Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kenapa Stop Loss Bisa Tembus Saat News NFP

Kenapa Stop Loss Bisa Tembus Saat News NFP

by rizki

Kenapa Stop Loss Bisa Tembus Saat News NFP

Non-Farm Payrolls (NFP) adalah salah satu rilis data ekonomi Amerika Serikat yang paling ditunggu para trader di seluruh dunia. Data ini mencerminkan jumlah pekerjaan baru di luar sektor pertanian, yang menjadi indikator utama kesehatan ekonomi AS. Namun, bagi banyak trader, NFP bukan hanya peluang meraih profit besar dalam waktu singkat, melainkan juga saat paling berbahaya untuk trading. Salah satu risiko paling nyata adalah stop loss yang bisa “tembus” atau tidak dieksekusi sesuai harga yang diatur trader, sehingga kerugian bisa membengkak melebihi batas yang direncanakan.

Fenomena stop loss yang “tembus” atau slippage ekstrem ini bukan mitos. Banyak trader, bahkan yang sudah berpengalaman, pernah mengalaminya. Ketika NFP dirilis, pasar sering bergerak sangat cepat dengan volatilitas yang melonjak drastis. Gerakan harga bisa melompat puluhan pips hanya dalam hitungan detik. Ini menyebabkan likuiditas tipis, spread melebar, dan order stop loss tidak dieksekusi tepat di harga yang diinginkan. Broker akan mengeksekusi order pada harga berikutnya yang tersedia di pasar, yang kadang berbeda jauh dari stop loss yang ditetapkan.

Sebelum memahami lebih dalam kenapa hal ini bisa terjadi, penting untuk mengetahui cara kerja stop loss. Stop loss sebenarnya bukan “jaminan” posisi ditutup di harga yang Anda atur. Stop loss hanyalah perintah untuk menutup posisi di harga tertentu ketika pasar menyentuh atau melewatinya. Namun, jika pasar bergerak terlalu cepat atau terjadi gap harga, broker akan mengeksekusi order pada harga pasar berikutnya yang tersedia. Ini dikenal sebagai “slippage”, dan saat NFP rilis, risiko slippage melonjak signifikan.

1. Volatilitas Ekstrem Saat Rilis NFP

NFP hampir selalu menghasilkan lonjakan volatilitas yang di luar kebiasaan pasar pada jam-jam lain. Tidak jarang dalam 1-5 menit pertama setelah data dirilis, harga bergerak 50-100 pips bahkan lebih, tergantung seberapa besar deviasi data aktual dengan ekspektasi pasar. Saat volatilitas ekstrem seperti ini, order stop loss trader sering kali tidak dapat dieksekusi di harga yang tepat karena order book pasar tipis. Akibatnya, harga langsung lompat ke level yang jauh, dan stop loss pun “tembus”.

2. Spread Melebar Tajam

Selain volatilitas, broker — terutama broker yang menggunakan model market maker atau STP — sering kali melebar spread secara drastis saat news besar seperti NFP. Spread EUR/USD yang normalnya hanya 1-2 pips bisa melebar hingga 10-20 pips, bahkan lebih. Jika stop loss Anda berada di dekat harga saat itu, spread yang melebar bisa membuat stop loss tersentuh hanya karena perbedaan harga bid-ask yang melebar, bukan karena harga bergerak ke arah itu secara alami.

3. Likuiditas Pasar yang Menipis

Saat NFP dirilis, banyak pelaku pasar besar (bank, hedge fund, dan institusi) menarik likuiditas mereka beberapa detik sebelum data keluar untuk menghindari risiko tak terduga. Ini membuat order book sangat tipis, sehingga hanya sedikit harga yang tersedia untuk menampung order besar atau order retail. Karena likuiditas tipis, harga dapat melompat ke level selanjutnya tanpa transaksi pada harga di antaranya — inilah yang menyebabkan gap dan membuat stop loss terealisasi jauh dari target awal.

4. Kecepatan Gerakan Harga Melampaui Teknologi Broker

Bahkan dengan teknologi eksekusi broker terbaik sekalipun, pergerakan harga saat NFP bisa lebih cepat dari kemampuan server dan sistem matching order. Data yang keluar hanya butuh sepersekian detik untuk membuat harga berubah drastis. Dalam kondisi ini, perintah stop loss Anda yang sudah dikirim ke server broker akan diproses di harga pasar yang tersedia saat order diterima — bukan di harga yang Anda tetapkan.

5. Ketidakpastian Fundamental yang Tak Terduga

NFP tidak hanya tentang jumlah pekerjaan, tetapi juga sering diiringi rilis data lain seperti tingkat pengangguran atau revisi data bulan sebelumnya. Jika data tersebut keluar dengan kejutan besar, pasar bisa bereaksi berkali-kali lipat lebih liar dari biasanya. Hal ini sering memperburuk slippage, karena banyak trader panik dan menutup posisi mereka secara serempak, menambah tekanan pada likuiditas pasar.

6. Stop Loss Bukan Jaminan di Kondisi Ekstrem

Banyak trader masih salah kaprah menganggap stop loss adalah “pelindung mutlak”. Padahal, stop loss hanya bekerja optimal di pasar dengan likuiditas dan volatilitas normal. Di kondisi news besar seperti NFP, stop loss lebih berfungsi sebagai usaha mengurangi risiko daripada menghilangkan risiko kerugian besar sepenuhnya.

7. Broker dan Model Eksekusi Berpengaruh

Jenis broker Anda juga sangat menentukan bagaimana stop loss dieksekusi. Broker yang benar-benar ECN/STP cenderung mengeksekusi order sesuai harga pasar, yang berarti stop loss bisa kena slippage besar jika likuiditas menipis. Sebaliknya, broker market maker kadang menawarkan “guaranteed stop loss”, tetapi biasanya dengan syarat tertentu seperti spread lebih besar atau biaya tambahan. Trader yang tidak memahami perbedaan ini kerap terkejut saat stop lossnya tembus jauh.

8. Berbagai Faktor Lain yang Memperparah

Selain faktor utama di atas, banyak detail kecil yang bisa memperparah slippage stop loss saat NFP, misalnya:

  • Penggunaan leverage tinggi yang membuat margin cepat tergerus,

  • Order trading yang terlalu besar dibanding ukuran likuiditas saat news,

  • Koneksi internet trader yang tidak stabil sehingga terlambat mengirim order manual,

  • Penggunaan robot trading yang tidak dioptimasi untuk menghadapi news berdampak besar.

Bagaimana Mengurangi Risiko Stop Loss Tembus?

Meskipun tidak bisa dihindari sepenuhnya, risiko stop loss tembus saat NFP bisa diminimalkan dengan beberapa langkah:

  • Hindari open posisi mendekati rilis NFP, terutama dalam 5-15 menit sebelum dan sesudah data keluar.

  • Gunakan ukuran lot yang wajar, tidak over-leverage.

  • Pilih broker dengan reputasi eksekusi cepat dan transparan.

  • Gunakan pending order dengan pertimbangan matang, bukan asal pasang buy/sell stop.

  • Pahami bahwa news trading lebih cocok untuk trader profesional, bukan pemula.

Trading saat NFP memang menggoda karena potensi profit besar dalam waktu singkat. Namun, realitanya, risiko yang Anda hadapi juga sangat besar. Stop loss tembus hanya salah satu contoh dari banyak potensi kerugian yang bisa Anda alami jika tidak memahami dinamika pasar saat news berdampak tinggi seperti NFP. Sebagai trader, tugas Anda bukan hanya mencari peluang, tetapi juga mengelola risiko dengan bijak. Jangan sampai keinginan profit cepat malah berakhir dengan margin call.

Bagi Anda yang ingin belajar lebih dalam bagaimana cara menghadapi situasi berisiko tinggi seperti rilis NFP, serta memahami strategi trading yang sesuai dengan karakter Anda, saatnya bergabung dengan program edukasi trading Didimax. Anda akan mendapatkan bimbingan dari mentor berpengalaman, mulai dari pemahaman dasar pasar forex, manajemen risiko, hingga strategi menghadapi rilis data besar seperti NFP secara profesional.

Jangan biarkan ketidaktahuan membawa Anda pada kerugian besar yang seharusnya bisa dihindari. Daftar sekarang juga di www.didimax.co.id dan mulailah perjalanan trading Anda dengan ilmu yang tepat. Pelajari cara mengatur stop loss dengan benar, mengenali momen berbahaya, dan mengembangkan mentalitas trading yang siap menghadapi kondisi pasar ekstrem!