Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kesalahan Umum dalam Carry Trade yang Harus Dihindari

Kesalahan Umum dalam Carry Trade yang Harus Dihindari

by Rizka

Kesalahan Umum dalam Carry Trade yang Harus Dihindari

Carry trade adalah salah satu strategi trading yang cukup populer di kalangan trader, terutama mereka yang memahami dinamika suku bunga antar negara. Strategi ini melibatkan peminjaman dana dalam mata uang dengan suku bunga rendah, lalu menginvestasikannya ke dalam mata uang yang menawarkan suku bunga lebih tinggi. Keuntungan yang diincar berasal dari selisih suku bunga tersebut—yang dikenal sebagai "carry". Namun, meskipun konsep dasarnya sederhana, implementasi carry trade penuh tantangan dan bisa sangat berisiko jika tidak dikelola dengan baik.

Dalam praktiknya, banyak trader yang terjebak oleh asumsi-asumsi keliru, kurangnya perencanaan, hingga ketidaktahuan akan risiko-risiko tersembunyi. Untuk itu, penting bagi setiap trader, terutama yang masih pemula, untuk memahami kesalahan umum dalam carry trade yang harus dihindari.

1. Mengabaikan Risiko Nilai Tukar

Salah satu kesalahan paling mendasar dalam carry trade adalah mengabaikan fluktuasi nilai tukar. Trader sering kali terlalu fokus pada selisih suku bunga dan lupa bahwa keuntungan dari carry trade bisa dengan mudah terkikis atau bahkan berubah menjadi kerugian jika nilai tukar bergerak tidak sesuai harapan.

Sebagai contoh, seorang trader meminjam dalam mata uang yen Jepang yang bersuku bunga rendah, kemudian menukar dana tersebut ke dolar Australia yang menawarkan suku bunga lebih tinggi. Jika selama masa hold posisi terjadi penguatan yen terhadap dolar Australia, maka ketika dikonversi kembali ke yen, trader bisa mengalami kerugian kurs, meskipun ia mendapatkan bunga positif dari selisih suku bunga.

2. Tidak Memperhitungkan Risiko Geopolitik dan Makroekonomi

Carry trade sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan politik global. Ketika pasar sedang stabil, carry trade bisa memberikan keuntungan yang konsisten. Namun, dalam masa ketidakpastian—seperti saat terjadi krisis ekonomi, perang, atau gejolak politik—investor cenderung menghindari risiko dan kembali ke mata uang safe haven seperti USD atau JPY. Dalam situasi ini, strategi carry trade bisa menjadi bumerang.

Trader yang tidak memperhatikan berita-berita fundamental atau tidak memahami dampak kebijakan moneter bisa terjebak dalam posisi yang berisiko tinggi. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperbarui informasi pasar dan memahami indikator ekonomi utama yang memengaruhi kebijakan suku bunga seperti inflasi, PDB, dan data ketenagakerjaan.

3. Overleveraging

Penggunaan leverage memang menggoda karena memungkinkan trader mengontrol posisi besar dengan modal kecil. Namun, dalam carry trade, leverage bisa menjadi pedang bermata dua. Banyak trader pemula tergoda untuk membuka posisi besar demi mengejar bunga yang lebih tinggi. Padahal, fluktuasi kecil dalam nilai tukar bisa menyebabkan margin call atau bahkan membuat akun mereka terlikuidasi.

Overleveraging sering kali menjadi penyebab utama kegagalan dalam carry trade. Bahkan jika arah pergerakan harga sesuai dengan prediksi, volatilitas sementara bisa menghantam akun jika tidak ada manajemen risiko yang baik.

4. Terlalu Fokus pada Suku Bunga Saja

Salah satu kesalahan umum lainnya adalah hanya fokus pada suku bunga tanpa memperhatikan faktor fundamental lain. Banyak trader terjebak memilih pasangan mata uang hanya karena menawarkan selisih suku bunga yang besar, tanpa menganalisis kestabilan ekonomi dari kedua negara yang terlibat.

Misalnya, jika mata uang dengan suku bunga tinggi berasal dari negara yang sedang mengalami inflasi tinggi, defisit anggaran besar, atau ketidakpastian politik, maka ada risiko besar nilai mata uang tersebut akan terdepresiasi. Maka, walaupun trader mendapatkan bunga positif, kerugian dari depresiasi nilai tukar bisa jauh lebih besar.

5. Tidak Menggunakan Stop Loss atau Take Profit

Carry trade sering kali melibatkan posisi yang ditahan dalam jangka waktu lama. Karena itu, banyak trader yang berpikir bahwa stop loss tidak terlalu diperlukan. Padahal, dalam kondisi pasar yang bergerak cepat, stop loss bisa menjadi penyelamat dari kerugian besar.

Begitu pula dengan take profit. Tanpa target keuntungan yang jelas, trader bisa terjebak dalam euforia atau bahkan takut mengambil keuntungan, berharap pasar akan terus bergerak sesuai prediksi. Padahal, pasar bisa berbalik arah kapan saja.

6. Salah Memilih Broker

Tidak semua broker memberikan fasilitas yang mendukung carry trade. Misalnya, beberapa broker tidak membayarkan bunga harian (swap) atau justru mengenakan swap negatif, meskipun posisi kita seharusnya mendapat bunga positif.

Selain itu, trader juga harus memastikan bahwa broker yang digunakan transparan, teregulasi, dan memiliki spread serta biaya yang wajar. Kesalahan memilih broker bisa membuat strategi carry trade menjadi tidak efektif.

7. Tidak Paham Mekanisme Swap

Carry trade sangat bergantung pada perhitungan swap atau bunga harian. Namun, banyak trader tidak benar-benar memahami bagaimana swap dihitung, kapan bunga dibayarkan, dan bagaimana dampaknya terhadap posisi.

Misalnya, ada yang tidak menyadari bahwa pada hari Rabu, swap dihitung tiga kali lipat karena mencakup akhir pekan. Jika tidak memahami hal ini, trader bisa kaget melihat potongan besar pada saldo akun mereka di hari Kamis pagi.

8. Tidak Diversifikasi

Menempatkan semua modal hanya pada satu posisi carry trade adalah kesalahan besar. Jika posisi tersebut gagal, seluruh modal bisa hilang. Carry trade sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio. Dengan menyebar risiko ke berbagai instrumen dan strategi, potensi kerugian bisa diminimalkan.

9. Tidak Melakukan Backtest

Sebelum menerapkan strategi carry trade secara live, sebaiknya trader melakukan backtest terhadap pasangan mata uang yang dipilih. Dengan memeriksa data historis, trader bisa melihat bagaimana kinerja pasangan tersebut dalam berbagai kondisi pasar. Ini membantu dalam menyusun ekspektasi realistis dan menghindari kesalahan yang sama.

10. Mengabaikan Psikologi Trading

Carry trade membutuhkan kesabaran dan disiplin tinggi. Trader yang tidak memiliki kontrol emosi bisa saja menutup posisi terlalu cepat karena takut, atau mempertahankan posisi merugi karena harapan kosong. Emosi seperti serakah, takut, dan panik sering kali menjadi penghalang utama keberhasilan dalam carry trade.

Untuk itu, penting bagi trader memiliki trading plan yang jelas, serta rutin mengevaluasi kinerja dan psikologi trading mereka.


Jika Anda tertarik mendalami strategi carry trade atau ingin memahami lebih dalam tentang cara kerja pasar forex, ada baiknya Anda tidak belajar sendiri. Banyak sekali hal teknis dan fundamental yang perlu dikuasai agar bisa sukses dan terhindar dari kesalahan-kesalahan umum seperti yang dijelaskan di atas.

Didimax sebagai salah satu broker forex terpercaya di Indonesia menyediakan program edukasi trading gratis dan terbuka untuk umum. Anda akan dibimbing langsung oleh mentor-mentor profesional yang berpengalaman di dunia trading. Mulai dari dasar-dasar trading, analisis teknikal, fundamental, hingga strategi-strategi seperti carry trade, semuanya diajarkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Daftarkan diri Anda sekarang juga melalui website resmi www.didimax.co.id dan mulai perjalanan Anda menjadi trader yang cerdas dan siap bersaing di pasar global.