Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kenapa Trader Sebaiknya Tidak Open Posisi Menjelang Rilis News Besar

Kenapa Trader Sebaiknya Tidak Open Posisi Menjelang Rilis News Besar

by rizki

Kenapa Trader Sebaiknya Tidak Open Posisi Menjelang Rilis News Besar

Dalam dunia trading forex, salah satu faktor yang sangat memengaruhi pergerakan harga adalah rilis berita ekonomi penting atau yang sering disebut sebagai high impact news. Berita besar seperti pengumuman suku bunga bank sentral, laporan Non-Farm Payrolls (NFP), data inflasi, hingga keputusan kebijakan moneter dapat menciptakan volatilitas ekstrem dalam waktu singkat. Tidak jarang, harga bergerak ratusan pips hanya dalam hitungan menit setelah rilis berita tersebut.

Meskipun terlihat menggiurkan bagi trader yang ingin mendapatkan keuntungan cepat, faktanya open posisi menjelang rilis news besar justru sangat berisiko. Banyak trader profesional lebih memilih menunggu reaksi pasar terlebih dahulu dibanding masuk posisi terburu-buru. Artikel ini akan membahas secara mendalam kenapa sebaiknya trader tidak open posisi menjelang rilis news besar, apa saja risikonya, serta bagaimana strategi yang lebih bijak dalam menghadapi momen krusial ini.


1. Volatilitas Ekstrem yang Sulit Diprediksi

Salah satu alasan utama trader sebaiknya menghindari open posisi menjelang rilis berita besar adalah karena volatilitas yang sangat tinggi. Pada saat berita penting dirilis, pasar bisa bergerak liar ke dua arah. Misalnya, harga bisa naik tajam dalam beberapa detik, lalu berbalik turun dengan cepat sebelum akhirnya menentukan arah yang lebih stabil.

Kondisi ini membuat prediksi teknikal menjadi kurang efektif. Level support dan resistance yang biasanya kuat bisa dengan mudah ditembus tanpa memberikan sinyal yang jelas. Bahkan trader berpengalaman sekalipun bisa terkecoh oleh pergerakan harga yang tidak rasional di momen ini.


2. Spread Melebar Drastis

Broker biasanya akan menyesuaikan spread saat terjadi lonjakan volatilitas akibat rilis berita besar. Spread yang biasanya hanya 1–2 pips bisa melebar hingga puluhan pips. Hal ini tentu sangat merugikan bagi trader yang sudah open posisi menjelang news, karena potensi profit akan tergerus oleh biaya spread yang membengkak.

Selain spread, beberapa broker juga dapat menerapkan slippage, yaitu perbedaan harga antara saat trader melakukan order dengan harga eksekusi sebenarnya. Dengan kondisi seperti ini, strategi trading yang tampaknya sudah dihitung matang bisa berakhir merugi hanya karena faktor teknis.


3. Risiko Stop Loss Hunting

Banyak trader pemula yang berharap mendapatkan keuntungan besar dari news trading dengan memasang posisi sebelum berita dirilis. Namun kenyataannya, pergerakan harga yang sangat tajam justru sering kali menyapu level stop loss mereka. Akibatnya, alih-alih mendapatkan profit besar, akun trading bisa mengalami kerugian signifikan dalam waktu singkat.

Fenomena ini sering disebut sebagai stop loss hunting, di mana harga seolah bergerak "mengejar" level stop loss sebelum akhirnya menuju ke arah yang sebenarnya. Walaupun bukan berarti broker sengaja melakukannya, melainkan karena volatilitas tinggi, trader tetaplah menjadi korban dari ketidakpastian harga di momen tersebut.


4. Psikologi Trading yang Tidak Stabil

Menjelang rilis news besar, kondisi psikologis trader biasanya berada dalam tekanan tinggi. Ekspektasi terhadap hasil berita, rasa takut ketinggalan momentum (fear of missing out), dan keinginan cepat meraih profit sering membuat trader kehilangan kendali atas emosi mereka.

Ketika harga bergerak sangat cepat, banyak trader yang akhirnya panik dan menutup posisi secara terburu-buru. Ada pula yang terlalu serakah dan tidak segera mengamankan profit kecil, sehingga berakhir rugi ketika harga berbalik arah. Kondisi psikologis yang tidak stabil ini semakin memperbesar kemungkinan pengambilan keputusan yang salah.


5. Analisis Teknis Kurang Efektif

Biasanya trader menggunakan analisis teknikal sebagai dasar pengambilan keputusan trading. Namun menjelang rilis berita besar, pola teknikal sering kali menjadi tidak relevan. Misalnya, chart pattern yang terbentuk bisa dengan mudah invalid hanya dalam hitungan detik setelah berita dirilis.

Begitu pula dengan indikator teknikal seperti RSI, MACD, atau Bollinger Bands yang tidak mampu memberikan sinyal valid di tengah lonjakan harga. Bahkan analisis fundamental sekalipun tidak selalu bisa menebak dengan tepat bagaimana reaksi pasar terhadap suatu berita.


6. Likuiditas Pasar Bisa Menyusut

Meskipun volatilitas tinggi, ironisnya likuiditas pasar justru bisa menurun tajam menjelang rilis berita besar. Banyak pelaku pasar besar, termasuk bank dan institusi finansial, memilih menunggu untuk melihat hasil berita sebelum masuk ke pasar.

Dengan menurunnya likuiditas, eksekusi order trader menjadi semakin sulit. Harga bisa bergerak dalam gap yang besar, sehingga sulit bagi trader ritel untuk mendapatkan posisi sesuai keinginan. Kondisi ini memperbesar risiko slippage dan membuat trading menjadi semakin tidak terkendali.


7. Potensi Margin Call Meningkat

Bagi trader yang menggunakan leverage tinggi, open posisi menjelang news besar sama saja dengan berjudi. Pergerakan harga yang cepat dan tidak terduga bisa langsung menghantam saldo akun hanya dalam beberapa detik.

Jika tidak hati-hati, trader bisa terkena margin call atau bahkan stop out karena modal tidak mampu menahan fluktuasi ekstrem. Situasi seperti ini sering dialami trader pemula yang terlalu berani mengambil risiko tanpa mempertimbangkan kemungkinan terburuk.


8. Alternatif Strategi yang Lebih Bijak

Daripada memaksakan diri open posisi menjelang rilis berita besar, ada beberapa strategi alternatif yang lebih aman:

  1. Menunggu konfirmasi arah pasar – Biarkan harga bergerak beberapa menit setelah news dirilis, lalu analisis arah trend baru yang lebih stabil.

  2. Gunakan pending order setelah news – Trader bisa menempatkan order buy stop atau sell stop di level tertentu, tetapi setelah volatilitas awal mereda.

  3. Trading sebelum hari news – Beberapa trader memilih mengambil posisi jauh sebelum news, saat pasar masih tenang, dengan stop loss yang terukur.

  4. Fokus ke news kecil-menengah – Jika ingin tetap memanfaatkan fundamental, cobalah berfokus pada berita berdampak sedang yang tidak menimbulkan gejolak ekstrem.

Dengan strategi yang lebih terukur, trader bisa meminimalisir risiko sekaligus tetap mendapatkan peluang profit.


9. Kesimpulan

Open posisi menjelang rilis news besar memang terlihat menarik karena potensi profit dalam waktu singkat. Namun kenyataannya, risiko yang dihadapi jauh lebih besar dibandingkan peluang yang ada. Volatilitas ekstrem, spread melebar, slippage, stop loss hunting, hingga gangguan psikologis membuat trading di momen ini lebih mirip dengan berjudi daripada berinvestasi.

Trader yang bijak sebaiknya tidak terburu-buru masuk pasar saat rilis berita besar. Lebih baik menunggu hingga kondisi pasar kembali stabil dan arah trend lebih jelas. Dengan disiplin menghindari jebakan news trading, trader bisa menjaga konsistensi profit dalam jangka panjang.


Apabila Anda serius ingin menguasai dunia trading forex dengan cara yang lebih aman, konsisten, dan penuh strategi, bergabunglah dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana Anda akan mendapatkan bimbingan dari mentor berpengalaman, materi lengkap, serta komunitas trader aktif yang siap membantu perjalanan Anda menuju profit konsisten.

Jangan biarkan keputusan emosional saat news besar merusak akun Anda. Saatnya belajar trading dengan metode yang benar, memahami manajemen risiko, serta menguasai strategi profesional yang telah terbukti efektif. Daftarkan diri Anda sekarang di www.didimax.co.id dan mulailah perjalanan trading yang lebih terarah dan penuh peluang!