaknya keuangan sekaligus risiko apa yang dihadapi perusahaan. Perusahaan dengan persentase gearing tinggi biasanya ekonominya mudah merosot dan berisiko gagal bayar.
Hal itu dapat terjadi karena perusahaan kurang arus kas sehingga gagal bayar ekuitas pemegang saham maupun kreditor. Begitu juga rasio gearing forex yang rendah belum tentu struktur keuangan bisnisnya sehat.
Mereka tidak dapat mendanai operasionalnya hanya bergantung dari ekuitas pemegang saham, tetapi juga perlu dana dari sumber lain. Lalu bagaimana mengukur persentase gearing forex yang sehat dan berada dalam standar?
Anda dapat menghitung rasio gearing bersih dengan cara berikut:
Net Gearing Ratio = (Hutang Jangka Panjang + Hutang Jangka Pendek + Bank Overdraft) : Ekuitas Pemegang Saham
Kegunaan Rasio Gearing dalam Trading Forex
Selain sebagai indikator utama untuk menunjukkan informasi struktur keuangan dan sejauh mana kemampuan membayar hutang, rasio gearing forex juga memiliki fungsi lain yang krusial yaitu sebagai berikut.
1. Sebagai Alat Perbandingan
Jumlah persentasi gearing digunakan untuk membandingkan perusahaan atau industri di sektor yang sama. Karena bidangnya sama, seharusnya rasionya juga serupa atau tidak berbeda terlalu jauh.
Misalnya suatu industri memiliki rasio 60% dan dianggap berisiko tinggi. Namun industri yang sama lainnya memiliki rasio 70% disbanding rata-rata 80%. Maka industri yang rasionya 60% tadi dianggap memiliki kinerja optimal.
2. Matrix bagi Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman dan kreditor memanfaatkan rasio gearing forex sebagai matrix evaluasi kelayakan kredit suatu industri. Jika rasionya tinggi biasanya mereka sulit mendapatkan pendanaan karena pemberi pinjaman lebih memilih menjauh.
Tetapi hal ini jarang berlaku bagi perusahaan monopoli seperti industri energi dan utilitas. Mereka tetap dapat beroperasi dengan aman meskipun tingkat hutangnya tinggi, sebab posisinya di industri tersebut kuat.
3. Analis Risiko Keuangan bagi Investor
Investor memanfaatkan rasio gearing untuk memutuskan apakah mereka harus berinvestasi pada suatu bisnis atau tidak. Dengan adanya rasio ini, maka investor dapat menganalisis risiko keuangan dengan memberikan ukuran leverage.
4. Merencanakan Struktur Modal
Suatu perusahan/industri juga dapat menggunakan rasio gearing forex dengan menilai dampak mengambil hutang tambahan atau menerbitkan ekuitas baru.
Setelah dianalisis beserta dampaknya, maka dapat mengembangkan struktur modal yang seimbang dengan kebutuhan pendanaan dan toleransi risiko keuangan.
Contoh Penggunaan Rasio Gearing dalam Trading Forex
Penerapan rasio gearing dalam trading forex dapat dilihat pada contoh berikut:
Terdapat perusahaan dengan rasio hutangnya sebesar 0,6 dan menunjukkan struktur finansialnya lebih banyak hutang dibandingkan ekuitas. Untuk melihat sehat tidaknya keuangan perusahaan ini, bandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama.
Lalu terdapat perusahaan di industri sama mempunyai persentase hutang 0,3 pada tahun sebelumnya. Kemudian rata-rata industri tersebut sebesar 0,8, sedangkan pesaing utamanya memiliki rasio gearing forex sebesar 0,9.
Melalui informasi kinerja kedua perusahaan tersebut, maka perusahaan dengan rasio 0,3 lebih baik karena rata-ratanya 0,8 sedangkan pesaingnya memiliki rasio 0,9.
Contoh penerapan gearing lainnya juga dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu. Misalnya saat mengumpulkan modal baru tanpa mengurangi kepemilikan, biasanya pemilik memilih modal hutang daripada ekuitas.
Lalu ketika kondisi pemilik kekurangan uang tunai karena mengandalkan modal ekuitasnya untuk biaya operasional sepanjang tahun sehingga kekurangan kas. Pada kondisi ini, pemilik dapat mencari dana tambahan yang sudah tersedia dari lembaga keuangan maupun investor selama finansial perusahaannya sehat.
Atau contoh lainnya penerapan rasio gearing forex yaitu ketika perusahaan perlu modal dalam jumlah besar untuk membeli asset perusahaan atau mengakuisisi perusahaan. Kondisi ini perlu tindakan segera.
Pemegang saham juga tidak bisa meningkatkan keperluan modal karena waktunya terbatas. Maka jika pemilik berhubungan baik dengan kreditornya, lebih mudah mendapat pinjaman dalam jumlah besar dan cepat asal memenuhi syarat pinjaman.
Bagaimana Mengenal Rasio Gearing Forex yang Baik dan Buruk?
Baik buruknya persentasi gearing valuta asing memang bermacam-macam tergantung industrinya, tujuan keuangan bisnis, serta tahapan siklus kehidupan bisnis. Perlu menerapkan prinsip untuk menilai stabilitas keuangan dan besarnya risiko.
Rasio gearing lebih dari 50% menunjukkan bahwa hutang lebih besar daripada ekuitasnya. Kondisi ini sangat berisiko tidak dapat membayar pinjaman lalu bangkrut apalagi selama krisis ekonomi atau periode suku bunga tinggi.
Meski begitu, rasio gearing yang tinggi tidak selalu situasi keuangannya buruk. Sebab kondisi ini juga dapat mengindikasikan bahwa struktur pembiayaannya lebih bergejolak dibandingkan yang rasio gearingnya rendah.
Begitu juga pada kasus-kasus entitas yang dapat diatur seperti perusahaan monopoli. Rasio gearing forex mereka lebih tinggi dan tingkat hutangnya lebih besar, namun dapat dijamin dengan posisi pasarnya yang kuat.
Jadi mereka tetap dapat beroperasi dengan risiko gagal bayar yang kecil. Bisnis dengan aset mahal juga rasionya tinggi dan membayar kembali hutangnya melalui aset tetap tersebut.
Untuk bisnis-bisnis mapan biasanya memiliki rasio 25% - 50%, ini dianggap ideal atau rata-rata. Biasanya arus kasnya konsisten, peringkat kredit kuat, mudah mendapatkan pendanaan dalam kondisi menguntungkan.
Sedangkan rasio gearing kurang dari 25% dianggap berisiko rendah oleh investor dan pemberi pinjaman. Karena rendahnya hutang terhadap ekuitas tersebut, maka perusahaan tidak begitu ketergantungan dengan pinjaman.
Artinya, perusahaan tersebut memiliki cadangan kas dalam jumlah besar atau mampu menghasilkan pendapatan yang cukup. Sehingga mereka mampu mempertahankan operasionalnya tanpa bergantung pada hutang.
Namun jika rasionya jauh terlalu rendah, artinya perusahaan tersebut tidak memanfaatkan asetnya lewat pinjaman sehingga melewatkan prospek pertumbuhan.
Singkatnya, gearing dalam trading forex mengacu pada penggunaan leverage/pinjaman untuk meningkatkan posisi trader di pasar. Trader tetap perlu memantau besarnya rasio gearing forex secara bijaksana mengingat risiko untung ruginya.