Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kepercayaan Global dan Yuan: Masih Jauh dari Harapan?

Kepercayaan Global dan Yuan: Masih Jauh dari Harapan?

by rizki

Kepercayaan Global dan Yuan: Masih Jauh dari Harapan?

Di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi global yang terus berkembang, kepercayaan terhadap mata uang suatu negara menjadi tolok ukur penting dalam menilai stabilitas dan kekuatan ekonomi negara tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perbincangan terjadi mengenai posisi Yuan—mata uang resmi Tiongkok—dalam sistem keuangan global. Dengan ambisi besar pemerintah Tiongkok untuk menjadikan Yuan sebagai mata uang cadangan global, pertanyaannya tetap: sejauh mana dunia percaya pada Yuan? Apakah kepercayaan global terhadap Yuan masih jauh dari harapan?

Yuan dan Ambisi Internasionalisasi

Yuan, atau Renminbi (RMB), telah menjadi simbol dari kekuatan ekonomi Tiongkok yang meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir. Sejak awal reformasi ekonomi di akhir 1970-an, Tiongkok telah bertransformasi menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, hanya di belakang Amerika Serikat. Sejalan dengan pertumbuhan ini, Beijing mulai mendorong agar Yuan bisa digunakan lebih luas dalam transaksi internasional, menyaingi dominasi Dolar AS.

Salah satu tonggak penting dalam proses ini terjadi pada tahun 2016 ketika Dana Moneter Internasional (IMF) memasukkan Yuan ke dalam keranjang Special Drawing Rights (SDR), bersama dengan Dolar AS, Euro, Yen Jepang, dan Pound Sterling. Keputusan ini menandakan pengakuan global terhadap pentingnya Yuan dalam sistem keuangan dunia. Namun, pengakuan ini belum cukup untuk menjadikan Yuan sebagai alternatif utama dari Dolar.

Hambatan dalam Membangun Kepercayaan Global

Meski memiliki dasar ekonomi yang kuat, Yuan menghadapi sejumlah tantangan besar dalam meraih kepercayaan global. Salah satunya adalah kontrol ketat pemerintah Tiongkok terhadap nilai tukar Yuan. Tidak seperti Dolar atau Euro yang nilai tukarnya ditentukan oleh mekanisme pasar, nilai Yuan sering kali ditentukan oleh bank sentral Tiongkok (PBOC), yang menimbulkan keraguan di kalangan investor global terhadap transparansi dan stabilitas jangka panjangnya.

Selain itu, keterbatasan dalam konvertibilitas penuh Yuan juga menjadi penghalang utama. Pemerintah Tiongkok masih memberlakukan kontrol modal yang ketat, membatasi aliran uang keluar masuk negeri. Dalam sistem keuangan global yang sangat likuid dan terbuka, mata uang yang tidak sepenuhnya konvertibel sulit untuk mendapatkan kepercayaan luas sebagai alat tukar atau penyimpan nilai.

Yuan Digital dan Masa Depan Keuangan Global

Sebagai bagian dari strategi internasionalisasi Yuan, Tiongkok telah memperkenalkan Yuan Digital atau e-CNY. Proyek ini menjadikan Tiongkok sebagai negara besar pertama yang meluncurkan mata uang digital bank sentral (CBDC) secara publik. Yuan Digital memungkinkan pemerintah memiliki kontrol penuh atas transaksi keuangan domestik dan lintas batas, sekaligus membuka potensi untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran berbasis Dolar seperti SWIFT.

Namun, adopsi Yuan Digital secara internasional masih menghadapi tantangan serupa seperti Yuan konvensional. Negara-negara lain masih melihat Yuan dengan skeptisisme, terutama karena kekhawatiran atas privasi, pengawasan negara, serta kemungkinan digunakan sebagai alat politik dan ekonomi oleh Beijing.

Peran Geopolitik dan Persepsi Global

Faktor geopolitik tidak bisa diabaikan ketika membahas kepercayaan terhadap Yuan. Ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, memberikan pengaruh besar terhadap persepsi investor terhadap stabilitas jangka panjang Yuan. Sanksi ekonomi, perang dagang, dan kebijakan luar negeri Tiongkok yang dianggap agresif di Laut China Selatan serta terhadap Taiwan menambah keraguan terhadap niat dan komitmen Beijing dalam menciptakan sistem keuangan global yang terbuka dan adil.

Sebagai perbandingan, Dolar AS tetap menjadi mata uang global yang dominan karena stabilitas politik Amerika, aturan hukum yang transparan, dan pasar keuangan yang dalam dan likuid. Keunggulan ini tidak mudah disaingi hanya dengan kekuatan ekonomi atau kebijakan moneter yang terpusat.

Dukungan dari Negara Berkembang

Meski menghadapi resistensi dari negara-negara Barat, Tiongkok justru menemukan peluang dalam memperluas penggunaan Yuan di negara-negara berkembang, terutama melalui inisiatif Belt and Road Initiative (BRI). Dalam banyak proyek infrastruktur yang didanai oleh Tiongkok, penggunaan Yuan sebagai alat transaksi mulai ditingkatkan.

Beberapa negara juga mulai menandatangani kesepakatan bilateral untuk menyelesaikan perdagangan dalam Yuan, terutama dalam perdagangan minyak dan gas dengan Rusia, Iran, dan beberapa negara Afrika. Meski langkah ini menunjukkan adanya kemajuan, namun volumenya masih kecil jika dibandingkan dengan total transaksi global yang didominasi oleh Dolar AS.

Statistik Terbaru: Posisi Yuan dalam Transaksi Global

Menurut data terbaru dari SWIFT pada tahun 2025, Yuan hanya digunakan dalam sekitar 4–5% dari total transaksi internasional. Bandingkan dengan Dolar AS yang tetap memegang pangsa lebih dari 40%, diikuti oleh Euro sekitar 25%. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan adopsi, Yuan masih jauh dari menjadi mata uang utama dalam sistem pembayaran global.

Sementara itu, dalam hal cadangan devisa global, data IMF menunjukkan bahwa porsi Yuan di portofolio cadangan devisa dunia masih di bawah 3%, jauh dibandingkan Dolar yang menyumbang lebih dari 58%. Ini menunjukkan bahwa bank sentral global masih berhati-hati dalam mengandalkan Yuan sebagai penyimpan nilai.

Kepercayaan: Sebuah Proses, Bukan Sekadar Kebijakan

Kepercayaan bukan sesuatu yang dapat dibangun hanya dengan kebijakan ekonomi atau pengaruh politik. Ia adalah hasil dari konsistensi, transparansi, dan keterbukaan dalam jangka panjang. Dalam konteks ini, Tiongkok masih menghadapi pekerjaan rumah yang besar. Untuk meningkatkan kepercayaan global terhadap Yuan, reformasi struktural di bidang hukum, keuangan, dan tata kelola perlu dilakukan.

Pasar keuangan yang terbuka, nilai tukar yang lebih fleksibel, konvertibilitas penuh, serta komitmen pada aturan internasional akan menjadi fondasi penting jika Beijing ingin melihat Yuan bersaing sejajar dengan Dolar dalam beberapa dekade ke depan.

Namun pertanyaannya tetap: apakah pemerintah Tiongkok bersedia melakukan reformasi mendasar tersebut, mengingat kontrol terhadap ekonomi adalah bagian penting dari model kekuasaan mereka?

Penutup

Yuan memang telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam perjalanan panjang menuju mata uang global. Dukungan domestik yang kuat, adopsi teknologi seperti Yuan Digital, serta inisiatif bilateral dengan negara berkembang memberikan sinyal positif. Namun, jika kita berbicara tentang kepercayaan global secara menyeluruh, Yuan masih berada di jalur panjang yang penuh tantangan.

Masyarakat internasional masih menunggu langkah konkret dari Tiongkok untuk membuktikan bahwa mereka bukan hanya ingin membentuk sistem baru yang lebih menguntungkan Beijing, tetapi juga bersedia memainkan peran dalam sistem global yang lebih terbuka, adil, dan dapat dipercaya.


Ingin memahami lebih dalam bagaimana dinamika mata uang global seperti Yuan, Dolar, dan Euro mempengaruhi pasar trading? Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli di bidangnya. Didimax menghadirkan program edukasi trading yang dirancang untuk membekali Anda dengan pengetahuan dan strategi terbaik dalam menghadapi pasar global yang dinamis.

Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan daftarkan diri Anda dalam program edukasi trading GRATIS. Pelajari analisis teknikal, fundamental, hingga manajemen risiko bersama Didimax, dan jadilah trader yang lebih cerdas dan siap menghadapi tantangan pasar dunia.