Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kenapa Yen Sering Menguat Saat Krisis? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kenapa Yen Sering Menguat Saat Krisis? Ini Penjelasan Lengkapnya

by Rizka

Kenapa Yen Sering Menguat Saat Krisis? Ini Penjelasan Lengkapnya

Dalam dunia keuangan global, mata uang yen Jepang kerap menjadi sorotan, terutama saat terjadi gejolak ekonomi atau krisis global. Fenomena ini menarik karena yen cenderung menguat ketika pasar sedang mengalami ketidakpastian atau risiko tinggi. Padahal, jika melihat fundamental ekonomi Jepang yang tidak selalu dalam kondisi prima, penguatan yen ini menjadi paradoks tersendiri.

Lalu, kenapa yen justru menguat saat dunia sedang dilanda krisis? Apakah ini berkaitan dengan kekuatan ekonomi Jepang, kebijakan pemerintah, atau ada faktor lain yang lebih mendalam? Artikel ini akan mengupas secara komprehensif faktor-faktor yang menyebabkan yen sering menjadi mata uang "safe haven" dan bagaimana perilaku investor global mempengaruhi nilai tukar mata uang tersebut.

Yen sebagai Safe Haven: Apa Artinya?

Safe haven adalah istilah dalam dunia investasi untuk menyebut aset yang dianggap aman ketika terjadi ketidakpastian di pasar global. Ketika krisis melanda, seperti krisis finansial 2008, pandemi COVID-19, atau konflik geopolitik seperti perang dagang atau perang antarnegara, para investor biasanya mengalihkan dananya dari aset berisiko tinggi ke aset yang dianggap lebih stabil. Yen termasuk salah satu dari sedikit mata uang yang memiliki status safe haven, selain dolar AS dan franc Swiss.

Status yen sebagai safe haven sudah terbentuk sejak lama. Bahkan ketika Jepang sendiri sedang menghadapi masalah ekonomi seperti deflasi berkepanjangan atau utang pemerintah yang sangat tinggi, yen tetap dicari oleh investor global pada saat krisis. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: mengapa mata uang dari negara dengan berbagai tantangan ekonomi justru dianggap aman?

Alasan Yen Menguat Saat Krisis

1. Struktur Ekonomi Jepang yang Unik

Salah satu alasan utama yen menguat saat krisis adalah karena struktur ekonomi dan keuangan Jepang. Jepang adalah salah satu negara dengan surplus neraca berjalan terbesar di dunia. Artinya, negara ini memiliki ekspor yang lebih besar daripada impornya, serta investasi luar negeri yang menghasilkan arus kas masuk ke Jepang.

Surplus ini membuat Jepang tidak terlalu bergantung pada modal asing untuk membiayai ekonominya. Ketika terjadi krisis global, negara-negara dengan defisit neraca berjalan cenderung mengalami tekanan pada mata uangnya karena investor menarik dananya. Sebaliknya, Jepang dengan surplusnya justru lebih tahan terhadap gejolak global.

2. Investor Jepang yang Sangat Aktif di Luar Negeri

Investor institusional Jepang, seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi, memiliki investasi besar di luar negeri. Mereka biasanya berinvestasi dalam obligasi negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Saat terjadi krisis, banyak dari investor ini memilih untuk memulangkan dananya kembali ke Jepang (repatriasi dana), terutama karena mereka perlu menjaga kestabilan portofolio mereka. Proses repatriasi ini menyebabkan permintaan terhadap yen meningkat, yang pada akhirnya menyebabkan penguatan mata uang tersebut.

3. Tingkat Suku Bunga yang Rendah dan Strategi "Carry Trade"

Yen Jepang memiliki suku bunga yang sangat rendah, bahkan mendekati nol atau negatif. Dalam kondisi normal, investor global melakukan strategi yang disebut carry trade, yaitu meminjam yen dengan bunga rendah dan menginvestasikannya ke aset dengan bunga lebih tinggi di negara lain. Namun saat terjadi krisis, strategi carry trade ini dibalik: investor menutup posisi mereka dan membeli kembali yen untuk melunasi pinjaman. Proses unwinding carry trade ini menciptakan lonjakan permintaan terhadap yen dan menyebabkan nilainya menguat.

4. Kepercayaan Terhadap Stabilitas Politik dan Ekonomi Jepang

Jepang dikenal sebagai negara dengan sistem pemerintahan yang stabil dan masyarakat yang disiplin. Meskipun mengalami stagnasi ekonomi selama beberapa dekade, negara ini tidak pernah mengalami krisis politik besar, korupsi sistemik, atau ketidakpastian hukum seperti yang terjadi di beberapa negara berkembang. Hal ini membuat investor tetap menaruh kepercayaan terhadap Jepang, terutama dalam hal menjaga nilai mata uangnya.

5. Likuiditas Yen di Pasar Global

Yen adalah salah satu dari mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Tingginya likuiditas ini membuat yen menjadi pilihan utama bagi investor besar untuk melakukan transaksi besar-besaran, terutama ketika ingin keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset yang lebih aman. Likuiditas tinggi berarti mata uang ini mudah dibeli dan dijual tanpa menyebabkan fluktuasi harga besar, sehingga lebih disukai saat pasar sedang panik.

Studi Kasus: Yen Menguat di Tengah Krisis

Sebagai contoh konkret, mari kita lihat bagaimana yen bereaksi saat krisis finansial global 2008. Pada tahun tersebut, pasar keuangan dunia runtuh akibat krisis subprime mortgage di AS. Investor panik dan mulai menarik dana dari pasar saham, obligasi korporasi, dan aset berisiko lainnya. Dalam waktu singkat, yen menguat drastis terhadap dolar AS dan euro.

Hal serupa terjadi saat pandemi COVID-19 meledak pada awal tahun 2020. Meskipun Jepang sendiri menghadapi tekanan besar karena ekonomi global berhenti, yen tetap menguat dibandingkan mata uang lain karena investor menganggapnya sebagai tempat aman untuk menaruh uang sementara.

Risiko dan Tantangan bagi Jepang

Meski penguatan yen terlihat sebagai hal positif, terutama dari sisi nilai mata uang, kondisi ini sebenarnya juga memiliki dampak negatif bagi ekonomi Jepang. Yen yang terlalu kuat membuat barang-barang ekspor Jepang menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar internasional. Hal ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi Jepang, terutama karena negara ini sangat bergantung pada ekspor.

Selain itu, penguatan yen yang disebabkan oleh faktor eksternal (seperti krisis global) cenderung tidak stabil dan sulit diprediksi. Pemerintah Jepang dan Bank of Japan sering kali mencoba menstabilkan nilai tukar dengan melakukan intervensi di pasar valas, tetapi hasilnya tidak selalu efektif.

Apa Pelajaran untuk Trader?

Bagi trader, fenomena penguatan yen saat krisis ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Pemahaman yang baik tentang perilaku pasar, kebijakan moneter Jepang, dan sentimen global sangat penting dalam mengambil keputusan trading. Banyak trader profesional menggunakan strategi "safe haven play" dengan masuk ke posisi buy terhadap yen ketika indikator ekonomi global menunjukkan potensi resesi atau ketidakpastian tinggi.

Namun tentu saja, setiap keputusan trading tetap harus didasarkan pada analisis teknikal dan fundamental yang matang. Jangan hanya mengandalkan berita atau tren sesaat, karena pasar sangat dinamis dan bisa berubah dalam waktu singkat.


Ingin belajar lebih dalam tentang bagaimana memanfaatkan peluang seperti penguatan yen saat krisis? Yuk, ikut program edukasi trading dari Didimax! Didimax menyediakan pembelajaran gratis seputar forex dan pasar global, mulai dari level pemula hingga mahir, dibimbing langsung oleh mentor-mentor berpengalaman di dunia trading.

Kunjungi website www.didimax.co.id sekarang juga dan daftarkan dirimu! Jangan lewatkan kesempatan untuk memahami strategi pasar global, membaca peluang dari kondisi krisis, serta membangun fondasi kuat dalam dunia trading yang kompetitif.